Homocysteine (HCY): Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Jantung yang Sering Terabaikan
INFOLABMED.COM - Homocysteine (HCY) adalah asam amino yang mengandung sulfur, terbentuk dari proses konversi metionin menjadi sistein.
Metionin sendiri merupakan asam amino esensial yang diperoleh tubuh dari asupan makanan sehari-hari.
Dalam kondisi sel yang sehat, homosistein segera diubah menjadi senyawa lain, namun jika tidak, penumpukan kadar homosistein dalam darah bisa menjadi indikator risiko berbagai penyakit, khususnya penyakit kardiovaskular.
Baca juga : Pemeriksaan Glycated Albumin : Metode, Nilai Normal, dan Keterbatasan
Sejak tahun 1990-an, para peneliti telah menemukan bahwa kadar homosistein plasma yang tinggi berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (CVD).
Meski hubungan sebab-akibat belum sepenuhnya terkonfirmasi, peningkatan homosistein dipercaya dapat merusak lapisan dalam arteri serta memicu pembentukan bekuan darah, dua kondisi yang sangat berbahaya bagi kesehatan jantung.
Peran Vitamin dalam Metabolisme Homocysteine
Vitamin B6, B12, dan asam folat berperan penting dalam proses metabolisme homosistein.
Kekurangan salah satu dari vitamin-vitamin ini dapat menyebabkan peningkatan kadar homosistein dalam tubuh, bahkan sebelum gejala kekurangan vitamin tersebut terlihat.
Pemberian suplemen vitamin B kompleks, terutama folat, terbukti efektif menurunkan kadar homosistein, namun hingga kini belum ada bukti klinis kuat yang menunjukkan bahwa penurunan ini secara langsung memperbaiki prognosis penyakit jantung.
Homocystinuria: Penyebab Genetik yang Jarang Terjadi
Selain kekurangan vitamin, penyebab lain dari tingginya kadar homosistein adalah homosistinuria, kelainan genetik langka yang menyebabkan enzim pengurai metionin tidak berfungsi.
Akibatnya, terjadi akumulasi metionin dan homosistein dalam tubuh.
Penderita homosistinuria sering mengalami deformitas rangka, gangguan penglihatan, keterbelakangan mental, hingga risiko tinggi tromboemboli dan aterosklerosis yang bisa menyebabkan kematian dini.
Sikap Resmi Organisasi Kesehatan
Meski American Heart Association (AHA) mengakui potensi homosistein dalam merusak arteri dan memicu penggumpalan darah, mereka belum menetapkan hiperhomosisteinemia sebagai faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.
AHA tetap merekomendasikan pola makan seimbang yang mengandung asupan harian asam folat sebanyak 400 μg.
Nilai Normal dan Makna Klinis
- Laki-laki: 1–2.12 mg/L (7.4–15.7 μmol/L)
- Perempuan: 0.53–2 mg/L (3.9–14.8 μmol/L)
Kondisi yang Menyebabkan Peningkatan Homocysteine:
- Risiko penyakit jantung (CVD)
- Homosistinuria
- Kekurangan vitamin B6, B12, folat
- Kebiasaan merokok
- Penggunaan obat tertentu seperti isoniazid, metotreksat, fenitoin
Pemeriksaan dan Prosedur Laboratorium
Pemeriksaan homosistein dilakukan dengan mengambil sampel darah sebanyak 7 mL menggunakan tabung gold-top (serum separator).
Tidak diperlukan puasa sebelum tes. Setelah pengambilan darah, area bekas suntikan ditekan dan diberi balutan, lalu sampel segera dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Hasil abnormal harus segera dilaporkan ke penyedia layanan kesehatan untuk ditindaklanjuti.
Baca juga : Protein (Apa itu Protein, Penyusun,sifat, dan Fungsinya)
Meski peran pasti Homocysteine (HCY) dalam menyebabkan penyakit jantung masih diteliti, penting untuk tetap waspada terhadap peningkatan kadarnya.
Deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium dan menjaga kecukupan vitamin B kompleks dapat membantu menekan risiko komplikasi serius.
Peran laboratorium kesehatan dalam mendiagnosis dan memantau kadar homosistein menjadi sangat vital dalam upaya pencegahan penyakit kardiovaskular sejak dini.***
Post a Comment