Platelet Function Test Anti P2Y12: Pemeriksaan Penting untuk Terapi Antiplatelet Lebih Tepat

Table of Contents

INFOLABMED.COM - Platelet Function Test Anti P2Y12 adalah pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk menilai respons pasien terhadap obat antiplatelet, khususnya golongan inhibitor reseptor P2Y12 seperti clopidogrel, prasugrel, dan ticagrelor. 

Pemeriksaan ini menjadi penting dalam pengelolaan pasien dengan risiko trombosis, terutama pasca pemasangan stent jantung, sindrom koroner akut, atau stroke iskemik.

Baca juga: Badan Inklusi HbH: Ciri Khas Talasemia Alfa yang Sering Terlewatkan

Mengapa Tes Ini Penting?

Tidak semua pasien merespons obat antiplatelet dengan cara yang sama. Resistensi terhadap clopidogrel misalnya, dapat meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular berulang. Platelet Function Test Anti P2Y12 membantu:

  • Mengevaluasi efektivitas obat antiplatelet
  • Menentukan risiko trombosis berulang
  • Membantu dokter menyesuaikan dosis atau mengganti terapi
  • Mencegah komplikasi perdarahan akibat dosis berlebihan

Indikasi Pemeriksaan

Tes ini biasanya direkomendasikan pada pasien dengan kondisi berikut:

  • Pasca pemasangan stent koroner
  • Riwayat serangan jantung atau stroke
  • Sindrom koroner akut
  • Kecurigaan resistensi clopidogrel
  • Evaluasi sebelum tindakan bedah tertentu
  • Monitoring terapi antiplatelet jangka panjang

Metode Pemeriksaan yang Umum Digunakan

Beberapa metode yang digunakan dalam Platelet Function Test Anti P2Y12 antara lain:

  • VerifyNow P2Y12 Assay
  • Light Transmission Aggregometry (LTA)
  • VASP Phosphorylation Assay
  • Multiplate Analyzer

Beberapa laboratorium menggunakan nilai PRU (P2Y12 Reaction Units) untuk mengukur tingkat penghambatan trombosit. Nilai yang tinggi menunjukkan respons rendah terhadap obat, sedangkan nilai rendah menunjukkan aktivitas antiplatelet yang baik.

Interpretasi Hasil

Hasil tes dianalisis berdasarkan tingkat penghambatan trombosit. Interpretasi umumnya meliputi:

  • Respons rendah (high on-treatment platelet reactivity/HTPR): Risiko tinggi trombosis
  • Respons adekuat: Terapi efektif
  • Respons berlebih (low on-treatment platelet reactivity/LTPR): Risiko perdarahan meningkat

Dokter akan menggunakan hasil pemeriksaan ini untuk menyesuaikan dosis atau mengganti jenis obat antiplatelet sesuai kebutuhan pasien.

Kapan Tes Ini Sebaiknya Dilakukan?

Pemeriksaan dapat dilakukan pada:

  • 1–2 minggu setelah memulai terapi P2Y12 inhibitor
  • Pasca kejadian trombotik ulang saat masih dalam pengobatan
  • Sebelum prosedur intervensi invasif
  • Ketika ada kecurigaan ketidakefektifan terapi

Keunggulan Pemeriksaan

  • Membantu personalisasi terapi
  • Mengurangi risiko gagal pengobatan
  • Meningkatkan keselamatan pasien
  • Mendukung keputusan klinis berbasis bukti

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya
Nadya Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment