Mendeteksi Penyakit Legionnaire dengan Tepat: Pemeriksaan Legionnaire’s Disease Antibody Test
INFOLABMED.COM - Legionnaire’s Disease Antibody Test adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang berperan penting dalam mendiagnosis penyakit Legionnaire, sejenis pneumonia atipikal yang disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophila.
Penyakit ini memiliki gejala menyerupai flu berat, seperti demam tinggi, kebingungan mental, sakit kepala, nyeri pleura, nyeri otot, sesak napas, batuk berdahak, hingga hemoptisis.
Baca juga : Mycoplasma pneumoniae: Mitos atau Ancaman? Menguak Realitas di Balik Lonjakan Kasus Pneumonia China dan Mitos Ketidakberbahayaannya
Penyakit ini lebih sering menyerang pria paruh baya hingga lanjut usia, perokok, serta individu dengan penyakit kronis atau yang sedang menjalani terapi imunosupresif.
Bakteri Legionella sering ditemukan di sistem distribusi air, terutama dalam sistem pendingin udara bangunan besar, termasuk rumah sakit.
Bahkan, organisme ini juga bisa ditemukan di tanah, sehingga orang yang bekerja di sekitar penggalian tanah memiliki risiko lebih tinggi.
Pentingnya Legionnaire’s Disease Antibody Test
Diagnosis Legionnaire sangat bergantung pada pemeriksaan antibodi Legionella. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur titer antibodi dalam dua fase, yaitu:
- Fase akut: Dilakukan dalam minggu pertama sejak gejala muncul.
- Fase konvalesen: Dilakukan 3 hingga 6 minggu setelah demam dimulai.
Peningkatan titer antibodi hingga empat kali lipat (>1:128) antara dua pemeriksaan ini menandakan infeksi Legionnaire.
Sementara, satu kali hasil titer ≥1:256 hanya menunjukkan adanya infeksi sebelumnya, namun bukan konfirmasi penyakit aktif karena 1% hingga 16% orang sehat juga dapat memiliki titer serupa.
Nilai Normal dan Interpretasi Hasil
- Nilai Normal: Negatif
- Nilai Abnormal: Titer meningkat menunjukkan infeksi aktif Legionnaire.
Faktor yang dapat memengaruhi hasil antara lain hemolisis sampel darah yang bisa menyebabkan hasil tidak akurat.
Prosedur Pemeriksaan
Persiapan Pra Tes:
- Tidak diperlukan puasa.
- Edukasi pasien mengenai tujuan pemeriksaan dan proses pengambilan darah.
Selama Tes:
- Pengambilan darah sebanyak 7 mL menggunakan tabung berpenutup merah.
- Petugas menggunakan sarung tangan sesuai standar prosedur.
Pasca Tes:
- Tekan dan tutup area bekas tusukan untuk mencegah perdarahan.
- Labeli spesimen dengan benar dan segera kirim ke laboratorium.
- Hasil abnormal dilaporkan kepada dokter yang menangani.
Penanganan Pasien
Jika diagnosis Legionnaire dikonfirmasi, pengobatan utamanya adalah antibiotik dari golongan quinolone atau makrolida, sesuai rekomendasi medis.
Pemeriksaan Legionnaire’s Disease Antibody Test memiliki peran krusial dalam menegakkan diagnosis penyakit Legionnaire.
Baca juga : Imunisasi PCV Mampu Menyelamatkan Anak dari Ancaman Kematian Akibat Pneumonia!
Dengan pemeriksaan yang tepat dan cepat, pasien bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai dan mencegah komplikasi serius.
Pemeriksaan ini juga sangat penting bagi populasi berisiko tinggi dan lingkungan rawan kontaminasi Legionella.***
Post a Comment