Urine Albumin-Creatinine Ratio (uACR): Tes Penting untuk Deteksi Dini Kerusakan Ginjal

Table of Contents

Urine Albumin-Creatinine Ratio (uACR) Tes Penting untuk Deteksi Dini Kerusakan Ginjal

INFOLABMED.COM – Urine Albumin-Creatinine Ratio (uACR) adalah tes urine yang mengukur kadar albumin dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal. 

Tes ini sering direkomendasikan bagi penderita diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal kronis.

Baca juga : Pentingnya Pemeriksaan Microalbumin (MA, Microalbumin/Creatinine Ratio) untuk Deteksi Dini Kerusakan Ginjal

Apa Itu Tes uACR?

Tes uACR membandingkan kadar albumin (protein dalam darah) dan kreatinin (zat sisa metabolisme otot) dalam urine. Ginjal yang sehat akan:

  • Mencegah albumin bocor ke urine.
  • Menyaring kreatinin agar dikeluarkan melalui urine.

Jika ginjal rusak, albumin dapat muncul dalam urine (proteinuria), dan kreatinin mungkin tidak tersaring dengan baik.

Kapan Tes uACR Diperlukan?

Dokter biasanya merekomendasikan uACR jika Anda memiliki:
  • Diabetes atau penyakit ginjal kronis (CKD).
  • Hipertensi atau penyakit jantung.
  • Sirosis hati atau obesitas (BMI > 30).
  • Kebiasaan merokok atau usia di atas 50 tahun.

Prosedur Tes uACR

Ada tiga jenis pengambilan sampel urine untuk uACR:

  1. Spot urine sample (sampel sekali buang air kecil di klinik/lab).
  2. Early morning/timed sample (sampel urine pagi setelah puasa buang air kecil 4 jam).
  3. 24-hour urine collection (pengumpulan urine selama 24 jam, paling akurat).

Persiapan Sebelum Tes:

  • Hindari olahraga berat 24 jam sebelumnya (dapat meningkatkan albumin urine).
  • Kurangi konsumsi daging (mempengaruhi kadar kreatinin).
  • Beri tahu dokter jika sedang haid, infeksi saluran kemih (ISK), atau demam.

Interpretasi Hasil uACR

Hasil uACR dinyatakan dalam miligram albumin per gram kreatinin (mg/g):

  • Normal: <30 mg/g → Risiko rendah gagal ginjal atau penyakit jantung.
  • Sedang: 30–299 mg/g → Kemungkinan kerusakan ginjal awal.
  • Tinggi: ≥300 mg/g → Gangguan ginjal berat, risiko gagal ginjal atau stroke.

Jika hasil abnormal, dokter mungkin meminta tes ulang atau pemeriksaan lanjutan seperti:

  • eGFR (laju filtrasi glomerulus).
  • USG ginjal.
  • Biopsi ginjal (jika diperlukan).

Baca juga : Albumin: Protein Penting dalam Darah dan Indikator Kesehatan Anda

Apa yang Harus Dilakukan Jika Hasil uACR Tinggi?

  • Kontrol gula darah (bagi penderita diabetes).
  • Turunkan tekanan darah (target <130/80 mmHg).
  • Kurangi asupan garam dan protein berlebihan.
  • Hindari obat yang membebani ginjal (seperti NSAID).

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment