Mengenal Hypersensitivity Diseases: Penyakit Akibat Reaksi Kekebalan Tubuh yang Berlebihan

Table of Contents
Mengenal Hypersensitivity Diseases Penyakit Akibat Reaksi Kekebalan Tubuh yang Berlebihan


INFOLABMED.COM - Hypersensitivity diseases adalah sekelompok gangguan kesehatan yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya. 

Reaksi ini dapat melibatkan antibodi IgG, sel T spesifik, atau kompleks imun, yang seharusnya berfungsi melawan infeksi, tetapi justru menyerang jaringan tubuh sendiri atau zat non-infeksius.

Baca juga : Mengenal Pentingnya Status Imun Hepatitis A (Anti-HAV IgG): Indikator Kesehatan dan Perlindungan

Jenis-Jenis Hypersensitivity Diseases

1. Tipe II Hipersensitivitas (Reaksi Antibodi-Mediasi Seluler)

Reaksi ini terjadi ketika antibodi IgG menyerang sel-sel tubuh yang telah terikat oleh antigen asing, seperti obat-obatan tertentu. Contohnya:

  • Anemia hemolitik (penghancuran sel darah merah) akibat obat seperti penisilin.
  • Trombositopenia (penurunan trombosit) karena reaksi terhadap obat quinidine atau methyldopa.

Sel-sel yang terikat antibodi kemudian dihancurkan oleh makrofag di limpa melalui pengikatan reseptor Fcγ.

2. Tipe III Hipersensitivitas (Penyakit Kompleks Imun)

Reaksi ini disebabkan oleh pengendapan kompleks antigen-antibodi di jaringan, memicu peradangan. Contohnya:

  • Serum sickness, terjadi setelah pemberian serum asing (misalnya antiserum kuda untuk pengobatan infeksi). Gejalanya meliputi demam, ruam, artritis, dan glomerulonefritis.
  • Penyakit paru petani (farmer’s lung), akibat paparan berulang terhadap debu jerami atau spora jamur, menyebabkan peradangan di paru-paru.

Kompleks imun kecil yang mengendap di pembuluh darah mengaktifkan leukosit dan sistem komplemen, menyebabkan kerusakan jaringan.

3. Tipe IV Hipersensitivitas (Reaksi Sel T Tertunda)

Berbeda dengan reaksi antibodi, reaksi ini dimediasi oleh sel T dan membutuhkan waktu 24–72 jam untuk muncul. Contohnya:

  • Uji tuberkulin, reaksi kulit terhadap antigen tuberkulosis pada orang yang pernah terpapar bakteri ini.
  • Dermatitis kontak, seperti ruam akibat poison ivy atau logam nikel, di mana sel T CD8 atau CD4 merespons antigen yang menempel pada protein tubuh.

Reaksi ini melibatkan pelepasan sitokin seperti IFN-γ dan TNF-β, yang menarik sel-sel radang ke lokasi paparan antigen.

Baca juga : B-cell Activation by Armed Helper T Cells: Kunci Respons Antibodi yang Efektif

Kesimpulan

Hypersensitivity diseases mencakup berbagai kondisi di mana sistem imun bereaksi berlebihan terhadap zat yang tidak berbahaya. Reaksinya bisa dimediasi antibodi, kompleks imun, atau sel T, dengan gejala bervariasi dari ruam kulit hingga kerusakan organ.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment