Wuchereria Bancrofti: Penyakit Filariasis Limfatik pada Manusia
INFOLABMED. COM - Wuchereria bancrofti adalah cacing filaria nematoda yang menjadi penyebab utama penyakit filariasis limfatik pada manusia, yang juga dikenal luas sebagai elefantiasis.
Penyakit tropis yang terabaikan ini mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, terutama di wilayah tropis dan subtropis.
Baca juga : Wuchereria bancrofti (Filaria bancrofti / Bancrofts Filaria) | Morfologi, Gejala Klinis, Patogenesis
Infeksi kronis oleh parasit ini dapat menyebabkan pembengkakan ekstrem dan deformitas pada bagian tubuh, menimbulkan cacat permanen serta stigma sosial yang signifikan.
Pemahaman mendalam tentang Wuchereria bancrofti dan penyakit yang disebabkannya sangat krusial untuk upaya pencegahan dan pengendalian global.
Mengenal Wuchereria bancrofti dan Siklus Hidupnya
Cacing Wuchereria bancrofti hidup di dalam sistem limfatik manusia, terutama di kelenjar getah bening dan pembuluh limfa.
Siklus hidupnya melibatkan dua inang: manusia sebagai inang definitif dan nyamuk (seperti Anopheles, Culex, dan Aedes) sebagai inang perantara.
Nyamuk yang terinfeksi menularkan larva infektif (L3) saat menggigit manusia.
Larva ini kemudian bermigrasi ke pembuluh limfa, berkembang menjadi cacing dewasa dalam waktu 6-12 bulan.
Cacing dewasa dapat hidup bertahun-tahun, menghasilkan jutaan mikrofilaria yang beredar di darah, terutama pada malam hari, siap untuk dihisap kembali oleh nyamuk lain, melanjutkan siklus penularan.
Gejala dan Komplikasi Filariasis Limfatik
Gejala filariasis limfatik bervariasi tergantung pada stadium penyakit. Pada tahap awal, banyak infeksi bersifat asimtomatik, meskipun sistem limfatik sudah mengalami kerusakan.
Serangan akut ditandai dengan demam, radang kelenjar getah bening (limfadenitis), dan peradangan pembuluh limfa (limfangitis).
Seiring waktu, kerusakan limfatik yang progresif menyebabkan edema kronis yang memburuk, terutama pada tungkai, skrotum (hidrokel pada pria), atau payudara.
Kondisi ini, yang dikenal sebagai elefantiasis, menyebabkan kulit menebal, berkerut, dan berlipat, sering kali disertai infeksi bakteri sekunder, menyebabkan kecacatan fisik dan psikologis yang parah.
Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan
Diagnosis filariasis limfatik paling sering dilakukan dengan mendeteksi mikrofilaria di darah tepi, terutama sampel yang diambil pada malam hari.
Tes diagnostik cepat berbasis antigen juga tersedia untuk mendeteksi antigen cacing dewasa.
Pengobatan melibatkan pemberian obat antihelminthik seperti dietilkarbamazin (DEC) atau ivermektin, seringkali dalam kombinasi dengan albendazol, untuk membunuh mikrofilaria dan beberapa cacing dewasa.
Obat-obatan ini tidak hanya menghentikan perkembangan penyakit tetapi juga mengurangi penularan di komunitas.
Selain pengobatan farmakologis, manajemen gejala sangat penting untuk penderita elefantiasis, termasuk perawatan luka, kebersihan kulit, dan latihan untuk mengurangi pembengkakan.
Baca juga : Informasi Spesifik Spesies Microfilariae: Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi dalam Diagnostik Filariasis
Pencegahan difokuskan pada pengendalian vektor nyamuk melalui penyemprotan insektisida dan penggunaan kelambu, serta program pemberian obat massal (MDA) di daerah endemik untuk mengurangi reservoir parasit pada populasi.
Upaya global untuk memberantas filariasis limfatik terus berlanjut, menekankan pentingnya intervensi terpadu dan kesadaran masyarakat.
Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui Telegram, Facebook, Twitter/X. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA.***
Post a Comment