Pentingnya Pemeriksaan TSH pada Neonatus: Deteksi Dini Hipotiroid Kongenital untuk Pencegahan Gangguan Perkembangan
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tiroid bayi tidak berkembang atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi hormon tiroid yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak.
Baca juga: Evaluasi Waktu Perdarahan dengan Metode Duke: Prinsip, Syarat Pemeriksaan, dan Peranannya dalam Deteksi Gangguan Hemostatik
Jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, hipotiroidisme kongenital dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan mental yang bersifat permanen.
Oleh karena itu, pemeriksaan TSH sangat dianjurkan dilakukan dalam waktu 48–72 jam setelah kelahiran sebagai bentuk deteksi dini dan pencegahan disabilitas.
Di Indonesia sendiri, skrining TSH telah menjadi bagian dari program nasional Kementerian Kesehatan yang diterapkan di berbagai rumah sakit dan laboratorium klinik.
Apa Itu TSH dan Mengapa Diperiksa pada Neonatus?
TSH (Thyroid Stimulating Hormone) adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak dan berfungsi untuk merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid (T3 dan T4). Pada bayi baru lahir, tingginya kadar TSH bisa menjadi indikasi adanya hipotiroid kongenital.
Hipotiroid kongenital terjadi pada 1 dari 2.000 hingga 4.000 kelahiran hidup, dan sering tidak menunjukkan gejala awal. Oleh karena itu, deteksi laboratorium sangat krusial.
Waktu Ideal Pemeriksaan TSH Neonatus
Waktu pengambilan sampel darah sangat penting untuk memperoleh hasil yang akurat. Rekomendasi waktu ideal adalah:
-
48–72 jam setelah lahir (2–3 hari)
-
Pengambilan dilakukan melalui darah tumit (heel prick)
-
Bila lahir di luar rumah sakit, skrining tetap dianjurkan saat kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan
Nilai Rujukan TSH Neonatus
Usia Bayi | Nilai TSH Normal (µIU/mL) |
---|---|
< 48 jam | < 30 |
2–7 hari | < 10 |
> 1 minggu | < 6 |
Penyebab TSH Tinggi pada Neonatus
-
Disgenesis tiroid (agenesis, hipoplasia, ektopik) – penyebab terbanyak
-
Defisiensi enzim sintesis hormon tiroid (dyshormonogenesis)
-
Hipotiroidisme sekunder atau tersier (jarang, TSH bisa normal/rendah)
-
Kelainan genetik atau sindrom tertentu
-
Paparan obat selama kehamilan, seperti iodin atau antitiroid
Risiko Jika Tidak Diperiksa
Bayi yang tidak mendapatkan deteksi dini dan terapi dapat mengalami:
-
Keterlambatan perkembangan motorik dan mental
-
IQ rendah
-
Pertumbuhan fisik terhambat
-
Gangguan pendengaran
Baca juga: Teknik Pewarnaan Gram: Prinsip, Interpretasi, dan Kaitannya dengan Deteksi Dini Penyakit Infeksius
Pentingnya Deteksi Dini Hipotiroidisme Kongenital
Pemeriksaan TSH bukan hanya prosedur laboratorium rutin, melainkan penentu kualitas hidup anak sejak awal kehidupan. Deteksi dan intervensi dini terbukti menyelamatkan bayi dari gangguan pertumbuhan dan keterlambatan intelektual yang permanen.
Post a Comment