Strategi WHO: Menghitung Intensitas Infeksi Kunci Keberhasilan Program Pemberantasan Cacingan

Table of Contents

 

Strategi WHO: Menghitung Intensitas Infeksi Kunci Keberhasilan Program Pemberantasan Cacingan

INFOLABMED.COM - Dalam upaya global memberantas cacingan sebagai masalah kesehatan masyarakat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak hanya fokus pada pengobatan massal. 

Ada sebuah strategi kunci yang sering menjadi fondasinya: WHO merekomendasikan menghitung intensitas infeksi

Baca Juga: Protozoa Darah (Plasmodium falciparum) (Laporan Pengamatan Hasil Praktikum) - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik

Rekomendasi ini bukan tanpa alasan, melainkan berdasarkan bukti ilmiah bahwa intensitas infeksi memiliki kaitan langsung dengan derajat penyakit dan keefektifan program pemberantasan.

Pemahaman terhadap rekomendasi WHO ini sangat penting bagi para pemangku kebijakan, tenaga kesehatan, dan laboratorium. 

Artikel ini akan mengulas mengapa WHO merekomendasikan menghitung intensitas infeksi dan bagaimana hal tersebut menjadi penentu arah program pemberantasan cacingan.

Apa Itu Intensitas Infeksi dan Bagaimana Mengukurnya?

Intensitas infeksi merujuk pada jumlah (beban) cacing di dalam tubuh seseorang atau tingkat infeksi dalam suatu populasi. 

Cara paling praktis untuk mengukurnya adalah dengan melakukan kuantifikasi telur cacing dalam sampel tinja, yang hasilnya dinyatakan dalam jumlah telur per gram (EPG) tinja.

Metode yang distandardisasi WHO untuk tujuan ini adalah Metode Kato-Katz. Dengan data EPG inilah, infeksi dapat diklasifikasikan menjadi ringan, sedang, atau berat.

Kaitan Intensitas Infeksi dengan Derajat Penyakit

Alasan pertama WHO merekomendasikan menghitung intensitas infeksi adalah karena korelasi kuatnya dengan tingkat keparahan penyakit.

  • Infeksi Ringan: Biasanya ditandai dengan jumlah telur cacing yang rendah. Pada tingkat ini, penderita mungkin tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas atau hanya gejala yang sangat ringan.
  • Infeksi Sedang hingga Berat: Jumlah telur cacing yang tinggi menunjukkan beban cacing dewasa yang banyak di usus. Kondisi ini berkorelasi langsung dengan manifestasi klinis parah yang menjadi fokus WHO, seperti:
    • Anemia Defisiensi Besi yang signifikan.
    • Malnutrisi dan gangguan penyerapan nutrisi.
    • Stunting (pertumbuhan terhambat) pada anak.
    • Gangguan perkembangan kognitif dan penurunan prestasi belajar.

Dengan menghitung intensitas, tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi individu atau kelompok populasi yang paling berisiko mengalami dampak kesehatan terberat dan memprioritaskan penanganannya.

Peran dalam Program Pemberantasan Cacingan

Alasan kedua dan yang paling strategis mengapa WHO merekomendasikan menghitung intensitas infeksi adalah untuk memandu kebijakan dan evaluasi program pemberantasan cacingan skala luas.

1. Penentuan Frekuensi Pengobatan Massal

WHO menggunakan prevalensi dan intensitas infeksi di suatu daerah untuk menentukan strategi pengobatan pencegahan kemoterapi (Preventive Chemotherapy):

  • Area dengan Prevalensi Tinggi (>50%) dan Intensitas Berat: Direkomendasikan pemberian obat cacing untuk anak usia sekolah setiap tahun.
  • Area dengan Prevalensi Sedang (20% - 50%): Pemberian obat cacing setiap dua tahun.
  • Area dengan Prevalensi Rendah (<20%): Tidak diperlukan pengobatan massal, tetapi penanganan secara individual berdasarkan diagnosis.

2. Evaluasi Keberhasilan dan Penyesuaian Strategi

WHO merekomendasikan menghitung intensitas infeksi sebelum dan setelah program pengobatan massal dilakukan.

  • Alat Monitoring: Penurunan rata-rata intensitas infeksi (EPG) dalam suatu populasi adalah indikator keberhasilan program yang lebih sensitif daripada sekadar melihat prevalensi (angka positif/negatif).
  • Penanda Resistensi Obat: Jika intensitas infeksi tidak menurun setelah pemberian obat, hal ini dapat menjadi tanda awal terjadinya resistensi obat terhadap anthelmintik yang digunakan, sehingga perlu evaluasi strategi pengobatan.
  • Dasar Peninjauan Kebijakan: Data intensitas infeksi yang terus menurun dari tahun ke tahun dapat menjadi dasar untuk meninjau ulang dan mungkin mengurangi frekuensi pengobatan massal di daerah tersebut, mengalihkan sumber daya ke daerah yang lebih membutuhkan.

Rekomendasi WHO merekomendasikan menghitung intensitas infeksi menegaskan pendekatan yang berbasis bukti dan presisi dalam kesehatan masyarakat. 

Dengan beralih dari sekadar mendeteksi kehadiran cacing menjadi mengukur bebannya, program pemberantasan cacingan menjadi lebih terarah, efisien, dan efektif. 

Baca Juga: Trichomonas vaginalis: Penyebab, Gejala, dan Pemeriksaan Laboratorium untuk Infeksi Menular Seksual

Hal ini memastikan bahwa intervensi kesehatan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan dan sumber daya digunakan secara optimal untuk mencapai tujuan global memutus rantai penularan cacingan.

Mari dukung program kesehatan nasional dengan memahami pentingnya data laboratorium. 


Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui TelegramFacebookTwitter/XBerikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.



Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Selamat datang di my blog! Blog ini membahas dunia laboratorium medik dengan cara yang mudah dipahami. Dari teknik pemeriksaan, interpretasi hasil laboratorium, hingga tips seputar kesehatan, semuanya dikemas simpel, jelas, dan berbasis bukti ilmiah. Yuk, eksplorasi ilmu laboratorium bersama! 🔬🚀

Post a Comment