Mesothelioma dan Kanker Paru: Perbedaan, Penyebab, dan Penanganan
INFOLABMED.COM - Memahami perbedaan antara mesothelioma dan kanker paru merupakan langkah krusial bagi masyarakat, tenaga medis, dan para pasien.
Meskipun keduanya merupakan penyakit ganas yang menyerang area dada dan sering dikaitkan dengan paparan zat berbahaya, asal usul, perilaku, serta pendekatan penanganannya sangatlah berbeda.
Baca juga : Carcinoembryonic Antigen (CEA): Biomarker Penting dalam Pemantauan Kanker
Kesadaran akan perbedaan mendasar ini dapat membantu dalam deteksi dini dan menentukan langkah pengobatan yang paling efektif.
Apa Itu Mesothelioma dan Kanker Paru?
Perbedaan paling mendasar terletak pada jaringan tempat kanker tersebut pertama kali tumbuh.
Mesothelioma adalah kanker langka yang menyerang mesothelium, yaitu lapisan tipis jaringan yang melapisi organ dalam tubuh seperti paru-paru (disebut pleura), rongga perut, dan jantung.
Jenis yang paling umum adalah mesothelioma pleura, yang terjadi pada lapisan sekitar paru-paru. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan paparan serat asbes.
Sementara itu, kanker paru (atau kanker paru-paru) adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel ganas yang berasal langsung dari jaringan paru-paru itu sendiri, khususnya dari sel-sel yang melapisi saluran udara (bronkus dan bronkiolus).
Kanker paru memiliki faktor risiko yang lebih luas, dengan merokok sebagai penyebab utama.
Penyebab dan Faktor Risiko Utama
Penyebab di balik kedua penyakit ini menjadi pembeda yang sangat jelas. Sebagaimana disampaikan dalam informasi awal, paparan asbes adalah faktor risiko dominan untuk mesothelioma.
Serat asbes yang terhirup akan tersangkut di paru-paru dan dapat berpindah ke pleura, menyebabkan iritasi dan perubahan genetik pada sel mesothelial selama puluhan tahun sebelum akhirnya berkembang menjadi kanker.
Masa latennya yang panjang, antara 20-60 tahun, membuat penyakit ini sering baru terdiagnosis di usia tua.
Di sisi lain, kanker paru memiliki spektrum penyebab yang lebih luas. Faktor utama dan terbesar adalah kebiasaan merokok, yang bertanggung jawab atas sebagian besar kasus.
Faktor risiko lainnya termasuk paparan radon, polusi udara, riwayat keluarga, dan paparan zat karsinogen lainnya di tempat kerja—termasuk asbes.
Penting dicatat bahwa paparan asbes juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru, selain mesothelioma.
Sebuah publikasi dalam Journal of Thoracic Oncology menegaskan kompleksitas hubungan ini: "Paparan asbes tidak hanya merupakan penyebab utama mesothelioma maligna, tetapi juga merupakan faktor risiko independen untuk kanker paru-paru, dengan efek sinergis yang kuat ketika dikombinasikan dengan merokok" (Carbone et al., 2019).
Artinya, seseorang yang merokok dan terpapar asbes memiliki risiko berkembangnya kanker paru yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya terpapar satu faktor saja.
Gejala dan Tantangan Diagnosis
Gejala mesothelioma dan kanker paru stadium awal seringkali tumpang tindih dan tidak khas, seperti batuk persisten, sesak napas, dan nyeri dada. Namun, ada sedikit perbedaan yang bisa menjadi petunjuk.
Gejala Mesothelioma Pleura sering melibatkan penumpukan cairan di rongga pleura (efusi pleura), yang menyebabkan sesak napas yang signifikan dan nyeri dada tajam yang tidak membaik dengan pengobatan biasa.
Gejala Kanker Paru dapat mencakup batuk yang tidak kunjung sembuh bahkan mungkin berdarah (hemoptisis), suara serak, penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab jelas, dan infeksi pernapasan berulang seperti bronkitis atau pneumonia.
Tantangan diagnosis untuk mesothelioma sering lebih besar karena kelangkaannya dan kemiripan gejalanya dengan kondisi lain.
Diagnosis biasanya memerlukan pencitraan mendalam (seperti CT scan) dan biopsi jaringan.
Pilihan Pengobatan dan Prognosis
Kedua kanker ini dianggap serius, tetapi perjalanan penyakit dan prognosisnya cenderung berbeda.
Mesothelioma dikenal sangat agresif dan sering terdiagnosis pada stadium yang sudah lanjut karena gejalanya yang samar. Hal ini membuat pengobatan menjadi sangat menantang. Pilihan pengobatan dapat mencakup operasi, kemoterapi, radiasi, dan terapi target, namun tingkat kesembuhannya rendah. Median harapan hidup setelah diagnosis biasanya berkisar antara 12 hingga 21 bulan.
Kanker Paru memiliki prognosis yang sangat bervariasi, sangat bergantung pada jenis selnya (sel kecil vs. non-sel kecil), stadium saat didiagnosis, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Kanker paru sel non-kecil (NSCLC) yang terdeteksi pada stadium sangat dini memiliki peluang penyembuhan yang lebih baik melalui pembedahan. Perkembangan pengobatan untuk kanker paru, seperti imunoterapi dan terapi yang ditargetkan, juga telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir.
Singkatnya, mesothelioma dan kanker paru adalah dua entitas penyakit yang berbeda.
Mesothelioma adalah kanker langka pada lapisan pelindung organ (mesothelium) yang hampir secara eksklusif disebabkan oleh paparan asbes.
Sementara kanker paru berasal dari jaringan paru itu sendiri dan utamanya dikaitkan dengan merokok, meskipun paparan asbes juga berkontribusi.
Baca juga : 5 Penyebab Mesothelioma Selain Asbes yang Perlu Diwaspadai
Pemahaman yang jelas tentang perbedaan penyebab, gejala, dan faktor risiko ini sangat penting untuk pencegahan, diagnosis dini, dan upaya meningkatkan hasil pengobatan bagi para pasien.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, dan Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.***
Post a Comment