Kenali Papanicolaou Test (Exfoliative Cytologic Study, Pap Smear, Pap Test, Thin Prep): Deteksi Dini Kanker Serviks

Table of Contents

 

Kenali Papanicolaou Test (Exfoliative Cytologic Study, Pap Smear, Pap Test, Thin Prep) Deteksi Dini Kanker Serviks

INFOLABMED.COM - Papanicolaou Test, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pap Smear, Pap Test, dan Thin Prep, merupakan prosedur skrining penting untuk mendeteksi dini kanker serviks serta berbagai infeksi lainnya. 

Meskipun dapat digunakan pada berbagai jenis sekresi tubuh seperti sekresi lambung, prostat, sputum, dan urin, Pap Test paling sering dikaitkan dengan pemeriksaan sel dari leher rahim (serviks).

Pada prosedurnya, dilakukan pemeriksaan vaginal untuk mengambil sampel sel dari serviks. 

Baca juga : Pap Smear: Pemeriksaan Andalan untuk Deteksi Dini Kanker Serviks

Bagi wanita yang telah menjalani histerektomi total (pengangkatan rahim dan serviks), sampel diambil dari dinding vagina. 

Sel-sel tersebut kemudian dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan sistem grading seperti Sistem Bethesda, yang diperbarui terakhir pada tahun 2001.

Jenis Spesimen dan Persiapan

Pap Test bisa dilakukan dengan dua metode utama: sediaan konvensional atau preparasi berbasis cairan (Thin Prep).

Metode Thin Prep memungkinkan dilakukan tes DNA untuk mendeteksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe berisiko tinggi yang berkaitan dengan kanker serviks. 

Penilaian terhadap spesimen mencakup kelayakan spesimen (satisfactory atau unsatisfactory), dengan alasan spesifik bila hasil tidak memadai, seperti jumlah sel tidak cukup atau kontaminasi oleh pelumas.

Interpretasi Hasil Pap Test

Jika tidak ditemukan bukti kelainan, hasilnya dinyatakan "Negative for Intraepithelial Lesion or Malignancy". 

Namun, beberapa kondisi lain bisa teridentifikasi, seperti infeksi Trichomonas, Candida, herpes simpleks, atau pergeseran flora yang mengindikasikan bacterial vaginosis. 

Reaksi inflamasi, atrofi pascamenopause, dan perubahan sel akibat alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) juga bisa ditemukan.

Adapun abnormalitas sel epitel yang mungkin dilaporkan mencakup:

  • ASC-US: Sel skuamosa atipikal dengan signifikansi tidak pasti
  • LSIL: Lesi intraepitel skuamosa tingkat rendah
  • HSIL: Lesi intraepitel skuamosa tingkat tinggi
  • Karsinoma sel skuamosa
  • Adenokarsinoma dan kondisi lainnya.

Panduan Screening Berdasarkan Bukti

Menurut American Cancer Society dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):

  • Wanita harus mulai melakukan skrining kanker serviks 3 tahun setelah mulai aktif berhubungan seksual atau pada usia 21 tahun, dengan tes tahunan (Pap konvensional) atau dua tahunan (Thin Prep).
  • Pada usia 30 tahun ke atas, wanita dengan tiga hasil Pap Test normal berturut-turut dapat melakukan skrining setiap 2–3 tahun.
  • Wanita dengan faktor risiko khusus (seperti paparan DES, infeksi HIV, atau imunosupresi) tetap disarankan melakukan tes tahunan.
  • Pada usia 70 tahun atau lebih, skrining dapat dihentikan bila memiliki tiga hasil tes normal berturut-turut dan tidak ada hasil abnormal dalam 10 tahun terakhir.
  • Wanita yang menjalani histerektomi total karena alasan non-kanker bisa menghentikan skrining, namun tetap perlu skrining bila histerektomi dilakukan untuk mengobati kanker atau prakanker.

Prosedur Pap Test

  • Pasien diminta mengosongkan kandung kemih, kemudian berbaring dalam posisi litotomi.
  • Sebuah spekulum yang hanya dilumasi air hangat dimasukkan untuk melihat serviks.
  • Sel dari serviks dikumpulkan menggunakan spatula, sikat, atau alat berbentuk sapu untuk metode Thin Prep.
  • Sampel kemudian difiksasi ke slide kaca atau ke dalam vial cairan khusus, tergantung metode yang digunakan.
  • Seluruh prosedur dilakukan dengan sarung tangan steril.

Intervensi dan Perhatian Khusus

Sebelum tes, pasien diinstruksikan untuk tidak melakukan vaginal douche, memakai tampon, atau menggunakan produk vaginal lainnya selama 24 jam. Setelah tes, sedikit perdarahan ringan bisa terjadi. Hasil tes dilaporkan dan pasien diinformasikan lebih lanjut.

Clinical Alerts

Apabila ditemukan hasil abnormal, tindak lanjut harus mengikuti pedoman dari American Society for Colposcopy and Cervical Pathology (ASCCP). Bila sel endometrium ditemukan pada wanita usia 40 tahun ke atas, rujukan ke ginekolog diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga : Cegah dan Kenali Kanker Serviks: Gejala, Jenis, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Kontraindikasi Pap Test

  • Sedang menstruasi.
  • Baru menggunakan produk vaginal dalam 24 jam terakhir.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment