5 Penyebab Mesothelioma Selain Asbes yang Perlu Diwaspadai

Table of Contents

5 Penyebab Mesothelioma Selain Asbes yang Perlu Diwaspadai


INFOLABMED.COM - Selama ini, paparan asbes dianggap sebagai penyebab utama kanker mesothelioma yang menyerang selaput paru-paru, jantung, atau perut. 

Namun, pemahaman ini seringkali mengaburkan fakta bahwa terdapat sejumlah faktor risiko lain yang signifikan. 

Baca juga : Pentingnya Pemeriksaan Dini Kanker: Deteksi, Pencegahan, dan Penyelamatan Jiwa

Banyak orang yang terpapar zat-zat tertentu atau memiliki kondisi medis tertentu juga dapat mengembangkan penyakit langka dan agresif ini, meski tanpa riwayat terpapar asbes sama sekali.

Penting untuk mengenali penyebab mesothelioma selain asbes untuk meningkatkan kewaspadaan, melakukan diagnosis yang lebih akurat, dan menerapkan langkah pencegahan yang lebih komprehensif. 

Faktor-faktor lain seperti mineral tertentu, radiasi, hingga komponen genetik turut berperan dalam perkembangan penyakit ini.

1. Paparan Mineral Lain: Erionit dan Silika

Selain asbes, dunia medis mengidentifikasi mineral lain yang memiliki potensi karsinogenik serupa. 

Erionit, sebuah zeolit alami yang berbentuk serat mikroskopis, merupakan salah satu yang paling ditakuti. 

Mineral ini telah dikaitkan secara kuat dengan wabah mesothelioma di daerah tertentu, seperti di beberapa wilayah di Turki.

Sebuah publikasi dalam jurnal Nature Reviews Cancer menyoroti betapa berbahayanya erionit ini. 

"Erionit adalah serat zeolit yang secara epidemiologis dikaitkan dengan insiden mesothelioma yang tinggi pada populasi manusia di Turki dan Amerika Utara. Secara keseluruhan, erionit lebih karsinogenik jika dibandingkan dengan asbes" (Carbone et al., 2011). 

Artinya, dalam kondisi tertentu, paparan erionit bahkan bisa lebih berbahaya daripada asbes itu sendiri.

Selain erionit, paparan silika kristalin dalam jangka panjang (biasanya dialami pekerja tambang atau pengecoran logam) juga diduga dapat meningkatkan risiko mesothelioma, meskipun mekanismenya masih terus diteliti dan sering dikaitkan dengan efek silikosis yang diderita pasien.

2. Paparan Radiasi dan Terapi Radioterapi

Faktor penyebab mesothelioma selain asbes berikutnya adalah paparan radiasi. Terdapat laporan kasus dimana seseorang yang pernah menjalani terapi radiasi (radioterapi) untuk kanker lain, seperti limfoma Hodgkin, kemudian mengembangkan mesothelioma di area yang terkena radiasi setelah bertahun-tahun kemudian.

Selain radioterapi, paparan terhadap thorium dioksida (Thorotrast), sebuah zat kontras yang digunakan dalam pencitraan radiologi pada pertengahan abad ke-20, juga terbukti meningkatkan risiko mesothelioma dan kanker hati. 

Meskipun Thorotrast sudah tidak digunakan lagi, efeknya masih dapat muncul pada orang yang terpapar puluhan tahun yang lalu.

3. Infeksi Virus SV40 dan Faktor Genetik

Temuan yang cukup mengejutkan dalam penelitian mesothelioma adalah keterkaitannya dengan virus Simian Virus 40 (SV40). 

Virus ini diketahui mencemari beberapa vaksin polio yang digunakan antara tahun 1955 dan 1963. 

Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa protein yang diproduksi oleh SV40 dapat mengganggu fungsi tumor suppressor dalam sel manusia, yang berpotensi memicu perkembangan kanker seperti mesothelioma.

Selain faktor eksternal seperti virus, faktor genetik juga diyakini berperan. Ini menjelaskan mengapa tidak semua orang yang terpapar asbes atau erionit tingkat tinggi akhirnya mengidap mesothelioma. 

Riwayat keluarga dengan mesothelioma menunjukkan adanya kerentanan genetik yang diturunkan. 

Mutasi pada gen seperti BAP1 (BRCA1 Associated Protein-1) sangat erat kaitannya dengan peningkatan risiko yang signifikan terhadap mesothelioma dan kanker lainnya.

4. Paparan Zat Kimia dan Polutan Industri Tertentu

Lingkungan kerja yang terpapar polutan industri tertentu juga dapat menjadi pemicu. 

Beberapa zat kimia yang memiliki karakteristik mirip serat asbes atau yang dapat menyebabkan peradangan kronis pada selaput mesothelium diduga menjadi faktor risiko. 

Ini termasuk paparan dalam industri tertentu yang mengolah:

  • Berilium: Logam yang digunakan dalam industri aerospace dan elektronik.
  • Nikel: Logam yang banyak digunakan dalam pelapisan dan baterai.
  • Serat keramik sintetis (Refractory Ceramic Fibers - RCFs): Digunakan sebagai isolasi termal pada suhu sangat tinggi.

Meskipun bukti untuk setiap zat ini masih terus berkembang, paparan terhadap polutan industri apa pun dalam jangka panjang selalu memerlukan protokol keselamatan yang ketat.

Meskipun asbes tetap menjadi faktor risiko terbesar, penting untuk memahami bahwa penyebab mesothelioma selain asbes sangatlah nyata dan beragam. 

Mulai dari paparan mineral erionit dan silika, radiasi, infeksi virus SV40, faktor keturunan genetik, hingga polutan industri tertentu, semua dapat berkontribusi terhadap timbulnya penyakit ini.

Meningkatkan kesadaran akan berbagai faktor risiko ini adalah kunci untuk pencegahan, deteksi dini, dan penanganan yang lebih tepat. 

Baca juga : Apa Saja Gejala Awal Mesothelioma yang Harus Diwaspadai? Kenali Tanda-Tandanya

Bagi mereka yang bekerja di industri berisiko atau memiliki riwayat keluarga dengan mesothelioma, konsultasi rutin dengan dokter sangat dianjurkan untuk memantau kondisi kesehatan.***


Sumber Referensi: Carbone, M., et al. (2011). Mesothelioma: scientific clues for prevention, diagnosis, and therapy. Nature Reviews Cancer.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui TelegramFacebook, dan Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment