Membedah Prinsip Uji Xantoprotein: Deteksi Asam Amino Aromatik dalam Jurnal Biokimia

Table of Contents

 


INFOLABMED.COM – Uji Xantoprotein, atau dikenal juga sebagai xanthoproteic test, adalah metode biokimia kualitatif yang digunakan untuk mendeteksi asam amino aromatik—seperti tirosin, triptofan, dan fenilalanin—dalam protein melalui reaksi nitrasi cincin benzena, menghasilkan warna kuning hingga jingga saat ditambah basa 

🔬 Prinsip Uji (Dari Jurnal Biokimia)

Baca Juga: Memahami Uji Xantoprotein: Prinsip, Prosedur, dan Aplikasinya dalam Deteksi Protein​   

Menurut jurnal UMSB, uji ini didasarkan pada nitrasi inti benzena: cincin aromatik dalam protein direaksikan dengan HNO₃ pekat saat dipanasi, membentuk senyawa nitro yang berwarna kuning.

 Tambahan alkali seperti NaOH menghasilkan perubahan warna menjadi oranye karena pembentukan garam nitrobenzena.

⚗ Prosedur Singkat

  1. Tambahkan HNO₃ pekat ke dalam sampel protein (misalnya putih telur, susu).
  2. Panaskan untuk mempercepat reaksi nitrasi.
  3. Amati warna kuning; setelah mendingin, tambahkan NaOH → warna menjadi jingga/oranye.
  4. Interpretasi: perubahan warna menandakan keberadaan asam amino aromatik.

✅ Hasil Interpretasi

  • Positif: warna kuning saat asam, berubah jingga saat basa – menandakan tirosin atau triptofan.
  • Negatif: tidak ada perubahan warna – menandakan tidak adanya aromatik atau hanya fenilalanin, yang reaksi minimal dalam kondisi biasa.

📚 Temuan dari Jurnal

Jurnal Biokimia Pangan dan publikasi penelitian menyimpulkan bahwa uji ini efektif pada sampel pangan maupun protein hewani:

  • Contoh praktikum: susu dan taoge diuji positif; kecap hasil negatif karena komposisi aromatik berbeda.
  • Adaptasi pada protein makanan seperti tepung ikan juga menunjukkan hasil jingga, menegaskan metode XN sebagai indikator aromatik .

🧪 Aplikasi & Kelebihan

  • Digunakan dalam praktikum dan analisis jurnal biokimia untuk identifikasi kualitas protein .
  • Mudah, cepat, dan tidak membutuhkan alat canggih—cukup reagen HNO₃ dan NaOH .
  • Sebagai test awal sebelum pengujian spektrofotometri atau analisis kuantitatif lebih lanjut .

⚠ Keterbatasan

  • Fenilalanin sering tidak menunjukkan reaksi karena cincin benzena tidak teraktivasi.
  • Ini hanya metode kualitatif, tidak memungkinkan pengukuran konsentrasi penggunaannya hanya sebagai test skrining awal.
Uji Xantoprotein adalah metode qualitative yang mendeteksi asam amino aromatik melalui reaksi nitrasi pada cincin benzena.

Praktik jurnal menunjukkan metode ini efektif pada berbagai sampel, termasuk makanan dan protein hewani.

Sangat cocok sebagai test screener awal, tetapi perlu tes lanjut jika dibutuhkan analisis kuantitatif.

Baca Juga: Uji Protein - Tinjauan tentang Protein dan Uji Protein   

Meski sederhana dan murah, keterbatasannya seperti reaktivitas rendah fenilalanin perlu dipahami.

Dengan artikel ini, pembaca mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang prinsip uji Xantoprotein berdasarkan temuan jurnal dan aplikasinya dalam biokimia modern.

Fitri Aisyah
Fitri Aisyah Selamat datang di my blog! Blog ini membahas dunia laboratorium medik dengan cara yang mudah dipahami. Dari teknik pemeriksaan, interpretasi hasil laboratorium, hingga tips seputar kesehatan, semuanya dikemas simpel, jelas, dan berbasis bukti ilmiah. Yuk, eksplorasi ilmu laboratorium bersama! 🔬🚀

Post a Comment