Pemeriksaan TPHA: Tes Spesifik untuk Deteksi Sifilis dengan Akurasi Tinggi

Table of Contents

Pemeriksaan TPHA: Tes Spesifik untuk Deteksi Sifilis dengan Akurasi Tinggi


INFOLABMED.COM – Pemeriksaan TPHA (Treponema pallidum Hemagglutination Assay) adalah salah satu tes laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosis infeksi sifilis. 

Tes ini termasuk dalam kategori treponemal, yang berarti secara khusus mendeteksi antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, penyebab utama sifilis.

Baca juga : Pemeriksaan Sifilis Metode TPHA (Treponema Palidum Hemaglutinasi Assay) - Seri Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Apa Itu Pemeriksaan TPHA?

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat muncul dalam dua bentuk:

  1. Sifilis dengan gejala klinis (seperti luka tanpa rasa sakit, ruam kulit).
  2. Sifilis laten (tanpa gejala, hanya terdeteksi melalui tes darah).

TPHA membantu mengonfirmasi diagnosis sifilis dengan mendeteksi antibodi spesifik dalam darah pasien.

Tujuan Pemeriksaan TPHA

  • Mengidentifikasi infeksi sifilis melalui deteksi antibodi anti-Treponema pallidum.
  • Membedakan sifilis aktif dari infeksi lama (bersama dengan tes nontreponemal seperti VDRL/RPR).
  • Memantau pengobatan, meskipun tes ini biasanya tetap positif seumur hidup.

Prinsip Kerja TPHA

TPHA menggunakan sel darah merah yang telah dilapisi antigen Treponema pallidum. Jika serum pasien mengandung antibodi terhadap bakteri ini, sel darah merah akan menggumpal (aglutinasi), menandakan hasil reaktif.

Prosedur Pemeriksaan TPHA

1. Tes Kualitatif (Skrining Awal)

  1. Serum pasien diencerkan dan dimasukkan ke dalam plate mikrotiter.
  2. Ditambahkan sel kontrol dan sel uji yang mengandung antigen.
  3. Diinkubasi selama 45-60 menit pada suhu kamar.
  4. Hasil positif ditandai dengan aglutinasi (penggumpalan).

2. Tes Kuantitatif (Menentukan Titer Antibodi)

  1. Dilakukan pengenceran serial serum dari 1:80 hingga 1:10.240.
  2. Ditambahkan sel uji berantigen.
  3. Titer tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi menjadi hasil akhir.

Interpretasi Hasil TPHA

  • Reaktif: Mengindikasikan infeksi sifilis (baik aktif maupun masa lalu).
  • Non-reaktif: Tidak terdeteksi antibodi, tetapi perlu dikombinasikan dengan tes lain jika ada gejala.
  • Hasil positif palsu jarang terjadi, tetapi bisa muncul pada penyakit autoimun seperti lupus.

Perbandingan TPHA dengan Tes Lain

  • Lebih spesifik daripada tes nontreponemal (VDRL/RPR).
  • Tidak bisa membedakan infeksi aktif vs lama (karena antibodi tetap ada seumur hidup).
  • Digunakan sebagai konfirmasi setelah tes skrining awal.

Kapan TPHA Dibutuhkan?

  • Pasien dengan gejala sifilis.
  • Skrining ibu hamil untuk mencegah sifilis kongenital.
  • Pemeriksaan rutin bagi kelompok berisiko tinggi (seks bebas, pengguna narkoba).

Baca juga : Memahami Pemeriksaan VDRL dan TPHA: Deteksi Dini Sifilis untuk Kesehatan Optimal

Kesimpulan

TPHA adalah tes yang sangat akurat untuk mendiagnosis sifilis. Namun, hasilnya harus dikombinasikan dengan pemeriksaan klinis dan tes lain untuk menentukan stadium infeksi.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Rachma Amalia Maharani
Rachma Amalia Maharani Halo saya lulusan Teknologi Laboratorium Medik yang memiliki ketertarikan besar pada dunia kesehatan dan laboratorium klinik. Berpengalaman dalam praktik laboratorium selama masa studi dan magang, terbiasa bekerja secara teliti, disiplin, dan bertanggung jawab. Saya juga aktif mengembangkan diri melalui pembelajaran mandiri. I am looking for opportunities to contribute further to the health industry to be able to apply the knowledge and interests that I have. Let's connect on Linkedin in my Portfolio https://rachma-mlt.framer.website/

Post a Comment