Strategi Efektif Pemantapan Mutu Laboratorium Demi Keselamatan Pasien
INFOLABMED.COM – Pemantapan Mutu Laboratorium merupakan fondasi penting dalam menjamin akurasi, ketepatan, dan keandalan hasil pemeriksaan laboratorium klinik.
Mutu yang baik tidak hanya berdampak pada pelayanan kesehatan, tetapi juga menjadi penentu utama keselamatan pasien.
Baca juga: Kalibrasi Centrifuge Wajib Dilakukan Berkala Demi Akurasi Hasil Laboratorium
Dalam upaya mencapai standar kualitas ini, laboratorium harus menerapkan sistem manajemen mutu yang menyeluruh, mencakup Kendali Mutu Internal (KMI) dan Kendali Mutu Eksternal (KME).
Pentingnya Pemantapan Mutu Laboratorium
Dalam konteks pelayanan kesehatan, kesalahan dalam hasil laboratorium dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, pemantapan mutu diperlukan agar hasil pemeriksaan dapat dipercaya dan sesuai dengan standar yang berlaku, seperti yang tercantum dalam Permenkes RI No. 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik dan ISO 15189 sebagai acuan internasional untuk laboratorium medis.
Komponen Utama dalam Pemantapan Mutu
Kendali Mutu Internal (KMI): Merupakan proses evaluasi harian yang dilakukan oleh laboratorium untuk memastikan bahwa setiap tahap analisis, mulai dari pre-analitik hingga post-analitik, berjalan dengan baik. Hal ini mencakup penggunaan kontrol kualitas harian, pemantauan alat, dan validasi metode.
Kendali Mutu Eksternal (KME): Disebut juga uji profisiensi, yaitu kegiatan evaluasi laboratorium oleh pihak ketiga seperti Kementerian Kesehatan atau organisasi akreditasi independen. Laboratorium akan dikirimi sampel uji buta untuk kemudian dibandingkan dengan hasil laboratorium lain.
Audit dan Tinjauan Manajemen: Laboratorium harus melakukan audit internal secara berkala dan tinjauan manajemen untuk mengevaluasi pencapaian mutu serta menentukan tindakan korektif atau perbaikan.
Langkah-langkah Strategis Pemantapan Mutu
- Pelatihan SDM secara berkelanjutan agar kompetensi analis laboratorium tetap sesuai perkembangan teknologi dan prosedur terbaru.
- Pemeliharaan dan kalibrasi alat secara rutin untuk menghindari hasil yang bias.
- Penerapan dokumen mutu dan SOP yang terkendali, termasuk pencatatan dan pelaporan yang sistematis.
- Monitoring indikator mutu laboratorium, seperti turnaround time (TAT), kesalahan fase pre-analitik, dan kepuasan pengguna jasa.
Post a Comment