Sodium, Blood: Fungsi, Nilai Normal, dan Gangguan yang Mempengaruhinya

Table of Contents

INFOLABMED.COM – Sodium (Na+) merupakan elektrolit dengan konsentrasi tertinggi dalam darah dan berperan sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler (ECF). 

Sodium memiliki peran penting dalam keseimbangan asam-basa serta mendukung fungsi neuromuskular. Kadarnya dalam darah berbanding terbalik dengan kadar kalium.

Baca juga : Penjelasan Umum Tentang Elektrolit

Fungsi Sodium dalam Tubuh

Tubuh memanfaatkan sodium dari asupan makanan, sementara kelebihannya dikeluarkan melalui urine. 

Keseimbangan ini diatur oleh beberapa mekanisme, termasuk produksi hormon seperti aldosteron (mengurangi kehilangan sodium) dan hormon antidiuretik (ADH) yang mencegah kehilangan air. 

Selain itu, rasa haus juga berperan dalam menjaga kadar sodium. Ketika kadar sodium darah meningkat, tubuh merangsang rasa haus agar asupan air membantu menormalkannya kembali.

Hubungan Sodium dengan Keseimbangan Cairan

Kadar sodium darah erat kaitannya dengan keseimbangan cairan tubuh. 

Jika cairan tubuh meningkat, konsentrasi sodium akan menurun, merangsang ginjal untuk menahan sodium dan mengeluarkan air melalui kerja aldosteron. 

Sebaliknya, jika cairan tubuh berkurang, kadar sodium darah meningkat, memicu pelepasan ADH untuk menahan air.

Gejala Gangguan Kadar Sodium

• Hiponatremia (Kadar Sodium Rendah):
  Gejalanya meliputi lemas, kebingungan, kram perut, denyut nadi lemah, sakit kepala, hingga kejang dan koma.
• Hipernatremia (Kadar Sodium Tinggi):
  Ditandai dengan selaput lendir kering, demam, rasa haus berlebihan, dan gelisah.

Nilai Normal Sodium dalam Darah

• 135–145 mEq/L (135–145 mmol/L dalam satuan SI)

Arti Nilai Abnormal Sodium dalam Darah

Meningkat (Hipernatremia)

• Penyakit Cushing
• Dehidrasi
• Diabetes insipidus
• Transfusi tukar dengan darah simpan
• Gangguan fungsi ginjal
• Kelebihan infus saline intravena (IV)
• Aldosteronisme primer
• Asupan garam berlebihan
• Trakeobronkitis

Menurun (Hiponatremia)

• Gagal ginjal akut
• Penyakit Addison
• Luka bakar parah
• Gagal ginjal kronis
• Sirosis hati
• Gagal jantung kongestif
• Asidosis diabetik
• Keringat berlebihan (diaforesis)
• Diare
• Edema
• Emfisema
• Infus IV non-elektrolit berlebihan
• Penyedotan cairan lambung (suction gastrointestinal)
• Hiperglikemia
• Hiperproteinemia
• Hipotiroidisme
• Asupan sodium tidak mencukupi
• Ketonuria
• Malabsorpsi
• Sindrom nefrotik
• Overdiuresis (kelebihan diuretik)
• Overhidrasi
• Obstruksi pilorus
• Asidosis tubulus ginjal
• Sindrom ADH tidak sesuai (SIADH)
• Muntah
• Keracunan air

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Abnormal

• Kadar sodium rendah palsu dapat terjadi jika darah mengandung kadar lipid tinggi (hiperlipidemia).
• Obat yang dapat meningkatkan kadar sodium:
  Ampisilin, steroid anabolik, antibiotik, kolestiramin, klonidin, kortikosteroid, obat batuk, diuretik (loop), doksorubisin, larutan hipernatremik, isosorbid, laksatif, metildopa, kontrasepsi oral, progesteron, ramipril, sildenafil, tetrasiklin.
• Obat yang dapat menurunkan kadar sodium:
  ACE-inhibitor, karbamazepin, karvedilol, agen kemoterapi, diuretik, litium, nikardipin, NSAID, pimozid, SSRI, sulfonilurea, triamteren, asam valproat, vasopresin.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.

Prosedur Tes Sodium Darah

• Persiapan: Tidak perlu puasa.
• Prosedur: Pengambilan sampel darah 7 mL dalam tabung merah.
• Pasca Tes: Pantau perdarahan di area pengambilan darah.

Baca juga : Pemeriksaan Elektrolit

Nilai Kritis yang Perlu Diwaspadai

Kadar sodium <125 atau >152 mEq/L termasuk kondisi kritis dan memerlukan penanganan segera.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***