Classification of Kidney Disease: Sistem Stadium CKD Berdasarkan KDIGO

Table of Contents

Classification of Kidney Disease: Sistem Stadium CKD Berdasarkan KDIGO

INFOLABMED.COM – Penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD) merupakan kondisi progresif yang membutuhkan klasifikasi tepat untuk menentukan penanganan medis. 

Sistem klasifikasi terbaru berdasarkan KDIGO (Kidney Disease Improving Global Outcomes) menggabungkan nilai GFR (laju filtrasi glomerulus) dan tingkat albuminuria untuk menilai tingkat keparahan CKD.

Baca juga : Mengenal Struktur Histologi Ginjal dan Pentingnya bagi Fungsi Tubuh

Klasifikasi CKD Berdasarkan GFR

Sistem KDIGO membagi CKD dalam 6 stadium berdasarkan nilai GFR:

  1. CKD G1: GFR >90 mL/menit/1.73m² dengan bukti kerusakan ginjal (misal: proteinuria atau kelainan struktural).
  2. CKD G2: GFR 60-89 mL/menit/1.73m² disertai tanda kerusakan ginjal.
  3. CKD G3a: GFR 45-59 mL/menit/1.73m² (penurunan fungsi ginjal sedang).
  4. CKD G3b: GFR 30-44 mL/menit/1.73m² (penurunan fungsi ginjal sedang-berat).
  5. CKD G4: GFR 15-29 mL/menit/1.73m² (penurunan berat).
  6. CKD G5: GFR <15 mL/menit/1.73m² atau pasien sudah menjalani dialisis (gagal ginjal terminal).

Catatan:

  • Nilai GFR >60 tanpa bukti kerusakan ginjal dianggap normal.
  • Bukti kerusakan ginjal meliputi: proteinuria, hematuria glomerulus, atau kelainan struktur (misal: penyakit ginjal polikistik).

Klasifikasi Berdasarkan Albuminuria (ACR)

Selain GFR, tingkat albuminuria (diukur melalui Albumin-to-Creatinine Ratio/ACR) juga menentukan prognosis CKD:

  • A1: ACR <3 mg/mmol (normal).
  • A2: ACR 3-30 mg/mmol (peningkatan sedang/mikroalbuminuria).
  • A3: ACR ≥30 mg/mmol (peningkatan berat/makroalbuminuria).

Contoh: Pasien dengan GFR 48 mL/menit/1.73m² dan ACR 25 mg/mmol diklasifikasikan sebagai CKD G3a A2.

Pentingnya Klasifikasi KDIGO

  • Membantu mengidentifikasi pasien yang membutuhkan rujukan ke spesialis.
  • Menentukan target tekanan darah dan frekuensi pemantauan.
  • Albuminuria adalah prediktor kuat untuk risiko kardiovaskular dan progresi CKD.

Pemeriksaan Pendukung untuk CKD

  1. Serum Urea:

    • Tidak spesifik untuk fungsi ginjal, tetapi peningkatan tidak proporsional (vs kreatinin) bisa menunjukkan hipovolemia atau perdarahan saluran cerna.
  2. Cystatin C:

    • Penanda lebih akurat daripada kreatinin, terutama untuk deteksi dini penurunan GFR.
    • Direkomendasikan oleh NICE untuk konfirmasi CKD pada pasien dengan GFR 45-59 tanpa gejala lain.
  3. Pengukuran GFR secara Langsung:

    • Inulin clearance: Standar emas, tetapi jarang tersedia.
    • Radioisotop (51Cr EDTA, 99mTc DTPA): Metode akurat untuk penelitian klinis atau pasien dengan massa otot abnormal.

Baca juga : Mengetahui Fungsi Dari Organ Ginjal

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment