Blood Smear: Pemeriksaan Mikroskopis Sel Darah untuk Diagnosis Akurat

Table of Contents

 

Blood Smear Pemeriksaan Mikroskopis Sel Darah untuk Diagnosis Akurat

INFOLABMED.COM - Blood smear atau pemeriksaan apusan darah tepi adalah metode diagnostik penting dalam bidang laboratorium medis. 

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai karakteristik sel darah merah (RBC), sel darah putih (WBC), dan trombosit melalui mikroskop. 

Baca juga : Panduan Lengkap Membuat Apusan Darah yang Berkualitas Tinggi: Tingkatkan Keterampilan Anda!

Berbeda dengan tes darah kuantitatif, blood smear memberikan analisis kualitatif yang sangat berguna dalam mendeteksi berbagai kelainan darah.

Apa Itu Blood Smear?

Blood smear adalah prosedur laboratorium yang melibatkan pembuatan apusan darah tipis pada kaca objek, kemudian diperiksa di bawah mikroskop. 

Pemeriksaan ini memberikan informasi penting mengenai ukuran, bentuk, warna, dan struktur sel darah merah, serta jumlah dan karakteristik sel darah putih dan trombosit.

Nilai Normal dalam Blood Smear

Pada individu sehat, hasil blood smear menunjukkan sel darah merah dengan bentuk biconcave normal, warna seragam, serta distribusi sel yang merata. 

Sel darah putih juga memiliki jumlah dan tipe yang seimbang sesuai dengan fungsi imunitasnya, sementara trombosit tampak dalam jumlah yang cukup tanpa bentuk abnormal.

Kelainan yang Dapat Dideteksi Melalui Blood Smear

Blood smear dapat mengidentifikasi berbagai kelainan darah berdasarkan perubahan bentuk, ukuran, dan warna sel darah merah. 

Berikut beberapa abnormalitas yang umum ditemukan:

Kelainan Warna RBC

  • Hiperkromik: Sel darah merah tampak lebih pekat karena hemoglobin yang berlebih, sering ditemukan pada dehidrasi.
  • Hipokromik: Sel darah merah tampak pucat akibat rendahnya kadar hemoglobin, sering terjadi pada anemia defisiensi besi.

Kelainan Ukuran RBC

  • Anisositosis: Variasi ukuran sel darah merah, umum pada anemia.
  • Makrosit: Sel darah merah berukuran besar, ditemukan pada anemia megaloblastik dan defisiensi asam folat.
  • Mikrosit: Sel darah merah berukuran kecil, sering terjadi pada anemia defisiensi besi dan thalassemia.

Kelainan Bentuk RBC

  • Ovalosit/Elliptosit: Sel berbentuk oval atau lonjong, terkait dengan anemia defisiensi besi dan thalassemia.
  • Poikilositosis: Bentuk sel darah merah yang tidak beraturan, ditemukan pada berbagai jenis anemia.
  • Schistosit: Sel darah merah yang terfragmentasi, sering terlihat pada anemia hemolitik dan pasien dengan katup jantung prostetik.
  • Sel sabit: Sel berbentuk bulan sabit akibat hemoglobin abnormal (Hb S), ditemukan pada anemia sel sabit.
  • Sferosit: Sel kecil dan bulat, umum pada sferositosis herediter dan anemia hemolitik imun.
  • Target cell: Sel tipis dengan area hemoglobin yang lebih terang di tengahnya, ditemukan pada thalassemia dan anemia defisiensi besi.
  • Rouleaux formation: Sel darah merah yang menempel satu sama lain, ditemukan pada penyakit makroglobulinemia dan multiple myeloma.

Kelainan Tambahan RBC

  • Basophilic stippling: Terdapat bintik-bintik gelap akibat gangguan sintesis hemoglobin, sering terjadi pada thalassemia dan keracunan logam berat.
  • Howell-Jolly bodies: Material inti sel yang tersisa dalam eritrosit, sering terlihat pada pasien pasca splenektomi dan anemia hemolitik berat.
  • Stomatosit: Sel dengan area tengah berbentuk celah, ditemukan pada alkoholisme akut dan penyakit hepatobiliari.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Blood Smear

Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan blood smear, di antaranya:

  • Keterampilan analis laboratorium dalam membaca dan menafsirkan hasil mikroskopis.
  • Hemolisis sampel darah, yang dapat mengubah hasil pemeriksaan.
  • Teknik pembuatan apusan darah, yang harus dilakukan dengan baik agar hasil analisis akurat.

Prosedur Pemeriksaan Blood Smear

  1. Persiapan:
    • Tidak diperlukan puasa sebelum pengambilan sampel.
    • Pasien diberi tahu mengenai prosedur dan tujuan pemeriksaan.
  2. Pengambilan Sampel:
    • Darah diambil melalui tusukan jari atau tumit (pada bayi) atau melalui venipunktur.
    • Jika menggunakan venipunktur, darah dikumpulkan dalam tabung berisi EDTA.
    • Sampel darah kemudian diaplikasikan pada kaca objek dan dibuat menjadi apusan tipis.
  3. Pemeriksaan Mikroskopis:
    • Apusan darah diwarnai menggunakan pewarna khusus, seperti Wright-Giemsa.
    • Sel darah diamati di bawah mikroskop oleh tenaga medis terlatih.
  4. Pasca Pemeriksaan:
    • Tekanan diberikan pada area pengambilan darah untuk mencegah perdarahan.
    • Hasil pemeriksaan dilaporkan ke dokter untuk analisis lebih lanjut.

Tindak Lanjut Jika Ditemukan Kelainan

Jika hasil blood smear menunjukkan kelainan, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti:

  • Hitung darah lengkap (Complete Blood Count/CBC)
  • Aspirasi atau biopsi sumsum tulang untuk mengetahui kondisi produksi sel darah
  • Tes biokimia darah untuk menilai kadar zat besi, vitamin B12, atau folat

Blood smear adalah pemeriksaan penting dalam evaluasi kondisi darah dan deteksi dini berbagai penyakit hematologi. 

Baca juga : Pembuatan Apusan Darah

Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi kelainan bentuk, ukuran, dan warna sel darah merah, serta memberikan wawasan lebih lanjut mengenai kesehatan hematologi pasien.

Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***

Infolabmed
Infolabmed infolabmed.com merupakan kanal informasi tentang Teknologi Laboratorium Medik meliputi Materi Kuliah D3 dan D4, Informasi Seminar ATLM, Lowongan Kerja. Untuk dukung website infolabmed tetap aktif silahkan ikut berdonasi melalui DANA = 085862486502.

Post a Comment