Cacing di Dalam Usus: Jenis, Gejala, Diagnosis, dan Cara Pengo

Table of Contents

 

INFOLABMED.COM - Infeksi cacing di dalam usus, atau yang biasa dikenal sebagai cacingan, merupakan masalah kesehatan yang masih sering terjadi, terutama di daerah dengan sanitasi yang kurang baik. 

Parasit ini hidup dan berkembang biak di dalam saluran pencernaan manusia, menyerap nutrisi dari tubuh inang dan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Pemahaman tentang jenis, gejala, dan cara penanganannya sangat penting untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif.

Baca juga : Pintu Masuk Parasit: Mengenal Berbagai Mekanisme Penularan Cacing pada Manusia

Jenis-Jenis Cacing Usus yang Paling Umum

Beberapa jenis cacing yang paling sering menginfeksi usus manusia adalah:

  1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis): Cacing kecil dan putih yang menyebabkan gatal hebat di sekitar anus, terutama pada malam hari. Sangat menular dan sering terjadi pada anak-anak.
  2. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides): Cacing yang menyerupai cacing tanah ini dapat tumbuh cukup besar. Infeksi berat dapat menyebabkan penyumbatan usus dan gangguan penyerapan nutrisi.
  3. Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale): Cacing ini menempel pada dinding usus dan menghisap darah, sehingga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dan kelelahan.
  4. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura): Menyebabkan trichuriasis, yang dapat mengakibatkan diare berdarah, nyeri perut, dan anemia pada infeksi berat.
  5. Cacing Pita (Taenia spp.): Ditularkan melalui konsumsi daging sapi atau babi yang tidak dimasak dengan matang. Dapat tumbuh sangat panjang di dalam usus.

Gejala Infeksi Cacing di Usus

Gejala yang timbul dapat bervariasi, tergantung pada jenis cacing dan beratnya infeksi. Beberapa gejala umumnya meliputi:

  • Nyeri perut dan kembung
  • Diare atau konstipasi
  • Mual dan muntah
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Kelelahan dan lemas
  • Gatal-gatal di sekitar anus (khususnya pada infeksi cacing kremi)
  • Adanya cacing atau bercak cacing pada feses
  • Anemia (pada infeksi cacing tambang)

Diagnosis: Pemeriksaan Laboratorium untuk Mendeteksi Cacing

Diagnosis pasti infeksi cacing usus memerlukan konfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium. Metode yang paling umum adalah:

  • Pemeriksaan Feses (Analisis Tinja): Sampel tinja diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari telur cacing (ova) atau larva. Pemeriksaan mungkin perlu diulang karena pelepasan telur tidak selalu konsisten.
  • Tes Selotip (Scotch Tape Test): Khusus untuk mendiagnosis infeksi cacing kremi. Sebuah selotip ditempelkan pada area anus di pagi hari (sebelum mandi atau buang air besar) kemudian ditempelkan pada gelas benda untuk diperiksa di bawah mikroskop guna menemukan telur cacing.
  • Pemeriksaan Darah: Tes darah lengkap dapat menunjukkan eosinofilia (peningkatan jumlah sel eosinofil), yang sering terjadi pada infeksi parasit. Tes ini juga dapat mendeteksi anemia.

Baca juga : Telur Cacing Gelang: Struktur, Infeksi, dan Pencegahannya

Pengobatan dan Pencegahan

Pengobatan: Pengobatan utama adalah pemberian obat cacing (antelmintik) seperti albendazole, mebendazole, atau pirantel pamoat. Pengobatan biasanya efektif dan hanya memerlukan satu atau beberapa dosis. Seluruh anggota keluarga seringkali perlu diobati bersamaan untuk mencegah penularan ulang, terutama untuk cacing kremi.

Pencegahan: Pencegahan adalah kunci untuk memutus rantai penularan. Langkah-langkahnya meliputi:

  • Menjaga Kebersihan Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah bermain.
  • Mengonsumsi Air dan Makanan yang Bersih: Minum air matang dan mencuci sayuran serta buah hingga bersih sebelum dikonsumsi.
  • Memasak Daging hingga Matang: Memastikan daging sapi dan babi dimasak pada suhu yang cukup untuk membunuh larva cacing.
  • Menjaga Kebersihan Lingkungan: Membuang tinja pada tempatnya (menggunakan jamban) dan tidak berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi.

Dapatkan informasi kesehatan dan laboratorium terpercaya lainnya dengan mengikuti Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Support perkembangan website infolabmed.com dengan memberikan Donasi via DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment