Leucine Aminopeptidase (LAP): Penanda Kerusakan Hati yang Perlu Diketahui
INFOLABMED.COM - Leucine Aminopeptidase (LAP) adalah enzim yang secara alami terdapat di dalam hepatosit (sel hati), serta ditemukan dalam darah, empedu, dan urin.
Enzim ini dilepaskan ke dalam aliran darah ketika terjadi kerusakan sel hati akibat obat hepatotoksik atau infeksi, seperti hepatitis.
Baca juga : Tentang Faal Hati Dan Pemeriksaannya
Selain itu, LAP juga dapat dilepaskan oleh tumor di hati, sehingga dapat berfungsi sebagai penanda (marker) tumor hati.
Pemeriksaan LAP menjadi penting dalam diagnosis kondisi medis tertentu, terutama ketika kadar alkaline phosphatase (ALP) meningkat.
Pola perubahan LAP umumnya sejalan dengan ALP, tetapi memiliki keunggulan karena biasanya tidak meningkat pada penyakit tulang atau masalah malabsorpsi.
Oleh karena itu, LAP lebih spesifik untuk mendeteksi gangguan hati.
Meskipun sensitivitas LAP tidak sebaik enzim hati lainnya seperti ALT, AST, ALP, LDH, dan GGT, LAP memiliki keunikan karena juga dapat diukur melalui urin.
Nilai Normal Leucine Aminopeptidase (LAP)
- Wanita: 75–185 U/mL (18.0–44.4 U/L dalam satuan SI)
- Pria: 80–200 U/mL (19.2–48.0 U/L dalam satuan SI)
Makna Nilai LAP yang Abnormal
Peningkatan kadar LAP dapat mengindikasikan beberapa kondisi berikut:
- Cholelithiasis (batu empedu)
- Sirosis hati
- Hepatitis
- Ikterus (jaundice)
- Kanker hati
- Disfungsi hati
- Kanker pankreas
- Pankreatitis
- Kehamilan
- Lupus eritematosus sistemik (SLE)
Faktor yang Mempengaruhi Kadar LAP
Beberapa obat dapat meningkatkan kadar LAP, di antaranya:
- Estrogen
- Obat hepatotoksik
- Progesteron
Tindakan Sebelum dan Setelah Tes
Sebelum Tes:
- Pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan dan prosedur pengambilan darah.
- Puasa biasanya tidak diperlukan, namun beberapa laboratorium mungkin menyarankan puasa selama 8 jam.
Prosedur:
- Sampel darah 7 mL diambil menggunakan tabung koleksi dengan tutup merah.
- Petugas medis memakai sarung tangan sepanjang prosedur.
Setelah Tes:
- Tekanan diberikan pada area pengambilan darah selama 3–5 menit, kemudian ditutup dengan perban dan dipantau untuk kemungkinan perdarahan.
- Spesimen dilabeli dan dikirim ke laboratorium.
- Hasil abnormal harus segera dilaporkan kepada dokter yang menangani.
Catatan Klinis
Baca juga : Pemeriksaan SGOT dan SGPT | Seri Edukasi Faal Hati Untuk ATLM
Pasien dengan gangguan fungsi hati mungkin mengalami defisiensi vitamin K yang menyebabkan perdarahan berkepanjangan pada area pengambilan darah.
Pasien perlu diajarkan untuk memantau lokasi bekas tusukan, dan bila terjadi perdarahan yang sulit dihentikan, segera kembali ke laboratorium atau hubungi penyedia layanan kesehatan.***
Post a Comment