Paracentesis: Panduan Lengkap tentang Abdominal Paracentesis, Abdominal Tap, Peritoneal Fluid Analysis, dan Peritoneal Tap

Table of Contents

 

Paracentesis: Panduan Lengkap tentang Abdominal Paracentesis, Abdominal Tap, Peritoneal Fluid Analysis, dan Peritoneal Tap

INFOLABMED.COM – Paracentesis adalah prosedur medis untuk mengeluarkan cairan dari rongga peritoneum, yaitu ruang antara peritoneum visceral yang melapisi organ-organ abdomen dan peritoneum parietal yang melapisi dinding rongga perut. 

Kondisi seperti penyakit jantung, infeksi, neoplasia, retensi natrium, dan sirosis hati dapat menyebabkan akumulasi cairan di rongga ini, yang dikenal sebagai asites.

Baca juga : Mengenal CA 125 (Cancer Antigen 125): Penanda Penting dalam Deteksi dan Monitoring Kanker Ovarium

Paracentesis dapat dilakukan untuk tujuan diagnostik, guna menentukan penyebab asites, atau untuk tujuan terapeutik, seperti mengurangi tekanan akibat asites yang menyebabkan kesulitan bernapas atau nyeri. 

Selain itu, prosedur ini juga dilakukan pada kasus trauma abdomen untuk mendeteksi adanya perdarahan dalam rongga peritoneum.

Nilai Normal Cairan Peritoneal

  • Penampakan: Jernih hingga kuning pucat, tidak berbau
  • Jumlah: <50 mL
  • Bakteri: Tidak ada
  • Hitung sel:
    • Sel darah merah: Negatif
    • Sel darah putih: <300/μL
  • Sitologi: Tidak ada sel ganas
  • Jamur: Tidak ada
  • Protein: 0,3–4,1 g/dL

Interpretasi Nilai Abnormal

Analisis laboratorium mengkategorikan cairan sebagai eksudatif atau transudatif.

Transudatif:

  • Protein <3 g/dL
  • Rasio protein asites/serum <0,5
  • Rasio LD asites/serum <0,6
  • Gradien albumin >1,1
  • LD <200 U/L

Penyebab: Sirosis hati, gagal jantung kongestif, perikarditis konstriktif, sindrom Budd-Chiari, obstruksi vena cava inferior, sindrom nefrotik.

Eksudatif:

  • Protein >3 g/dL
  • Rasio protein asites/serum >0,5
  • Rasio LD asites/serum >0,6
  • Gradien albumin <1,1
  • WBC >500/mm³ dengan >250/mm³ sel polimorfonuklear (jika infeksi)
  • CEA asites >10 ng/mL (dengan keganasan)

Penyebab: Keganasan, peritonitis bakterial spontan, tuberkulosis, vaskulitis, pankreatitis, miksedema.

Faktor yang Mempengaruhi Nilai Abnormal

  • Cedera organ yang mendasari dapat mencemari sampel dengan empedu, darah, urin, atau feses.
  • Kontaminasi sampel dapat mengubah jumlah sel darah putih.

Prosedur dan Intervensi

Pra-ujian:

  • Jelaskan tujuan dan proses prosedur kepada pasien.
  • Anestesi lokal akan digunakan; akan terasa tekanan saat jarum menembus peritoneum.
  • Tidak perlu puasa sebelum prosedur.
  • Lakukan pemeriksaan CBC, jumlah trombosit, dan studi koagulasi.
  • Pastikan pasien mengosongkan kandung kemih sebelum prosedur.
  • Catat tanda vital, berat badan, dan lingkar perut sebelum prosedur.

Selama Prosedur:

  • Pasien dibantu dalam posisi duduk dengan kaki di lantai.
  • Tanda vital dimonitor setiap 15 menit.
  • Teknik steril digunakan sepanjang prosedur.
  • Lokasi tusukan biasanya antara umbilikus dan simfisis pubis, atau alternatif lain seperti flank dan fosa iliaka.
  • Jika volume cairan kecil, USG abdomen dapat digunakan untuk memandu.
  • Cairan diambil menggunakan jarum 18 G untuk diagnostik atau 14 G untuk pengeluaran volume besar.
  • Maksimal 1000 mL cairan dapat dikeluarkan perlahan untuk menghindari hipovolemia.

Pasca-prosedur:

  • Pantau tanda vital hingga stabil.
  • Periksa perban dan pantau adanya perdarahan, nyeri bertambah, atau nyeri perut.
  • Perhatikan tanda-tanda pergeseran cairan seperti denyut nadi cepat, tekanan darah menurun, perubahan mental, dan pusing.
  • Penanganan mungkin memerlukan infus cairan intravena atau albumin.
  • Waspadai koma hepatik pada pasien penyakit hati berat.
  • Timbang dan ukur lingkar perut untuk dibandingkan dengan data sebelum prosedur.
  • Pantau output urin selama 24 jam dan amati adanya hematuria.
  • Sampel harus diberi label dan segera dikirim ke laboratorium.
  • Laporkan temuan abnormal kepada dokter.

Peringatan Klinis

Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi perdarahan, koma hepatik, perforasi organ abdomen, peritonitis, syok, dan hipovolemia.

Baca juga : Mengenal Tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality): Fungsi, Prosedur, dan Makna Hasil

Kontraindikasi

  • Gangguan pembekuan darah
  • Obstruksi usus
  • Infeksi pada dinding abdomen
  • Ketidakmampuan pasien untuk berkooperasi
  • Hipertensi portal berat dengan sirkulasi kolateral abdomen

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment