Prealbumin (PAB): Fungsi, Nilai Normal, dan Penyebab Hasil Abnormal
INFOLABMED.COM – Prealbumin (PAB) adalah protein plasma yang disintesis oleh hati dan dianggap sebagai penanda terbaik untuk malnutrisi.
Dengan waktu paruh hanya 2 hari, kadar prealbumin dapat berubah dengan cepat, sehingga mencerminkan status gizi seseorang secara real-time.
Baca juga : Semua yang Perlu Anda Ketahui Tentang Uji Darah Albumin (Serum)
Tes Prealbumin (PAB) sering digunakan untuk mendiagnosis malnutrisi kalori-protein, terutama pada pasien kronis, pasien rawat inap berisiko tinggi, dan sebelum prosedur bedah.
Apa Itu Prealbumin (PAB)?
Prealbumin adalah protein yang membantu mengangkut hormon tiroid dan vitamin A dalam darah.
Kadarnya yang rendah dapat mengindikasikan kekurangan gizi atau masalah kesehatan lain, sementara kadar tinggi mungkin terkait dengan kondisi tertentu seperti penyakit Hodgkin atau penggunaan kortikosteroid.
Nilai Normal Prealbumin
Kadar normal prealbumin dalam darah adalah:
- 16–35 mg/dL (atau 160–350 g/L dalam satuan SI).
Penyebab Kadar Prealbumin Tinggi
- Penggunaan kortikosteroid
- Penyakit Hodgkin
- Hiperkortisolisme
- Penggunaan NSAID dosis tinggi
Penyebab Kadar Prealbumin Rendah
- Kanker
- Penyakit kronis
- Hipertiroidisme
- Infeksi
- Peradangan
- Penyakit hati
- Malnutrisi
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes
- Obat yang menurunkan PAB: Amiodaron, estrogen, kontrasepsi oral.
- Obat yang meningkatkan PAB: Steroid anabolik, androgen, karbamazepin.
- Peradangan dapat menurunkan kadar PAB.
- Gagal ginjal dapat menyebabkan hasil PAB meningkat secara palsu.
Prosedur Tes Prealbumin
- Persiapan: Tidak perlu puasa sebelum tes.
- Proses: Sampel darah diambil dalam tabung merah (7 mL).
- Pasca-tes: Tekan area pengambilan darah untuk mencegah perdarahan.
Pentingnya Pemantauan Prealbumin
Pasien dengan kadar prealbumin rendah memerlukan konseling gizi dan intervensi nutrisi untuk mencegah komplikasi.
Baca juga : Waspadai! Ini Penyebab Albumin Darah Anda Rendah atau Tinggi
Hasil tes ini juga membantu memantau efektivitas terapi nutrisi seperti pemberian nutrisi parenteral.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment