Memahami Tiga Fase Laju Endap Darah: Proses, Faktor, dan Signifikansinya dalam Diagnostik Medis

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) merupakan salah satu tes hematologi klasik yang digunakan untuk mendeteksi adanya inflamasi atau gangguan lain di dalam tubuh. 

Meskipun tergolong pemeriksaan sederhana, LED memiliki nilai diagnostik yang penting. 

Baca juga: Prinsip Pemeriksaan NS1 Untuk Deteksi Dini Demam Berdarah

Salah satu aspek utama dalam pemeriksaan ini adalah memahami bagaimana Fase Laju Endap Darah berlangsung dan faktor-faktor yang memengaruhinya.

Apa Itu Laju Endap Darah?

Laju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan pengendapan eritrosit (sel darah merah) dalam tabung selama periode waktu tertentu, biasanya diukur dalam satuan mm/jam. Pemeriksaan ini mencerminkan respon inflamasi non-spesifik yang terjadi di dalam tubuh.

Tiga Fase Laju Endap Darah

Proses endapan eritrosit berlangsung dalam tiga fase yang berurutan dan saling berkaitan, yaitu:

1. Fase Agregasi (10 Menit Pertama)

Pada fase awal ini, eritrosit mulai membentuk formasi seperti koin (rouleaux formation). Pembentukan ini dipengaruhi oleh peningkatan kadar fibrinogen dan imunoglobulin dalam darah. Protein-protein ini mengurangi tolak-menolak antar sel darah merah sehingga mempermudah agregasi.

2. Fase Sedimentasi Cepat (30-40 Menit Selanjutnya)

Fase kedua merupakan periode di mana eritrosit yang telah membentuk agregat mulai mengendap secara vertikal ke dasar tabung karena pengaruh gravitasi. Kecepatan sedimentasi akan meningkat jika plasma mengandung protein inflamasi dalam jumlah tinggi.

3. Fase Pengemasan (20 Menit Terakhir)

Di akhir proses, eritrosit mulai saling menumpuk dan membentuk lapisan padat di dasar tabung. Fase ini berlangsung lebih lambat, dan tidak terlalu signifikan untuk analisis LED, namun tetap menjadi bagian dari keseluruhan proses pengendapan.

Faktor yang Mempengaruhi Laju Endap Darah

  • Komposisi Plasma: Kadar fibrinogen, CRP, dan imunoglobulin tinggi akan mempercepat sedimentasi.
  • Jumlah dan Bentuk Eritrosit: Anemia mempercepat LED, sedangkan polisitemia memperlambatnya.
  • Usia dan Jenis Kelamin: LED cenderung lebih tinggi pada wanita dan lansia.
  • Teknik Pemeriksaan: Posisi tabung, suhu ruangan, dan waktu pembacaan dapat memengaruhi hasil.

Signifikansi Klinis

LED bukanlah pemeriksaan spesifik, tetapi sangat berguna sebagai indikator adanya proses inflamasi, infeksi kronis, atau penyakit autoimun seperti:

  • Artritis Reumatoid
  • Tuberkulosis
  • Lupus Eritematosus Sistemik
  • Infeksi saluran pernapasan kronis

LED juga kerap digunakan untuk memantau perjalanan penyakit dan respons terhadap pengobatan.

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Nadya Septriana
Nadya Septriana Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment