Evaluasi Waktu Perdarahan dengan Metode Duke: Prinsip, Syarat Pemeriksaan, dan Peranannya dalam Deteksi Gangguan Hemostatik

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Bleeding time atau waktu perdarahan merupakan salah satu metode klasik dalam pemeriksaan laboratorium hematologi untuk menilai fungsi hemostasis primer, khususnya fungsi trombosit dan integritas dinding pembuluh darah. 

Salah satu teknik yang umum digunakan adalah metode Duke, yang hingga kini masih dipakai sebagai skrining awal pada kasus gangguan perdarahan ringan.

Baca juga: Memahami Hiperbilirubinemia Neonatal: Penyebab dan Penanganan Darah Kuning pada Bayi Baru Lahir

Apa Itu Pemeriksaan Bleeding Time Metode Duke?

Bleeding time metode Duke adalah metode sederhana yang dilakukan dengan melukai ujung telinga atau ujung jari menggunakan jarum steril, kemudian mencatat waktu yang diperlukan hingga perdarahan berhenti total. Pemeriksaan ini merepresentasikan fungsi trombosit dalam membentuk sumbat hemostatik di lokasi luka kecil.

Prosedur dan Syarat Pemeriksaan Bleeding Time (Metode Duke)

Syarat pemeriksaan:

  • Pasien tidak sedang menggunakan antikoagulan atau obat antiagregasi (misalnya aspirin, NSAID)
  • Tekanan darah dan suhu tubuh stabil
  • Tidak ada infeksi atau luka aktif pada area tusukan
  • Trombosit dalam batas normal (150.000–450.000/µL)

Langkah prosedur:

  1. Tusuk bagian lobus telinga pasien dengan jarum steril sedalam ±3 mm.
  2. Catat waktu mulai perdarahan.
  3. Gunakan kertas saring (filter paper) untuk menyentuh darah setiap 30 detik tanpa menyentuh luka.
  4. Waktu dihentikan ketika tidak ada lagi darah yang menempel di kertas.
  5. Nilai normal: 2–5 menit

Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Bleeding Time

Pemeriksaan bleeding time tidak mendiagnosis penyakit secara spesifik, tetapi digunakan untuk mendeteksi kelainan hemostasis primer, seperti:

Kelebihan dan Keterbatasan Pemeriksaan Bleeding Time

Kelebihan:

  • Murah dan mudah dilakukan
  • Tidak memerlukan alat canggih
  • Cocok untuk skrining awal gangguan perdarahan ringan

Keterbatasan:

  • Subjektif dan kurang reproducible
  • Tidak akurat pada trombositopenia berat
  • Tidak digunakan sebagai standar diagnosis definitif gangguan hemostasis
  • Telah banyak digantikan oleh pemeriksaan agregasi trombosit dan PFA (Platelet Function Analyzer) di laboratorium modern

Follow Media Sosial Infolabmed.com melalui chanel Telegram Link, Facebook Link, Twitter/X Link, dan Instagram Link. Berikan DONASI terbaikmu untuk perkembangan website infolabmed.com melalui Donasi via DANA Link.***

Evaluasi Waktu Perdarahan dengan Metode Duke

Evaluasi Waktu Perdarahan dengan Metode Duke: Prinsip, Syarat Pemeriksaan, dan Peranannya dalam Deteksi Gangguan Hemostatik

INFOLABMED.COM – Bleeding time atau waktu perdarahan merupakan salah satu metode klasik dalam pemeriksaan laboratorium hematologi untuk menilai fungsi hemostasis primer, khususnya fungsi trombosit dan integritas dinding pembuluh darah. Salah satu teknik yang umum digunakan adalah metode Duke, yang hingga kini masih dipakai sebagai skrining awal pada kasus gangguan perdarahan ringan.

Apa Itu Pemeriksaan Bleeding Time Metode Duke?

Bleeding time metode Duke adalah metode sederhana yang dilakukan dengan melukai ujung telinga atau ujung jari menggunakan jarum steril, kemudian mencatat waktu yang diperlukan hingga perdarahan berhenti total. Pemeriksaan ini merepresentasikan fungsi trombosit dalam membentuk sumbat hemostatik di lokasi luka kecil.

Prosedur dan Syarat Pemeriksaan Bleeding Time (Metode Duke)

Syarat pemeriksaan:

  • Pasien tidak sedang menggunakan antikoagulan atau obat antiagregasi (misalnya aspirin, NSAID)
  • Tekanan darah dan suhu tubuh stabil
  • Tidak ada infeksi atau luka aktif pada area tusukan
  • Trombosit dalam batas normal (150.000–450.000/µL)

Langkah prosedur:

  1. Tusuk bagian lobus telinga pasien dengan jarum steril sedalam ±3 mm.
  2. Catat waktu mulai perdarahan.
  3. Gunakan kertas saring (filter paper) untuk menyentuh darah setiap 30 detik tanpa menyentuh luka.
  4. Waktu dihentikan ketika tidak ada lagi darah yang menempel di kertas.
  5. Nilai normal: 2–5 menit

Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Bleeding Time

Pemeriksaan bleeding time tidak mendiagnosis penyakit secara spesifik, tetapi digunakan untuk mendeteksi kelainan hemostasis primer, seperti:

Gangguan Keterangan
Trombositopati Gangguan fungsi trombosit meskipun jumlahnya normal
Trombositopenia ringan Jumlah trombosit menurun → perdarahan lebih lama
Vaskulopati Kelainan pada pembuluh darah kecil, sering ditemukan pada lansia
Penyakit von Willebrand Gangguan faktor von Willebrand → memengaruhi adhesi trombosit
Efek obat antiagregasi Aspirin, NSAID → memperpanjang waktu perdarahan

Kelebihan dan Keterbatasan Pemeriksaan Bleeding Time

Kelebihan:

  • Mudah dan murah dilakukan
  • Tidak memerlukan alat canggih
  • Cocok untuk skrining awal gangguan perdarahan ringan

Keterbatasan:

  • Subjektif dan kurang reproducible
  • Tidak akurat pada trombositopenia berat
  • Tidak digunakan sebagai standar diagnosis definitif gangguan hemostasis
  • Telah banyak digantikan oleh pemeriksaan agregasi trombosit dan PFA (Platelet Function Analyzer) di laboratorium modern
Nadya Septriana
Nadya Septriana Halo, saya Nadya Septriana seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) yang gemar menulis konten seputar laboratorium dan kesehatan. Lewat tulisan, saya ingin membantu pembaca lebih memahami topik medis dengan cara yang mudah dipahami. Hope u like it and find it helpful!

Post a Comment