Serological Test: Fungsi, Prosedur, dan Hasilnya – Info Lengkap!

Table of Contents

Serological Test: Fungsi, Prosedur, dan Hasilnya – Info Lengkap!

INFOLABMED.COM - Serological test (tes serologi) merupakan pemeriksaan penting untuk mendeteksi antibodi dalam darah guna mendiagnosis berbagai infeksi dan penyakit autoimun. 

Sebagai laboratorium diagnostik terpercaya.

Baca juga : Viral Load vs. Serologi: Mana yang Lebih Akurat dalam Pemantauan Infeksi?

Apa Itu Serological Test?

Serological test (tes serologi) adalah jenis pemeriksaan laboratorium yang bertujuan mendeteksi antibodi dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem imun untuk melawan patogen seperti virus dan bakteri.

Hasil tes serologi dapat dinyatakan dalam tiga bentuk:

  1. Kualitatif (negatif, positif, atau indeterminant)
  2. Kuantitatif (konsentrasi antibodi)
  3. Semi-kuantitatif (tingkat kekuatan antibodi melalui pengenceran)

Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Serological Test

Tes serologi dapat mendeteksi berbagai infeksi, seperti:

  • Cacar air (chickenpox)
  • Campak (measles)
  • Gondongan (mumps)
  • Rubella
  • Tetanus
  • Difteri
  • Hepatitis A, B, dan C
  • HIV
  • Penyakit Lyme
  • Sifilis

Selain itu, tes ini juga membantu mendiagnosis penyakit autoimun, seperti:

  • Sindrom antiphospholipid
  • Lupus
  • Rheumatoid arthritis

Kapan Serological Test Diperlukan?

Tes serologi mungkin direkomendasikan untuk:

  • Memastikan infeksi tertentu yang pernah dialami
  • Menentukan kebutuhan vaksinasi
  • Membuktikan riwayat vaksinasi (misalnya untuk sekolah atau pekerjaan)
  • Memeriksa respons imun setelah vaksinasi
  • Mendiagnosis penyakit autoimun

Prosedur Serological Test

  1. Pengambilan Sampel Darah

    • Tenaga medis akan mengambil darah dari pembuluh vena di lengan.
    • Prosesnya cepat dan hanya menyebabkan sedikit rasa sakit seperti cubitan.
  2. Persiapan Sebelum Tes

    • Beri tahu dokter tentang obat-obatan atau suplemen yang dikonsumsi.
    • Jika memiliki fobia jarum, informasikan agar tenaga medis dapat membantu mengurangi ketegangan.
  3. Setelah Tes

    • Area suntikan akan dibalut, dan pasien mungkin diminta menunggu beberapa menit sebelum pulang.

Risiko dan Frekuensi Pemeriksaan

Tes serologi umumnya aman, tetapi ada beberapa risiko seperti:

  • Pusing atau pingsan
  • Nyeri di area suntikan
  • Memar atau infeksi

Frekuensi tes tergantung kebutuhan, misalnya:

  • 4–6 minggu setelah vaksinasi untuk memastikan efektivitasnya.
  • Jika terpapar penyakit infeksi.

Baca juga : Evaluasi Peran Laboratorium dalam Skrining Neonatal HIV

Interpretasi Hasil Tes

  • Hasil Tinggi: Menandakan infeksi sebelumnya atau antibodi tidak terikat sempurna dengan antigen.
  • Hasil Rendah: Bisa berarti sistem imun berhasil melawan infeksi.

Hasil tes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk analisis lebih lanjut.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment