Leptospirosis: Wabah Mematikan di Musim Hujan, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya!

Table of Contents

 


INFOLABMED.COM - Leptospirosis, sering dikenal sebagai "penyakit kencing tikus", merupakan ancaman kesehatan serius yang kasusnya cenderung meningkat selama musim penghujan. 

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans ini dapat menyerang manusia dan hewan, berpotensi menyebabkan komplikasi berat bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.

Pemahaman masyarakat tentang cara penularan dan langkah pencegahan leptospirosis sangat penting, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir atau memiliki aktivitas yang berisiko tinggi.

Baca juga : Biotechnology and Microbiology: Dua Ilmu Penentu Masa Depan Kesehatan dan Pangan

Apa Itu Leptospirosis?

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, artinya ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri Leptospira hidup di dalam ginjal hewan inang, terutama tikus, dan dikeluarkan melalui urine hewan yang terinfeksi. Manusia dapat terinfeksi ketika bersentuhan dengan air, tanah, atau lumpur yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri tersebut.

Cara Penularan Leptospirosis

Penularan terjadi ketika bakteri Leptospira masuk ke dalam tubuh manusia melalui:

  • Kulit yang terluka atau lecet: Kontak langsung dengan air banjir, selokan, atau tanah yang terkontaminasi.
  • Selaput lendir: Seperti mata, hidung, dan mulut saat terkena cipratan air atau lumpur kotor.
  • Tertelan: Meskipun jarang, menelan air atau makanan yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi.

Aktivitas yang berisiko tinggi termasuk berjalan tanpa alas kaki di genangan air banjir, berkebun, berenang di air yang terkontaminasi, dan pekerjaan tertentu seperti petani, tukang kebun, peternak, dan pekerja saluran pembuangan.

Gejala Leptospirosis yang Harus Diwaspadai

Masa inkubasi penyakit ini biasanya 5-14 hari. Gejala leptospirosis seringkali mirip dengan flu atau demam berdarah, sehingga sering tidak terdiagnosis. Gejalanya terbagi dalam dua fase:

Fase Leptospiremia (Awal):

  • Demam tinggi dan menggigil
  • Sakit kepala hebat
  • Nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah
  • Mual, muntah, dan diare
  • Mata merah (konjungtivitis)

Gejala fase pertama dapat membaik selama beberapa hari sebelum memasuki fase kedua.

Fase Kekebalan (Fase Kedua/Weil's Disease): Fase ini lebih parah dan dapat melibatkan kerusakan organ. Gejalanya termasuk:

  • Penyakit kuning (kulit dan mata menguning)
  • Gagal ginjal
  • Gangguan hati
  • Meningitis (radang selaput otak)
  • Perdarahan, termasuk dari paru-paru
  • Detak jantung tidak teratur

Fase kedua ini dikenal sebagai Penyakit Weil dan dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan perawatan medis intensif.

Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis leptospirosis ditegakkan melalui pemeriksaan gejala, riwayat paparan, dan tes laboratorium seperti uji MAT (Microscopic Agglutination Test), ELISA, atau PCR.

Pengobatan utama adalah pemberian antibiotik seperti doksisiklin atau penisilin yang efektif jika diberikan sedini mungkin. Pada kasus berat, perawatan suportif di rumah sakit seperti cairan infus dan cuci darah mungkin diperlukan.

Baca juga : Gejala Infeksi Cacing Gelang pada Orang Dewasa

Langkah Pencegahan Leptospirosis

Pencegahan adalah kunci utama mengendalikan leptospirosis:

  • Hindari Kontak dengan Sumber Infeksi: Jauhi air banjir atau genangan air yang mungkin terkontaminasi. Gunakan sepatu bot jika harus menerobos banjir.
  • Jaga Kebersihan Lingkungan: Kontrol populasi tikus (rodent control), buang sampah pada tempatnya, dan bersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang tikus.
  • Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Jika bekerja di area berisiko, gunakan sarung tangan, sepatu boot, dan kacamata pelindung.
  • Cuci Tangan: Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas, terutama sebelum makan.
  • Vaksinasi Hewan: Vaksinasi hewan peliharaan (anjing, sapi) untuk mencegah mereka menjadi carrier.

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), risiko tertular leptospirosis dapat diminimalisir. Segera konsultasi ke dokter jika mengalami gejala setelah terpapar lingkungan yang berisiko.

Ikuti perkembangan informasi kesehatan terpercaya dengan mengikuti Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, dan Twitter/X. Dukung kami dalam memberikan edukasi kesehatan dengan memberikan Donasi terbaikmu via DANA.

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment