Mengenal Tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality): Fungsi, Prosedur, dan Makna Hasil

Table of Contents

 

Mengenal Tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality): Fungsi, Prosedur, dan Makna Hasil

INFOLABMED.COM - Tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality) mengukur jumlah partikel aktif secara osmotik di dalam serum darah. 

Pemeriksaan Osmolality, Blood (Serum Osmolality) sangat penting untuk menilai ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, menentukan kebutuhan cairan tubuh, serta mengevaluasi status hidrasi pasien, konsentrasi urin, dan sekresi hormon antidiuretik (ADH)

Baca juga : Pemeriksaan Elektrolit: Pentingnya Menjaga Keseimbangan Mineral dalam Tubuh

Selain itu, tes ini juga digunakan dalam evaluasi toksikologi dan seringkali menjadi pemeriksaan utama dalam kasus hiponatremia.

Tujuan dan Manfaat Tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality)

Tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality) umumnya dilakukan untuk:

  • Menilai status hidrasi tubuh.
  • Mengidentifikasi gangguan konsentrasi urin.
  • Mengevaluasi sekresi hormon ADH.
  • Menyusun diagnosis pada pasien dengan dugaan keracunan zat berbahaya.
  • Menyelidiki penyebab hiponatremia, yang bisa disebabkan oleh kehilangan natrium melalui urin atau peningkatan volume cairan dalam aliran darah.

Nilai Normal Osmolality, Blood (Serum Osmolality)

Nilai normal dari tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality) berkisar antara 280–296 mOsm/kg H₂O (atau 280–296 mmol/kg dalam satuan SI).

Arti Hasil Abnormal pada Osmolality, Blood (Serum Osmolality)

  • Peningkatan Osmolality dapat terjadi pada kondisi:

    • Asidosis
    • Penyakit hati lanjut
    • Overdosis alkohol
    • Azotemia
    • Luka bakar
    • Kejang
    • Dehidrasi
    • Diabetes insipidus
    • Diabetes melitus
    • Edema
    • Overdosis etilen glikol
    • Diet tinggi protein
    • Hiperaldosteronisme
    • Hiperbilirubinemia
    • Hiperkalsemia
    • Hiperglikemia
    • Hipernatremia
    • Hipokalemia
    • Ketoasidosis
    • Overdosis metanol
    • Syok
    • Trauma
    • Uremia
  • Penurunan Osmolality dapat terjadi pada kondisi:

    • Penyakit Addison
    • Gagal jantung kongestif
    • Edema
    • Sirosis hati
    • Gagal hati dengan asites
    • Kanker paru
    • Overhidrasi
    • Pascaoperasi
    • Sindrom sekresi ADH yang tidak tepat (SIADH)

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes 

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi hasil meliputi:

  • Hemolisis pada sampel darah.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti mineralokortikoid dan diuretik osmotik.

Prosedur Pengambilan Sampel

  • Sebelum Tes:

    • Jelaskan tujuan tes kepada pasien.
    • Tidak perlu puasa sebelum pengambilan sampel darah.
  • Saat Tes:

    • Ambil 7 mL darah menggunakan tabung berpenutup merah.
    • Gunakan sarung tangan selama prosedur.
  • Setelah Tes:

    • Tekan area pengambilan darah untuk mencegah perdarahan.
    • Tutup area tersebut dengan perban dan pantau pendarahan.
    • Labeli spesimen dan kirimkan ke laboratorium.
    • Laporkan hasil abnormal kepada dokter yang merawat.

Peringatan Klinis (Clinical Alerts) 

Peningkatan kadar serum osmolality yang tinggi dapat menandakan kondisi klinis yang memburuk:

  • 385 mOsm/kg H₂O → risiko stupor akibat hiperglikemia.

  • 400 mOsm/kg H₂O → risiko kejang grand mal.

  • 420 mOsm/kg H₂O → risiko kematian.

Tes Osmolality, Blood (Serum Osmolality) memberikan informasi penting tentang keseimbangan cairan, elektrolit, dan kondisi metabolik tubuh. 

Baca juga : Serum Darah: Komponen Penting dalam Tubuh Manusia

Pemahaman yang tepat terhadap hasil tes ini sangat penting untuk diagnosis dan penanganan medis yang cepat dan akurat.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment