Mengenal Ham’s Test: Deteksi Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH) Melalui Uji Lisis Serum yang Diacidifikasi
INFOLABMED.COM - Ham’s Test, juga dikenal sebagai Acidified Serum Lysis Test, merupakan metode diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH)—suatu kondisi langka di mana hemoglobin ditemukan dalam urin, terutama pada malam hingga pagi hari setelah tidur.
Baca juga : Pentingnya Menghitung Jumlah Sel Darah Merah (RBC) dalam Menjaga Kesehatan
Apa Itu Ham’s Test?
Ham’s Test dinamai dari Dr. Thomas Hale Ham, seorang dokter asal Amerika yang dikenal dalam dunia hematologi atas kontribusinya dalam studi hemolisis.
Ham’s Test dilakukan dengan menempatkan sel darah merah (RBC) pasien ke dalam serum normal yang kompatibel secara ABO dan asam encer, lalu dijaga pada suhu 37°C untuk melihat apakah terjadi hemolisis (pecahnya sel darah merah).
Dalam kondisi normal, sel darah merah tidak akan mengalami hemolisis.
Namun, pada pasien dengan PNH, sel darah merah sangat rentan terhadap lisis di lingkungan asam akibat sensitivitas tinggi terhadap kadar karbon dioksida yang meningkat.
Tujuan dan Indikasi Pemeriksaan
Ham’s Test dilakukan untuk:
- Mendiagnosis PNH
- Menilai kemungkinan anemia aplastik, anemia diseritropoietik, leukemia, atau sferositosis
Nilai Normal dan Interpretasi
- Hasil Normal: Negatif (tidak terjadi hemolisis)
- Nilai Abnormal (positif):
- Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH)
- Anemia aplastik
- Anemia diseritropoietik
- Leukemia
- Sferositosis
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes
- Hemolisis pada sampel darah dapat mengganggu keakuratan hasil.
- Transfusi darah dalam 3 minggu terakhir dapat menyebabkan hasil negatif palsu, karena darah yang ditransfusikan bisa menutupi kelainan asli.
Prosedur Pemeriksaan
Sebelum Tes (Pretest):
- Edukasi pasien mengenai tujuan pemeriksaan.
- Tidak diperlukan puasa sebelum tes.
Selama Tes (Prosedur):
- Ambil sampel darah sebanyak 7 mL dalam tabung EDTA (tutup ungu).
- Gunakan sarung tangan selama prosedur berlangsung.
Setelah Tes (Posttest):
- Tekan dan tutup area bekas venipungsi dengan kasa dan plester.
- Labeli sampel dengan benar dan segera kirim ke laboratorium.
- Laporkan hasil yang abnormal ke dokter penanggung jawab.
Baca juga : Menyingkap Fungsi Sel Darah Merah dalam Hematologi Lengkap
Kontraindikasi
Penting untuk dicatat bahwa tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang telah menerima transfusi darah dalam 3 minggu terakhir, karena hasilnya bisa menjadi tidak valid.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment