Kadar Amonia dalam Darah: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
INFOLABMED.COM - Amonia adalah produk limbah yang terbentuk dari pemecahan nitrogen selama metabolisme protein di usus dan dari pencernaan darah yang mungkin ada di saluran pencernaan, seperti pada varises esofagus.
Sumber utama lainnya adalah sintesis dan konversi glutamin oleh tubulus ginjal, di mana amonia berfungsi sebagai penyangga ginjal penting.
Baca juga : Pemeriksaan Ureum Darah Metode Two Point – Enzimatik Urease (Barclote) (Serum/Plasma)
Dalam kondisi normal, amonia diubah menjadi urea oleh hati dan kemudian diekskresikan oleh ginjal.
Namun, jika terjadi gangguan fungsi hati, proses konversi ini terhambat, menyebabkan penumpukan amonia dalam darah.
Kadar amonia yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan ensefalopati hepatik, suatu kondisi di mana fungsi otak terganggu akibat toksisitas amonia.
Gejala ensefalopati hepatik meliputi kebingungan, kantuk berlebihan, koma, atau tremor tangan.
Pemeriksaan kadar amonia darah dapat digunakan untuk menentukan apakah disfungsi hati menjadi penyebab gejala-gejala tersebut dan untuk memantau efektivitas pengobatan penyakit hati, seperti sirosis.
Nilai Normal Kadar Amonia Darah:
- Dewasa: 15–45 mcg/dL (11–32 μmol/L SI units)
- Anak-anak: 40–80 mcg/dL (28–57 μmol/L SI units)
- Bayi baru lahir: 90–150 mcg/dL (64–107 μmol/L SI units)
Makna Nilai Amonia Darah yang Tidak Normal:
Peningkatan kadar amonia darah dapat terjadi pada kondisi seperti:
- Bronkitis akut
- Azotemia
- Sirosis
- Cor pulmonale
- Perdarahan saluran cerna
- Gagal jantung
- Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
- Ensefalopati hepatik
- Gagal hati
- Hiperalimentasi
- Leukemia
- Perikarditis
- Emfisema paru
- Gagal ginjal
- Sindrom Reye
Penurunan kadar amonia darah dapat terjadi pada:
- Hipertensi esensial
- Hipertensi maligna
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Amonia Darah:
- Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar amonia darah: heparin, beberapa diuretik (seperti furosemid), asetazolamid, dan asam valproat.
- Obat-obatan yang dapat menurunkan kadar amonia darah: neomisin, tetrasiklin, difenhidramin, isokarboksazid, fenelzin, tranilsipromin, heparin, dan laktulosa.
- Faktor lain: merokok, olahraga berat, diet tinggi atau rendah protein.
Prosedur Pemeriksaan Kadar Amonia Darah:
- Sebelum tes:
- Jelaskan kepada pasien tujuan tes dan kebutuhan pengambilan sampel darah.
- Instruksikan pasien untuk berpuasa selama 8 jam sebelum tes; air diperbolehkan.
- Minta pasien untuk menghindari olahraga berat dan merokok sebelum tes.
- Selama tes:
- Ambil sampel darah 5 mL dalam tabung EDTA (tutup ungu).
- Tabung harus disimpan dalam es.
- Petugas harus menggunakan sarung tangan selama prosedur.
- Setelah tes:
- Tekan area vena yang ditusuk, pasang perban, dan periksa secara berkala untuk memastikan tidak ada perdarahan lanjutan.
- Labeli sampel, simpan dalam es, dan segera kirim ke laboratorium.
- Laporkan hasil abnormal kepada penyedia layanan kesehatan.
Peringatan Klinis: Jika pasien menunjukkan gejala kadar amonia tinggi (seperti kebingungan), pengobatan mungkin termasuk pemberian laktulosa, pencahar yang bekerja dengan mengurangi produksi amonia di usus.
Menjaga fungsi hati yang optimal melalui gaya hidup sehat dan pengelolaan kondisi medis yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius terkait kadar amonia darah yang tinggi.
Dampak Kadar Amonia Darah yang Tinggi
Kadar amonia darah yang tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan sistem saraf pusat dan metabolisme.
Berikut adalah beberapa dampak dari peningkatan kadar amonia dalam darah:
Ensefalopati Hepatik
- Terjadi akibat ketidakmampuan hati untuk mengolah dan menghilangkan amonia secara efektif.
- Gejala termasuk kebingungan, disorientasi, gangguan bicara, mengantuk, bahkan koma dalam kasus yang parah.
Gangguan Neurologis
- Kadar amonia yang tinggi dapat menyebabkan kejang, pusing, dan kehilangan kesadaran.
- Dapat menyebabkan perubahan perilaku, seperti mudah marah, gelisah, atau depresi.
Gangguan Pernapasan
- Peningkatan amonia dalam darah dapat memicu gangguan pada sistem pernapasan seperti sesak napas.
- Dapat memperburuk kondisi seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau asma.
Gangguan Fungsi Otot
- Peningkatan kadar amonia dapat menyebabkan kelemahan otot dan tremor.
- Pada kondisi lebih parah, dapat terjadi koma hepatikum yang berakibat fatal.
Penyebab Umum Peningkatan Kadar Amonia Darah
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kadar amonia darah meningkat antara lain:
- Gagal hati: Hati yang tidak berfungsi optimal akan mengalami kesulitan mengubah amonia menjadi urea.
- Sindrom Reye: Penyakit langka yang memengaruhi hati dan otak, sering kali dikaitkan dengan penggunaan aspirin pada anak-anak yang mengalami infeksi virus.
- Sirosis hati: Kondisi kronis yang mengakibatkan jaringan hati rusak dan tidak mampu membuang amonia dengan baik.
- Infeksi berat: Sepsis atau infeksi berat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati sehingga kadar amonia meningkat.
- Gangguan metabolisme bawaan: Beberapa penyakit genetik menyebabkan gangguan metabolisme protein yang menyebabkan penumpukan amonia.
- Penyakit ginjal kronis: Ginjal yang rusak tidak mampu membuang limbah nitrogen dengan baik, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar amonia dalam darah.
Cara Mengurangi Kadar Amonia Darah Secara Alami
Selain pengobatan medis, ada beberapa cara alami untuk membantu mengurangi kadar amonia dalam darah:
Menjaga pola makan sehat:
- Kurangi konsumsi makanan tinggi protein jika Anda memiliki masalah hati.
- Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang tinggi serat.
- Pilih sumber protein yang mudah dicerna seperti tahu, tempe, dan ikan.
Meningkatkan Asupan Air
- Dehidrasi dapat memperburuk kadar amonia dalam darah.
- Minumlah cukup air putih minimal 8 gelas sehari.
Mengurangi konsumsi alkohol
- Alkohol dapat memperburuk kondisi hati dan meningkatkan kadar amonia dalam tubuh.
Menjaga kesehatan hati
- Hindari konsumsi alkohol secara berlebihan.
- Pertahankan berat badan yang sehat.
- Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam.
- Hindari paparan zat beracun seperti insektisida dan zat kimia berbahaya lainnya.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti kebingungan, gangguan bicara, gemetar, muntah berulang, kelelahan berlebihan, atau perubahan kepribadian, segera konsultasikan ke dokter.
Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda ensefalopati hepatik yang memerlukan perawatan segera.
Baca juga : Banyak Konsumsi Daging Selama Momen Idul Adha, Apa Saja Pemeriksaan Laboratorium Yang Di Anjurkan?
Kadar amonia dalam darah merupakan indikator penting kesehatan hati dan metabolisme protein. Peningkatan kadar amonia dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem saraf pusat, termasuk risiko ensefalopati hepatik.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan hati dengan pola makan seimbang, hidrasi yang cukup, serta menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar amonia darah.***
Post a Comment