Fiksasi Jaringan: Proses Penting dalam Histologi untuk Hasil Diagnosis Akurat

Table of Contents

 

Fiksasi Jaringan: Proses Penting dalam Histologi untuk Hasil Diagnosis Akurat

INFOLABMED.COM - Fiksasi jaringan merupakan tahap fundamental dalam proses pembuatan preparat histologi. 

Baca juga : Teori Fiksasi: Prinsip, Tujuan, dan Prosedur Penting untuk Pengawetan Jaringan

Tanpa fiksasi yang tepat, struktur sel dan jaringan dapat rusak, mengakibatkan kesalahan diagnosis. Lalu, apa sebenarnya fiksasi jaringan dan mengapa proses ini begitu penting?

Apa Itu Fiksasi Jaringan?

Fiksasi jaringan adalah proses pengawetan jaringan dengan menggunakan bahan kimia (fiksatif) untuk mencegah autolisis, pembusukan, serta mempertahankan struktur sel dan komponen ekstraseluler sedekat mungkin dengan kondisi aslinya.

Tujuan Fiksasi Jaringan

  • Menghentikan proses metabolisme sel secara cepat.
  • Mencegah kerusakan jaringan oleh enzim proteolitik (autolisis).
  • Mempertahankan struktur morfologi sel dan jaringan.
  • Meningkatkan afinitas jaringan terhadap zat warna (staining).

Jenis-Jenis Fiksatif yang Umum Digunakan

  1. Formalin (10% Formaldehyde) – Larutan paling umum digunakan, cocok untuk berbagai jenis jaringan.
  2. Bouin’s Fluid – Ideal untuk jaringan lunak dan embrio.
  3. Zenker’s Fluid – Baik untuk jaringan ikat dan darah.
  4. Alkohol (Etanol/Metanol) – Sering dipakai untuk fiksasi cepat.

Metode Fiksasi

  • Immersi (Perendaman) – Jaringan direndam dalam larutan fiksatif.
  • Perfusi – Fiksatif dialirkan melalui pembuluh darah (biasanya pada hewan percobaan).
  • Microwave-Assisted Fixation – Mempercepat proses fiksasi dengan gelombang mikro.

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Fiksasi

  • Waktu Fiksasi – Terlalu lama dapat menyebabkan jaringan menjadi keras dan rapuh.
  • Suhu – Suhu ruang ideal, kecuali untuk metode tertentu seperti fiksasi dingin.
  • Ukuran Jaringan – Jaringan harus dipotong kecil (3-5 mm) agar fiksatif meresap sempurna.

Masalah Umum dalam Fiksasi

  • Underfixation – Jaringan tidak terfiksasi sempurna, menyebabkan artefak.
  • Overfixation – Jaringan menjadi terlalu keras, sulit dipotong.
  • Penggunaan Formalin Kadaluarsa – Mengurangi efektivitas fiksasi.

Baca juga : Teknik Fiksasi Sediaan Histologik dan Sitologi: Panduan Lengkap untuk Laboratorium Medis

Perkembangan Teknik Fiksasi Modern

Kini, tersedia teknik fiksasi berbasis formalin-free untuk mengurangi toksisitas, serta penggunaan fiksasi digital dalam patologi modern.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment