Schilling Test (Tes Penyerapan Vitamin B12): Prosedur, Nilai Normal, dan Interpretasi Hasil
INFOLABMED.COM – Schilling Test (Vitamin B12 Absorption Test) adalah tes diagnostik yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan usus halus dalam menyerap vitamin B12.
Schilling Test (Tes Penyerapan Vitamin B12) penting untuk mendiagnosis kondisi seperti anemia pernisiosa dan gangguan malabsorpsi.
Baca juga : Manfaat Folic Acid (Folat): Pentingnya Pemeriksaan dan Suplementasi untuk Kesehatan Darah dan Kehamilan
Berikut penjelasan lengkap mengenai prosedur, nilai normal, serta makna hasil abnormal.
Apa Itu Schilling Test?
Vitamin B12 yang dikonsumsi akan berikatan dengan intrinsic factor dari mukosa lambung sebelum diserap di ileum (bagian usus halus).
Schilling Test mengukur seberapa baik tubuh menyerap vitamin B12 dengan menggunakan versi radioaktif dari vitamin tersebut.
Prosedur Schilling Test
Tes ini dilakukan dalam dua tahap jika diperlukan:
Tahap I
- Pasien mengonsumsi kapsul vitamin B12 radioaktif.
- Vitamin B12 non-radioaktif disuntikkan secara intramuskular (IM) untuk menjenuhkan tempat pengikatan vitamin B12.
- Urine dikumpulkan selama 24 jam.
Hasil Normal: Ekskresi ≥8% dari dosis radioaktif B12 dalam urine.
Jika hasil rendah, dilakukan Tahap II dalam 3–7 hari:
- Pasien mengonsumsi vitamin B12 radioaktif bersama intrinsic factor.
- Suntikan IM B12 non-radioaktif kembali diberikan.
Urine dikumpulkan lagi selama 24 jam.
Jika ekskresi normal setelah pemberian intrinsic factor, penyebabnya adalah kekurangan intrinsic factor (misalnya pada anemia pernisiosa).
- Jika tetap rendah, kemungkinan ada masalah malabsorpsi usus.
Nilai Normal dan Interpretasi Hasil Abnormal
- Normal: Ekskresi ≥8% dari dosis radioaktif.
- Abnormal (Rendah):
- Anemia pernisiosa
- Malabsorpsi usus
- Hipotiroidisme
- Penyakit hati
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes
- Penggunaan obat pencahar sebelum tes.
- Gagal ginjal atau diabetes dapat mengurangi ekskresi B12.
- Paparan bahan radioaktif lain sebelum tes.
Persiapan dan Kontraindikasi
- Puasa 12 jam sebelum tes.
- Hindari suplemen B12 dan pencahar 24 jam sebelumnya.
- Tidak boleh dilakukan pada:
- Ibu hamil (kecuali saat menstruasi atau 12–14 hari setelahnya).
- Ibu menyusui.
- Pasien dengan gangguan kooperatif (misalnya lansia atau gangguan mental).
Baca juga : Kelainan Hematologis Pada Anemia Pernisiosa
Pentingnya Follow-Up
Jika hasil menunjukkan anemia pernisiosa, pasien memerlukan suntikan vitamin B12 bulanan sebagai terapi.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment