Kultur Salmonella Shigella Feses dan Pentingnya Dalam Diagnosis Infeksi Saluran Cerna

Table of Contents

INFOLABMED.COM - Infeksi saluran cerna merupakan salah satu penyebab utama gangguan pencernaan yang sering dijumpai di layanan kesehatan. 

Dua bakteri yang paling sering menjadi penyebabnya adalah Salmonella dan Shigella. Untuk memastikan keberadaan kedua bakteri tersebut, diperlukan pemeriksaan Kultur Salmonella Shigella Feses di laboratorium mikrobiologi. 

Baca juga: Mengapa PT APTT Diperiksa Sebelum Tindakan Operasi

Pemeriksaan ini berperan penting dalam menentukan penyebab infeksi dan membantu dokter menetapkan terapi yang tepat.

Apa Itu Kultur Salmonella Shigella Feses

Kultur Salmonella Shigella Feses adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan bakteri Salmonella spp. dan Shigella spp. dalam sampel tinja pasien. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menanam sampel feses pada media selektif khusus yang mampu menumbuhkan bakteri patogen dan menghambat pertumbuhan flora normal usus. Hasil kultur ini akan membantu mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi usus secara spesifik.

Tujuan Pemeriksaan Kultur Salmonella Shigella Feses

Tujuan utama pemeriksaan ini adalah:

  1. Menegakkan diagnosis infeksi saluran cerna akibat bakteri Salmonella atau Shigella.
  2. Membedakan penyebab infeksi antara bakteri patogen dan flora normal usus.
  3. Menentukan pola resistensi antibiotik melalui uji sensitivitas agar pengobatan yang diberikan tepat sasaran.
  4. Memantau keberhasilan terapi pada pasien dengan infeksi usus yang sedang menjalani pengobatan.

Prosedur Pemeriksaan Kultur Salmonella Shigella Feses

  1. Pengambilan Sampel Feses Pasien diminta mengumpulkan sampel feses segar dalam wadah steril. Penting untuk menghindari kontaminasi urin atau air.
  2. Penanaman pada Media Selektif Sampel ditanam pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) atau Xylose Lysine Deoxycholate (XLD) agar yang dirancang untuk menyeleksi pertumbuhan bakteri patogen.
  3. Inkubasi Media diinkubasi pada suhu 35–37°C selama 18–24 jam. Koloni Salmonella biasanya muncul tidak berwarna dengan titik hitam di tengah, sedangkan Shigella tampak bening atau agak buram.
  4. Identifikasi Bakteri Koloni yang mencurigakan akan diuji lebih lanjut menggunakan biochemical test seperti uji Triple Sugar Iron (TSI), uji indole, dan uji motilitas.
  5. Uji Sensitivitas Antibiotik Setelah bakteri diidentifikasi, dilakukan antibiotic susceptibility test untuk menentukan antibiotik yang paling efektif melawan bakteri tersebut.

Hasil dan Interpretasi

  • Hasil Positif: Menunjukkan adanya pertumbuhan koloni khas Salmonella atau Shigella. Kondisi ini mengindikasikan infeksi saluran cerna akibat bakteri patogen.
  • Hasil Negatif: Tidak ditemukan pertumbuhan bakteri patogen, yang berarti infeksi kemungkinan disebabkan oleh faktor lain seperti virus, parasit, atau toksin makanan.

Interpretasi hasil harus dilakukan oleh dokter atau analis mikrobiologi dengan mempertimbangkan gejala klinis pasien, riwayat penyakit, dan hasil pemeriksaan penunjang lain.

Pentingnya Kultur Salmonella Shigella Feses

Pemeriksaan ini sangat penting terutama pada kasus diare akut, disentri, demam tifoid, atau keracunan makanan. Selain untuk diagnosis, kultur feses juga berfungsi dalam pengawasan epidemiologi guna mengetahui pola penyebaran bakteri patogen di masyarakat. Dengan deteksi dini melalui kultur feses, penyebaran penyakit dapat dicegah lebih cepat dan akurat.

Baca juga: FSH: Hormon Kunci untuk Kesuburan, Pubertas, dan Fungsi Reproduksi

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil pemeriksaan di antaranya:

  • Sampel yang tidak segar atau terkontaminasi.
  • Penggunaan antibiotik sebelum pengambilan sampel.
  • Proses transportasi sampel yang terlalu lama atau tidak menggunakan media transport yang sesuai.

Untuk hasil yang optimal, sampel harus diperiksa dalam waktu kurang dari 2 jam setelah pengambilan atau disimpan dalam media transport Cary-Blair pada suhu 4°C.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya
Nadya Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment