Analisa Cairan Otak: Prosedur Pungsi Lumbal untuk Diagnosis Gangguan Sistem Saraf
INFOLABMED.COM - Analisa Cairan Otak atau pemeriksaan Cairan Serebrospinal (CSF) merupakan prosedur diagnostik penting dalam bidang neurologi.
Pemeriksaan ini dilakukan melalui prosedur pungsi lumbal (lumbar puncture) untuk mengambil sampel CSF yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Baca juga : Pemeriksaan Cairan Tubuh: Jenis (Empedu,Amnion,Pleura,dll), Indikasi, dan Prosedur untuk Diagnosis Penyakit
Analisa menyeluruh terhadap cairan ini dapat memberikan informasi vital untuk mendiagnosis berbagai kondisi yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Apa Itu Cairan Serebrospinal (CSF)?
Cairan Serebrospinal adalah cairan jernih dan tidak berwarna yang mengisi ventrikel otak dan ruang subarachnoid di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. CSF berfungsi sebagai:
- Bantalan Pelindung: Melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari cedera fisik.
- Pemberian Nutrisi: Mengangkut nutrisi ke jaringan saraf.
- Pengangkutan Limbah: Membuang produk sisa metabolisme dari sistem saraf pusat.
- Penyeimbang Tekanan: Mempertahankan tekanan intrakranial yang stabil.
Perubahan komposisi CSF sering mencerminkan adanya penyakit atau gangguan pada sistem saraf pusat.
Mengapa Analisa Cairan Otak Diperlukan?
Pemeriksaan ini biasanya direkomcanakan ketika seseorang menunjukkan gejala yang mengarah pada infeksi atau gangguan sistem saraf, seperti:
- Meningitis (Radang Selaput Otak): Demam tinggi, sakit kepala hebat, leher kaku, mual, dan fotofobia.
- Ensefalitis (Radang Otak): Demam, kejang, kebingungan, dan penurunan kesadaran.
- Perdarahan Subarachnoid: Sakit kepala sangat berat yang datang tiba-tiba (like thunderclap).
- Gangguan Autoimun: Seperti Multiple Sclerosis (MS) atau Sindrom Guillain-Barré.
- Keganasan: Mendeteksi sel kanker yang mungkin telah menyebar ke sistem saraf pusat.
Prosedur Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah prosedur untuk mengambil sampel CSF. Prosedur ini umumnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
- Pasien dimiringkan atau didudukkan dengan posisi membungkuk ke depan untuk memperlebar jarak antar ruas tulang belakang.
- Area punggung bawah dibersihkan dan dibius lokal.
- Jarum khusus dimasukkan dengan hati-hati di antara dua ruas tulang belakang (biasanya L3-L4 atau L4-L5) hingga mencapai kanal tulang belakang.
- Cairan CSF ditampung ke dalam beberapa tabung sampel.
- Jarum dicabut dan area tusukan ditutup dengan perban.
Parameter yang Dianalisa dalam CSF
Sampel CSF yang diambil akan dianalisa di laboratorium dengan berbagai parameter:
Penampakan Fisik:
- Warna: CSF normal jernih. Warna keruh dapat mengindikasikan infeksi (meningitis). Warna merah muda atau xanthochromic (kuning) menandakan perdarahan.
Kimiawi:
- Protein: Kadar protein yang tinggi dapat ditemukan pada infeksi, peradangan, atau tumor.
- Glukosa: Kadar glukosa yang rendah dibandingkan dengan gula darah sering kali terkait dengan meningitis bakterial.
Hitung Sel (Mikroskopis):
- Sel Darah Putih: Peningkatan jumlah sel darah putih (pleositosis) menunjukkan infeksi atau peradangan. Jenis selnya (neutrofil vs limfosit) membantu membedakan infeksi bakteri atau virus.
- Sel Darah Merah: Adanya sel darah merah dapat menunjukkan perdarahan.
Pemeriksaan Mikrobiologi dan Lainnya:
- Pewarnaan Gram dan Kultur: Untuk mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi.
- PCR: Mendeteksi material genetik virus atau bakteri dengan akurat.
- Sitologi: Mencari adanya sel-sel ganas (kanker).
Interpretasi Hasil yang Umum
- Meningitis Bakterial: CSF keruh, protein tinggi, glukosa rendah, jumlah sel darah putih tinggi (terutama neutrofil).
- Meningitis Viral: CSF jernih atau agak keruh, protein normal/sedikit tinggi, glukosa normal, jumlah sel darah putih tinggi (terutama limfosit).
- Perdarahan Subarachnoid: CSF berwarna xanthochromic (kuning) setelah sentrifugasi, sel darah merah tinggi.
- Multiple Sclerosis: Peningkatan kadar protein oligoclonal band yang spesifik.
Baca juga : Pemeriksaan CSF dan Cairan Tubuh Lainnya: Prosedur dan Interpretasi Hasil
Risiko dan Efek Samping
Pungsi lumbal umumnya aman, tetapi beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:
- Sakit Kepala Pasca-Pungsi Lumbal: Merupakan efek samping yang paling umum, terjadi karena kebocoran CSF dari tempat tusukan. Biasanya membaik dengan bed rest dan asupan cairan.
- Nyeri Punggung: Nyeri lokal di tempat penyuntikan.
- Infeksi atau Perdarahan: Sangat jarang terjadi jika prosedur dilakukan dengan teknik aseptik.
Dapatkan informasi medis dan laboratorium terupdate dengan mengikuti Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram di sini, Facebook di sini, dan Twitter/X di sini. Dukung kemajuan website infolabmed.com dengan memberikan Donasi via DANA.
Post a Comment