Throat Culture: Pemeriksaan Penting untuk Diagnosis Infeksi Tenggorokan
Table of Contents
INFOLABMED.COM - Throat culture adalah pemeriksaan laboratorium dengan mengusap tenggorokan untuk mengidentifikasi bakteri penyebab infeksi, terutama Streptococcus grup A (GABHS).
Tes Throat culture penting karena infeksi bakteri ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti demam rematik dan radang ginjal jika tidak diobati dengan tepat.
Baca juga : Antistreptolysin-O Titer (ASO Titer): Tes Penting untuk Deteksi Infeksi Streptokokus dan Komplikasinya
Mengapa Throat Culture Diperlukan?
- Diagnosis strep throat (radang tenggorokan bakteri)
- Membedakan infeksi bakteri vs virus
- Mencegah komplikasi seperti:
- Demam rematik
- Glomerulonefritis
Gejala yang Memerlukan Throat Culture
- Sakit tenggorokan mendadak
- Demam tinggi (>38°C)
- Pembengkakan kelenjar leher
- Bercak putih/eksudat di tenggorokan
- Sakit saat menelan
Prosedur Throat Culture
Persiapan:
- Tidak perlu puasa
- Hindari antibiotik sebelum tes (bisa menyebabkan hasil negatif palsu)
Pengambilan Sampel:
- Pasien diminta membuka mulut lebar
- Lidah ditekan dengan tongue depressor
- Usap tonsil dan dinding belakang tenggorokan dengan cotton swab steril
- Sampel dimasukkan ke media kultur
Analisis Laboratorium:
- Gram stain (hasil cepat dalam 1-2 jam)
- Kultur bakteri (hasil dalam 48-72 jam)
Interpretasi Hasil
Hasil | Arti |
---|---|
Negatif | Tidak ditemukan bakteri patogen |
Positif | Terdeteksi bakteri (misal: Streptococcus grup A) |
Yang Perlu Diperhatikan
- Rapid strep test bisa memberi hasil cepat dalam 10 menit, tetapi jika negatif tetap perlu konfirmasi dengan throat culture
- Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi streptokokus
- Pengobatan antibiotik harus sesuai hasil tes
Baca juga : Uji Toleransi Garam 6.5%; Mengungkap Keterampilan Organisme Bertahan dalam Lingkungan Tinggi Garam
Kontraindikasi
- Pasien dengan epiglotitis atau abses peritonsil (risiko sumbatan jalan napas)
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat medis, konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Ikuti kami di Telegram, Facebook, dan Twitter/X. Dukung kami via DANA.***
Post a Comment