Mengenal Polysomnography (PSG, Sleep Study): Tes Tidur untuk Deteksi Gangguan Tidur
Tes Polysomnography (PSG) sangat berguna untuk mendiagnosis berbagai gangguan tidur seperti hipersomnia, sleep apnea obstruktif, narcolepsy, dan gangguan perilaku selama tidur.
Baca juga : Tips untuk Tidur Lebih Nyenyak dan Berkualitas
Apa Itu Polysomnography?
PSG adalah studi tidur yang merekam aktivitas tubuh selama tidur, mencakup dua jenis tidur utama: non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM).
Tidur NREM terbagi menjadi empat tahap: dari mengantuk (Tahap 1), tidur ringan (Tahap 2), hingga tidur dalam (Tahap 3 dan 4).
Biasanya, seseorang mengalami 4–5 siklus tidur dalam semalam, masing-masing berdurasi sekitar 90 menit.
Jenis-Jenis PSG
Overnight Polysomnography (oPSG): Dilakukan semalaman untuk merekam seluruh aktivitas tidur secara berkesinambungan.
Multiple Sleep Latency Test (MSLT): Tes yang dilakukan sepanjang hari dengan beberapa sesi tidur singkat (nap test) untuk mengevaluasi kantuk berlebihan di siang hari.
Apa Saja yang Direkam?
Selama PSG, berbagai data dikumpulkan seperti:
- Audio: Untuk mendeteksi suara dengkuran.
- Video: Untuk mengamati gerakan seperti berjalan saat tidur, kejang, atau gerakan periodik anggota tubuh.
- Aliran napas: Melalui sensor di hidung dan mulut, untuk mendeteksi sleep apnea.
- Gerakan mata: Melalui elektrookulografi (EOG), untuk mengidentifikasi fase REM.
- Aktivitas otak: Lewat elektroensefalografi (EEG).
- Aktivitas otot: Menggunakan elektromiografi (EMG), terutama di dagu dan kaki.
- Gerakan dada dan perut: Menggunakan pengukur regangan untuk memantau pernapasan.
- Saturasi oksigen: Dengan pulse oximeter.
Indikasi Medis PSG
Menurut panduan American Sleep Disorders Association (2005), PSG dianjurkan untuk:
- Diagnosis gangguan pernapasan saat tidur (termasuk sleep apnea).
- Penyesuaian terapi dengan Positive Airway Pressure (PAP).
- Evaluasi narcolepsy dengan kombinasi PSG dan MSLT.
- Diagnosis gangguan arousal yang dicurigai sebagai epilepsi saat tidur.
- Deteksi Periodic Limb Movement Disorder (PLMD).
Nilai Normal dan Abnormal
- Normal: Pola aktivitas otak dan otot sesuai tahapan tidur, saturasi oksigen ≥90%, dan episode desaturasi <5 per jam.
Abnormal: Dapat menunjukkan gangguan seperti:
- Gangguan ritme sirkadian
- Narcolepsy
- REM behavior disorder
- Restless legs syndrome
- Sleep apnea
- Epilepsi terkait tidur
- Gangguan transisi tidur-bangun
Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Beberapa faktor eksternal dapat memengaruhi hasil PSG, seperti konsumsi alkohol, stimulan, obat tidur, dan lingkungan tidur yang asing. Juga, keberadaan banyak alat monitoring dapat membuat tidur tidak alami.
Prosedur PSG
Sebelum Tes:
- Pasien dianjurkan menjaga pola tidur normal, menghindari alkohol, stimulan, obat tidur, dan olahraga berat pada hari pemeriksaan.
Selama Tes:
- Pasien tidur di pusat tidur dengan elektroda yang dipasang pada kepala, wajah, dan tubuh untuk memantau berbagai parameter tubuh selama tidur.
Setelah Tes:
- Semua alat dilepas dan pasien bisa kembali ke aktivitas normal. Hasil yang tidak biasa akan dilaporkan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Baca juga : Memahami Electroencephalography (EEG): Prosedur, Manfaat, dan Interpretasi Hasil
Pentingnya Riwayat dan Pemeriksaan Klinis
Evaluasi pasien sebelum PSG sebaiknya melibatkan riwayat tidur yang lengkap, pemeriksaan fisik (terutama sistem pernapasan, jantung, dan saraf), serta bila memungkinkan, masukan dari pasangan tidur.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment