Luteinizing Hormone (LH): Peran Vital dalam Kesuburan dan Kesehatan Reproduksi

Table of Contents

Luteinizing Hormone (LH) Peran Vital dalam Kesuburan dan Kesehatan Reproduksi


INFOLABMED.COM - Luteinizing Hormone (LH) adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior, dan memiliki peran krusial dalam sistem reproduksi baik pada wanita maupun pria. 

Bersama dengan hormon Follicle-Stimulating Hormone (FSH), LH berperan dalam mengatur proses ovulasi dan produksi hormon seks.

Pada wanita, FSH membantu pematangan folikel ovarium yang dibutuhkan untuk produksi estrogen. 

Baca juga : Pentingnya Hormon Kesuburan Pria dalam Kesehatan Reproduksi

Ketika kadar estrogen meningkat, produksi LH pun meningkat. Kenaikan LH dan FSH yang bersamaan memicu terjadinya ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. 

Proses ini juga mengubah folikel menjadi korpus luteum—struktur yang memproduksi progesteron untuk mendukung kehamilan awal. 

Apabila tidak terjadi kehamilan, korpus luteum akan mengalami degenerasi dalam waktu sekitar 10 hari.

LH juga merangsang ovarium untuk memproduksi steroid, khususnya estradiol, yang membantu mengatur produksi LH itu sendiri melalui mekanisme umpan balik. 

Ketika wanita memasuki masa menopause, fungsi ovarium menurun dan kadar LH meningkat secara signifikan.

Pada pria, LH berperan merangsang testis untuk me

mproduksi testosteron, hormon penting dalam proses spermatogenesis atau pembentukan sperma. 

Oleh karena itu, pemeriksaan kadar LH sering digunakan untuk mengevaluasi masalah ovulasi, amenore (tidak haid), dan infertilitas pada pria maupun wanita.

Nilai Normal LH:

  • Wanita:
    • Fase folikular: 5–30 mIU/mL
    • Pertengahan siklus (ovulasi): 75–150 mIU/mL
    • Fase luteal: 3–40 mIU/mL
    • Pasca menopause: 30–200 mIU/mL
  • Pria: 6–23 mIU/mL

Penyebab Kadar LH Abnormal:

  • Kadar LH Meningkat:

    • Menopause
    • Amenore
    • Kegagalan ovarium
    • Sindrom Turner
    • Pubertas dini
    • Sindrom Klinefelter
    • Penyakit ovarium polikistik (PCOS)
    • Hipersekresi hipofisis
    • Absen kongenital ovarium
  • Kadar LH Menurun:

    • Anoreksia nervosa
    • Malnutrisi
    • Hipopituitarisme
    • Disfungsi hipotalamus
    • Prolaktinoma
    • Sindrom Sheehan

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan LH:

  • Hemolisis sampel darah
  • Pemeriksaan radioaktif dalam seminggu terakhir
  • Obat-obatan seperti:
    • Meningkatkan LH: bromokriptin, klomifen, ketokonazol, spironolakton
    • Menurunkan LH: steroid anabolik, digoksin, estrogen, metformin

Persiapan dan Prosedur Pemeriksaan LH:

  • Pasien tidak perlu puasa sebelum tes
  • Dianjurkan menghentikan sementara obat-obatan tertentu 48 jam sebelum tes
  • Sampel darah sebanyak 7 mL diambil menggunakan tabung penampung dengan tutup merah
  • Bagi wanita, catatan tanggal haid terakhir perlu dicantumkan pada slip laboratorium

Pemeriksaan ini sangat penting dalam evaluasi gangguan hormon, fertilitas, serta fungsi reproduksi secara keseluruhan. 

Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Tes 17-Ketosteroids (17-KS): Indikator Fungsi Adrenal yang Penting

LH dan FSH umumnya diperiksa bersamaan untuk mendapatkan gambaran hormon yang lebih menyeluruh.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment