Mengenal Coagulation Factor Assay: Pemeriksaan Faktor Pembekuan Darah untuk Diagnosis Gangguan Hemostasis
INFOLABMED.COM - Coagulation Factor Assay adalah pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk menilai kadar faktor pembekuan darah dalam tubuh.
Tes Coagulation Factor Assay berperan penting dalam mendeteksi gangguan hemostasis, seperti hemofilia dan defisiensi faktor pembekuan lainnya.
Baca juga ; Tes Profil Koagulasi: Tujuan, Jenis, Prosedur, Biaya, dan Evaluasi Hasil
Artikel ini akan membahas mekanisme pembekuan darah, tujuan pemeriksaan, prosedur, serta interpretasi hasil tes.
Mekanisme Pembekuan Darah dan Jalur Koagulasi
Pembekuan darah atau hemostasis terjadi saat terjadi cedera pada jaringan atau pembuluh darah. Proses ini diawali dengan agregasi trombosit di area cedera dan pelepasan faktor-faktor yang memulai proses pembekuan. Ada dua jalur utama dalam sistem koagulasi:
Jalur Intrinsik – Terjadi saat darah mengalami kontak dengan kolagen di dinding pembuluh darah yang mengalami cedera. Jalur ini melibatkan aktivasi bertahap dari beberapa faktor pembekuan, yaitu:
- Faktor XII (Hageman factor)
- Faktor XI (Plasma thromboplastin antecedent)
- Faktor IX (Christmas factor)
- Faktor VIII (Antihemophilic globulin)
Jalur Ekstrinsik – Dipicu oleh cedera jaringan yang menyebabkan pelepasan tissue thromboplastin (faktor III) dari sel-sel yang rusak. Ketika faktor III bertemu dengan faktor VII (Stable factor), jalur ini diaktifkan.
Kedua jalur ini kemudian bertemu pada aktivasi faktor X (Stuart-Prower factor), yang akan mengubah prothrombin (faktor II) menjadi thrombin (faktor IIa).
Thrombin kemudian mengubah fibrinogen (faktor I) menjadi fibrin (faktor Ia), membentuk bekuan darah yang stabil dengan bantuan faktor XIII (Fibrin stabilizing factor).
Tujuan Coagulation Factor Assay
Tes ini bertujuan untuk:
- Mendeteksi defisiensi kongenital atau didapat dari faktor pembekuan darah.
- Mendiagnosis gangguan koagulasi seperti hemofilia A (defisiensi faktor VIII) dan hemofilia B (defisiensi faktor IX).
- Menilai fungsi pembekuan darah sebelum prosedur medis tertentu.
- Menentukan penyebab perdarahan abnormal atau trombosis.
Prosedur Pemeriksaan
- Persiapan: Pasien tidak perlu berpuasa sebelum tes. Jika memungkinkan, warfarin harus dihentikan selama 2 minggu dan heparin selama 2 hari sebelum pengambilan sampel, sesuai anjuran dokter.
- Pengambilan Sampel:
- Darah diambil menggunakan tabung koleksi dengan tutup biru muda (light blue-top).
- Sampel segera ditempatkan di es untuk menjaga stabilitas faktor pembekuan.
- Pasca Pemeriksaan:
- Tekan area pengambilan darah selama 3-5 menit untuk mencegah hematoma.
- Pasien diminta untuk mengawasi kemungkinan perdarahan di lokasi pengambilan darah.
Interpretasi Hasil Coagulation Factor Assay
Nilai Normal: 50%–150% dari referensi laboratorium untuk faktor spesifik.
Makna Hasil Abnormal:
- Faktor I (Fibrinogen): Defisiensi dapat terjadi akibat DIC, fibrinolisis, atau penyakit hati.
- Faktor II (Prothrombin): Defisiensi dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin K atau penyakit hati.
- Faktor VIII (Antihemophilic globulin): Peningkatan dapat terjadi pada penyakit jantung koroner, sementara penurunan terjadi pada hemofilia A dan von Willebrand’s disease.
- Faktor IX (Christmas factor): Defisiensi menyebabkan hemofilia B.
- Faktor X (Stuart-Prower factor): Penurunan dapat disebabkan oleh defisiensi kongenital atau penyakit hati.
- Faktor XIII (Fibrin stabilizing factor): Defisiensi dapat menyebabkan gangguan stabilitas fibrin, meningkatkan risiko perdarahan berlebihan.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tes
- Hemolisis darah saat pengambilan sampel dapat mempengaruhi hasil.
- Penggunaan obat antikoagulan seperti warfarin dan heparin dapat mengubah kadar faktor pembekuan.
Coagulation Factor Assay merupakan pemeriksaan penting untuk mendiagnosis gangguan pembekuan darah dan memastikan keseimbangan sistem koagulasi dalam tubuh.
Baca juga ; Mengenal Faktor-Faktor Koagulasi Darah: Komponen Penting dalam Proses Pembekuan Darah
Pemahaman tentang jalur pembekuan darah serta faktor yang mempengaruhi hasil tes sangat penting untuk menilai kondisi pasien secara akurat.
Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional kesehatan.***
Post a Comment