Banyak Ditemukan Balantidium coli pada Feses, Apakah Diagnosisnya Disentri?

Table of Contents


INFOLABMED.COM - Dalam dunia diagnostik laboratorium, temuan pada pemeriksaan feses lengkap (PFL) seringkali menjadi kunci untuk mengungkap penyebab gangguan pencernaan. Salah satu temuan yang mungkin dijumpai adalah parasit Balantidium coli

Lalu, bagaimana jika dalam sebuah kasus dengan gejala disentri, pada pemeriksaan feses lengkap ditemukan banyak Balantidium coli? Apakah ini langsung menegakkan diagnosis disentri yang disebabkan oleh parasit tersebut?

Artikel ini akan mengupas tuntas hubungan antara Balantidium coli, pemeriksaan feses, dan diagnosis disentri.

Baca juga : Protozoologi (Penularan, Patologi dan Diagnosis Protozoa) - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik

Mengenal Balantidium coli dan Balantidiasis

Balantidium coli adalah parasit usus bersel satu (protozoa) yang berukuran paling besar dan merupakan satu-satunya anggota golongan ciliate yang patogen bagi manusia. Infeksi yang disebabkan oleh parasit ini disebut Balantidiasis atau disentri balantidium.

Parasit ini memiliki dua bentuk stadium:

Sumber ; DIKTI

  1. Trophozoite: Bentuk yang aktif, bergerak, dan bersifat invasif. Bentuk inilah yang dapat menyerang dinding usus besar.
  2. Cyst: Bentuk kista yang tidak aktif dan sangat resisten. Bentuk ini yang ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi kotoran hewan (biasanya babi) atau manusia yang terinfeksi.

Gejala Klinis Balantidiasis: Mirip Disentri

Infeksi Balantidium coli dapat berkisar dari tanpa gejala (asimtomatik) hingga penyakit yang sangat parah dan mengancam jiwa. Gejala klinisnya sangat mirip dengan disentri pada umumnya, yaitu:

  • Diare berair yang persisten yang dapat berkembang menjadi diare berdarah dan berlendir (disentri).
  • Nyeri perut kram dan nyeri tekan pada perut.
  • Mual, muntah, dan anoreksia (kehilangan nafsu makan).
  • Demam dan penurunan berat badan.
  • Pada kasus yang parah, parasit dapat menginvasi dinding usus hingga menyebabkan perforasi (lubang) usus.

Diagnosis: Peran Pemeriksaan Feses Lengkap

Pemeriksaan Feses Lengkap (PFL) adalah pemeriksaan pertama dan utama yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Prosedurnya meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, dan kadang kimiawi.

Jika pada Pemeriksaan Feses Lengkap Ditemukan Banyak Balantidium coli:

  1. Temuan Makroskopik: Feses mungkin terlihat cair, mengandung darah segar, dan lendir.
  2. Temuan Mikroskopik (Sedimen): Ini adalah bagian yang paling krusial. Di bawah mikroskop, akan terlihat sejumlah besar trophozoite Balantidium coli yang masih aktif bergerak. Selain itu, mungkin juga ditemukan:
    • Sel darah merah (eritrosit): Menandakan adanya perdarahan di saluran cerna.
    • Sel darah putih (leukosit): Menandakan adanya respons peradangan akibat invasi parasit ke dinding usus.

Temuan "banyak" Balantidium coli, terutama dalam bentuk trophozoite yang aktif, bersama dengan adanya darah dan leukosit, sangat mengarah pada diagnosis Balantidiasis sebagai penyebab disentri yang diderita pasien.

Penegakan Diagnosis Disentri Balantidium

Jadi, untuk menjawab pertanyaan awal: Ya, temuan banyak Balantidium coli pada PFL pada pasien dengan gejala disentri sangat kuat mengindikasikan bahwa diagnosis disentri tersebut disebabkan oleh infeksi parasit ini (Balantidiasis).

Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan:

  • Gejala Klinis: Adanya gejala disentri (diare berdarah dan berlendir, nyeri perut).
  • Temuan Laboratorium: Identifikasi parasit Balantidium coli (baik trophozoite maupun cyst) dalam sampel feses yang diperiksa secara mikroskopis. Pengambilan sampel berulang mungkin diperlukan untuk meningkatkan sensitivitas deteksi.

Baca juga : Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Mengenai Balantidium coli dan Balantidiasis

Penanganan dan Pencegahan

Setelah diagnosis pasti ditegakkan, penanganan meliputi:

  • Terapi Obat: Pemberian obat antiprotozoa seperti Metronidazole atau Tetracycline (pada orang dewasa) yang diresepkan oleh dokter.
  • Hidrasi: Menjaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi akibat diare.
  • Pencegahan: Menjaga kebersihan personal (mencuci tangan dengan sabun) dan sanitasi lingkungan. Hindari konsumsi air atau makanan yang mungkin terkontaminasi kotoran, terutama di area yang memiliki peternakan babi.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram [Link], Facebook [Link], Twitter/X [Link]. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui [Donasi via DANA].

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment