Infeksi Cacing Picu Perubahan Hematologi: Mengenal Anemia dan Eosinofilia sebagai Dampaknya
INFOLABMED.COM - Infeksi cacing dapat memicu perubahan hematologi, terutama pada komponen sel darah, yang sering kali menjadi petunjuk klinis penting di balik gejala yang dialami pasien.
Perubahan ini tidak hanya sekadar angka di atas kertas hasil laboratorium, tetapi mencerminkan gangguan fisiologis yang serius dalam tubuh.
Baca Juga: Tidak Hanya Deteksi, Ini Alasan Pentingnya Kuantifikasi Telur Cacing dalam Diagnosis
Dua perubahan hematologi yang paling sering dikaitkan dengan infeksi cacing adalah anemia (kekurangan sel darah merah) dan eosinofilia (peningkatan sel darah putih eosinofil).
Pemahaman tentang kaitan antara infeksi parasit dan perubahan dalam darah ini sangat crucial bagi tenaga medis dan laboratorium untuk menegakkan diagnosis yang akurat dan memberikan penanganan yang komprehensif.
Mekanisme Infeksi Cacing Menyebabkan Anemia
Anemia merupakan dampak hematologi yang paling dikenal dan banyak ditemukan pada infeksi cacing, khususnya yang disebabkan oleh cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Mekanismenya terjadi melalui dua cara utama:
- Kehilangan Darah Akibat Mengisap: Cacing tambang menempel pada dinding usus dengan menggunakan alat pengait di mulutnya dan menghisap darah inang. Seekor cacing tambang dapat menghisap darah antara 0,03 hingga 0,2 ml per hari. Pada infeksi berat dengan jumlah cacing yang banyak, kehilangan darah kronis ini dapat sangat signifikan.
- Perdarahan Lanjutan: Saat cacing berpindah tempat menempel, luka yang ditinggalkannya terus berdarah karena air liur cacing mengandung zat antikoagulan yang mencegah pembekuan darah.
Kehilangan darah yang terus-menerus ini menguras cadangan zat besi (Fe) tubuh, akhirnya menyebabkan anemia defisiensi besi.
Hal ini akan terlihat dalam hasil pemeriksaan darah lengkap dengan nilai hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), dan sel darah merah yang rendah.
Eosinofilia: Tanda Khas Respons Tubuh terhadap Parasit
Eosinofilia, yaitu peningkatan jumlah sel eosinofil dalam darah, adalah perubahan hematologi lain yang sangat khas.
Eosinofil adalah jenis sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi parasit dan terlibat dalam reaksi alergi.
- Pemicu Eosinofilia: Ketika cacing menginfeksi tubuh, sistem imun mengenali cacing sebagai ancaman dan memicu respons imun. Sumsum tulang kemudian memproduksi lebih banyak eosinofil untuk dilepaskan ke dalam aliran darah.
- Nilai Ambang Batas: Eosinofilia umumnya didiagnosis ketika jumlah eosinofil absolut melebihi 500 sel/µL darah. Pada infeksi cacing yang bermigrasi melalui jaringan (seperti Strongyloides stercoralis atau pada fase awal infeksi Ascaris), eosinofilia bisa sangat tinggi.
Dampak Klinis dan Pentingnya Pemeriksaan Penunjang
Perubahan hematologi ini memiliki dampak nyata bagi kesehatan:
- Anemia menyebabkan gejala seperti lemah, lesu, pucat, pusing, penurunan konsentrasi, dan pada anak-anak dapat menghambat tumbuh kembang serta prestasi belajar.
- Eosinofilia yang berat dan berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan jaringan karena pelepasan kandungan granular dari eosinofil.
Oleh karena itu, ketika seorang pasien, terutama dari daerah endemis, datang dengan gejala anemia yang tidak jelas penyebabnya atau ditemukan eosinofilia dalam hasil darah rutin, pemeriksaan feses untuk mendeteksi telur cacing harus menjadi langkah berikutnya yang wajib dilakukan.
Infeksi cacing memang dapat memicu perubahan hematologi, terutama anemia defisiensi besi dan eosinofilia.
Kedua kondisi ini adalah dampak langsung dari aktivitas cacing di dalam tubuh dan respons imun terhadapnya.
Baca Juga: Soil-Transmitted Helminths (STH): Ancaman Cacingan dari Tanah yang Wajib Diwaspadai
Pemeriksaan darah lengkap yang menunjukkan kedua tanda ini harus menjadi alarm untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kemungkinan infeksi parasit.
Pendekatan diagnostik yang menggabungkan temuan klinis, hematologi, dan pemeriksaan parasitologi feses adalah kunci untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan成功 dalam penatalaksanaan infeksi cacing.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.

Post a Comment