Prosedur Pericardiocentesis: Analisis Cairan Perikardial untuk Diagnosis dan Penanganan Darurat

Table of Contents

 

Prosedur Pericardiocentesis Analisis Cairan Perikardial untuk Diagnosis dan Penanganan Darurat

INFOLABMED.COM - Pericardiocentesis adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengeluarkan cairan dari rongga perikardial, yaitu ruang antara lapisan dalam (visceral perikardium) dan lapisan luar (parietal perikardium) dari perikardium, selaput yang menyelimuti jantung. 

Prosedur ini dapat menjadi tindakan diagnostik maupun terapeutik darurat, terutama pada kondisi yang mengancam nyawa seperti tamponade jantung.

Baca juga : Memahami Echocardiography: Teknik, Manfaat, dan Prosedur Pemeriksaan Jantung

Tujuan dan Indikasi Pericardiocentesis

Pericardiocentesis dilakukan untuk menganalisis cairan perikardial guna mengetahui penyebab efusi atau penumpukan cairan, yang bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti:

  • Infark miokard akut
  • Perikarditis bakteri atau tuberkulosis
  • Gagal jantung kongestif
  • Trauma jantung
  • Neoplasma (tumor)
  • Lupus eritematosus sistemik
  • Penyakit rematik
  • Ruptur aneurisma ventrikel
  • Perikarditis jamur

Dalam situasi gawat darurat seperti trauma penetratif ke jantung, efusi dapat terbentuk dengan cepat dan menyebabkan peningkatan tekanan intraperikardial yang menurunkan curah jantung. 

Kondisi ini disebut tamponade jantung dan memerlukan tindakan segera tanpa menunggu persetujuan tertulis.

Nilai Normal dan Abnormal

Nilai normal dari cairan perikardial adalah kurang dari 50 mL, jernih, berwarna seperti jerami, tanpa bakteri, sel darah merah, sel darah putih, atau sel abnormal.

Temuan abnormal dapat menunjukkan infeksi, peradangan, keganasan, atau kerusakan struktur jantung.

Faktor seperti terapi antimikroba sebelum prosedur atau kontaminasi sampel dapat memengaruhi hasil analisis laboratorium.

Persiapan dan Prosedur Pericardiocentesis

Sebelum Prosedur:

  • Pasien harus puasa selama 6 jam.
  • Penjelasan prosedur, risiko, dan rasa tidak nyaman akibat tusukan jarum perlu diberikan.
  • Tanda tangan persetujuan diperlukan, kecuali dalam situasi darurat.
  • USG jantung dilakukan untuk memastikan lokasi efusi.
  • Alat resusitasi dan suction harus tersedia.

Saat Prosedur:

  • Pasien berbaring supine dengan kepala ditinggikan 60°.
  • Obat anestesi lokal diberikan.
  • Jarum khusus dimasukkan melalui dinding dada menuju rongga perikardial, dibantu dengan pemantauan EKG.
  • Tanda-tanda posisi jarum yang salah dapat dikenali melalui perubahan segmen PR, ST, dan bentuk QRS.
  • Sampel cairan sebanyak 50 mL diambil dan dikirim ke laboratorium.

Setelah Prosedur:

  • Tanda vital dipantau berkala selama beberapa jam.
  • Perhatikan gejala distress kardiorespirasi seperti suara jantung melemah, vena leher distensi, atau syok.
  • Luka bekas tusukan diperiksa dari kemungkinan perdarahan atau infeksi.

Komplikasi dan Kontraindikasi

Komplikasi potensial termasuk:

  • Tamponade jantung akibat perdarahan
  • Lacerasi miokard
  • Efusi pleura
  • Puncture organ dalam (paru, hati, lambung)
  • Henti jantung vasovagal
  • Fibrilasi ventrikel

Baca juga : Gambaran Klinis Tuberkulosis Paru dan Ekstraparu

Kontraindikasi utama adalah pasien dengan gangguan pembekuan darah atau yang tidak dapat bekerja sama selama prosedur.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment