Mengenal Jenis dan Pengujian Hepatitis Virus: A, B, C, D, dan E

Table of Contents
Mengenal Jenis dan Pengujian Hepatitis Virus A, B, C, D, dan E


INFOLABMED.COM - Hepatitis adalah peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau zat beracun. 

Terdapat lima jenis utama hepatitis virus yang telah diidentifikasi. 

Masing-masing disebabkan oleh virus yang berbeda dan memiliki masa inkubasi, cara penularan, serta tingkat keparahan yang berbeda pula.

Baca juga : PEMERIKSAAN HEPATITIS B

Hepatitis A (HAV)

Dahulu disebut hepatitis infeksius, Hepatitis A memiliki masa inkubasi antara 2 hingga 7 minggu (rata-rata 4 minggu) dan ditularkan terutama melalui jalur oral-fekal. 

Hepatitis A tidak menyebabkan penyakit kronis. 

Vaksin tersedia untuk pencegahan HAV. Pemeriksaan laboratorium mencakup antibodi IgM dan IgG terhadap HAV.

Hepatitis B (HBV)

Dikenal sebelumnya sebagai hepatitis serum, Hepatitis B memiliki masa inkubasi 6 hingga 23 minggu (rata-rata 17 minggu). 

Virus ini ditularkan terutama melalui darah dan cairan tubuh, termasuk melalui jarum suntik yang terkontaminasi, tato, dan tindik. 

Hepatitis B lebih serius daripada hepatitis A karena dapat menyebabkan kerusakan sel hati, sirosis, dan kanker. 

Pengobatan melibatkan interferon dan obat antivirus untuk mengendalikan replikasi virus. Vaksin HBV memberikan perlindungan selama lebih dari 20 tahun.

Virus Hepatitis B terdiri dari kapsul luar dan inti dalam. 

Kapsul luar mengandung antigen permukaan Hepatitis B (HBsAg), sedangkan inti dalam mengandung antigen inti (HBcAg) dan antigen “e” (HBeAg). 

Tubuh merespons keberadaan antigen ini dengan menghasilkan antibodi terhadapnya. Oleh karena itu, pemeriksaan mencakup deteksi antigen dan antibodi: HBsAb, HBcAb, dan HBeAb.

Hepatitis C (HCV)

Sebelumnya dikenal sebagai hepatitis “non-A non-B”, Hepatitis C memiliki masa inkubasi 2 hingga 25 minggu (rata-rata 7–9 minggu). 

Virus ini ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh, serta melalui jarum suntik atau peralatan tato yang terkontaminasi. 

Secara klinis mirip dengan hepatitis B, tetapi tingkat keparahannya lebih rendah. 

Namun, HCV dapat berkembang menjadi hepatitis kronis, sirosis, dan kanker hati. Pemeriksaan melibatkan deteksi antibodi HCV.

Hepatitis D (HDV)

Disebut juga hepatitis delta, Hepatitis D disebabkan oleh virus RNA dan hanya dapat menginfeksi individu yang sudah terinfeksi hepatitis B. 

Masa inkubasinya adalah 2 hingga 8 minggu. 

Vaksinasi HBV juga melindungi dari infeksi HDV. 

Pemeriksaan antibodi anti-HDV biasanya hanya dilakukan jika seseorang diketahui mengidap HBV.

Hepatitis E (HEV)

HEV jarang ditemukan di Amerika Serikat. Wabah biasanya dikaitkan dengan air yang terkontaminasi. 

Masa inkubasinya 2 hingga 9 minggu (rata-rata 40 hari). 

Virus ini tidak menyebabkan kondisi kronis, sehingga pengobatan khusus tidak diperlukan. Saat ini, belum tersedia pengujian laboratorium rutin untuk HEV.

Pemeriksaan Hepatitis di Laboratorium:

Pengujian hepatitis penting untuk diagnosis dan pengendalian penyakit. 

Pengambilan sampel darah dilakukan tanpa perlu puasa. 

Pemeriksaan mencakup deteksi antibodi dan antigen spesifik untuk tiap jenis hepatitis. 
  • Antibodi Hepatitis A (IgM dan IgG): IgM menandakan infeksi aktif, sementara IgG menunjukkan infeksi lama dan kekebalan.
  • HBsAg (antigen permukaan HBV): Mendeteksi infeksi aktif, muncul sebelum gejala.
  • HBsAb (antibodi permukaan HBV): Menandakan kekebalan, baik dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
  • HBcAb (antibodi inti HBV): Muncul 1–4 minggu setelah infeksi, tetap ada seumur hidup, penting untuk mendeteksi fase “jendela inti”.
  • HBeAg (antigen e HBV): Menunjukkan kemampuan virus untuk menular, hilangnya antigen ini menandakan pengobatan berhasil.
  • HBeAb (antibodi e HBV): Menunjukkan infeksi telah melewati fase akut atau status carrier.
  • Anti-HCV: Menunjukkan adanya paparan HCV, tetapi tidak membedakan antara fase akut, kronis, atau sembuh.
  • Anti-HDV: Menunjukkan infeksi Hepatitis D, hanya terjadi bersamaan dengan HBV.
Beberapa nilai abnormal bisa berarti infeksi aktif, kekebalan, atau status carrier. 

Hasil pemeriksaan harus dievaluasi bersama riwayat klinis dan gejala pasien.

Catatan Klinis Penting:

  • Tidak disarankan untuk melakukan skrining rutin HCV pada orang dewasa sehat yang tidak berisiko tinggi.
  • Belum ada cukup bukti untuk merekomendasikan skrining HCV pada orang berisiko tinggi.
  • Nilai abnormal dapat dipengaruhi oleh pemeriksaan radiologi dengan radioisotop dalam seminggu sebelumnya.

Baca juga : Penyebab dan Gejala Hepatitis C


Mengenali jenis-jenis virus hepatitis serta metode penularannya sangat penting untuk pencegahan dan pengobatan dini. 

Vaksinasi, praktik hidup bersih, dan tes laboratorium menjadi kunci utama dalam pengendalian penyakit ini. 

Konsultasikan segera ke fasilitas kesehatan jika Anda memiliki risiko atau gejala yang mengarah ke hepatitis.***
Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment