Mengenal Anti-SS-A (Ro) dan Anti-SS-B (La) Antibody: Uji Diagnostik untuk Sindrom Sjögren dan Penyakit Autoimun Lainnya
INFOLABMED.COM - Anti-SS-A (Ro) dan Anti-SS-B (La) adalah autoantibodi yang terbentuk terhadap partikel protein ribonukleat (RNA) dalam tubuh.
Kehadiran autoantibodi ini sering dikaitkan dengan sindrom Sjögren, suatu kelainan autoimun yang menyebabkan penurunan sekresi kelenjar eksokrin, sehingga mengakibatkan kekeringan pada mukosa dan konjungtiva.
Baca juga : Mengenal Kelenjar Getah Bening: Fungsi, Penyebab Pembengkakan, dan Penanganannya
Selain itu, autoantibodi ini juga ditemukan pada lupus eritematosus sistemik (SLE), skleroderma, dan penyakit jaringan ikat campuran.
Tujuan Pemeriksaan
Uji Anti-SS-A (Ro) dan Anti-SS-B (La) digunakan untuk membantu diagnosis banding berbagai penyakit autoimun, terutama:
- Sindrom Sjögren
- Lupus eritematosus sistemik (SLE)
- Skleroderma
- Lupus neonatal
- Lupus ANA-negatif
Nilai Normal
- Anti-SS-A (Ro): Negatif
- Anti-SS-B (La): Negatif
Interpretasi Hasil Abnormal
Jika hasil uji menunjukkan adanya antibodi Anti-SS-A (Ro) dan/atau Anti-SS-B (La), kemungkinan pasien mengalami kondisi berikut:
- Lupus ANA-negatif – Sebuah varian lupus yang tidak menunjukkan hasil positif pada uji antibodi antinuklear (ANA).
- Lupus neonatal – Kelainan autoimun pada bayi yang lahir dari ibu dengan lupus.
- Skleroderma – Penyakit autoimun yang menyebabkan pengerasan dan penebalan jaringan kulit.
- Sindrom Sjögren – Gangguan autoimun yang mempengaruhi kelenjar eksokrin dan menyebabkan kekeringan pada mata serta mulut.
Mekanisme Kerja Anti-SS-A (Ro) dan Anti-SS-B (La)
Autoantibodi Anti-SS-A (Ro) dan Anti-SS-B (La) menargetkan kompleks protein RNA dalam inti sel dan sitoplasma. Mekanisme ini berperan dalam gangguan sistem imun tubuh dengan beberapa implikasi:
- Interferensi dengan fungsi RNA-protein – Mengganggu transkripsi dan translasi seluler yang berdampak pada fungsi normal sel.
- Pemicu apoptosis abnormal – Memicu kematian sel yang berlebihan, menghasilkan peningkatan antigen yang dapat merangsang respons autoimun lebih lanjut.
- Induksi respons inflamasi kronis – Berkontribusi pada peradangan yang berkelanjutan, terutama pada jaringan eksokrin seperti kelenjar ludah dan air mata pada pasien sindrom Sjögren.
Prosedur Pemeriksaan
Sebelum Tes
- Pasien tidak perlu berpuasa sebelum menjalani tes.
- Petugas kesehatan akan menjelaskan tujuan pemeriksaan dan proses pengambilan sampel darah.
Selama Tes
- Sampel darah sebanyak 7 mL akan diambil menggunakan tabung koleksi dengan tutup merah.
- Petugas medis akan mengenakan sarung tangan selama prosedur pengambilan darah untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi.
Setelah Tes
- Tekanan akan diberikan pada area bekas suntikan untuk mencegah pendarahan lebih lanjut.
- Luka bekas venipuntur akan ditutup dengan perban dan dipantau untuk memastikan tidak terjadi perdarahan atau infeksi.
- Sampel darah diberi label dan segera dikirim ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut.
- Hasil abnormal akan dilaporkan kepada dokter yang menangani pasien untuk evaluasi lebih lanjut.
Peringatan Klinis
- Infeksi pada lokasi pengambilan darah dapat terjadi, terutama pada individu dengan sistem imun yang lemah.
- Pasien harus memantau tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, nyeri, keluarnya cairan dari bekas suntikan, atau demam, dan segera melaporkannya ke tenaga medis jika terjadi.
Pemeriksaan Anti-SS-A (Ro) dan Anti-SS-B (La) merupakan alat diagnostik penting dalam mendeteksi penyakit autoimun seperti sindrom Sjögren, lupus, dan skleroderma.
Baca juga : Mengenal Lebih Dekat Hormon Tiroid
Dengan memahami mekanisme kerja autoantibodi ini, dokter dapat memberikan diagnosis yang lebih akurat serta perawatan yang sesuai bagi pasien.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki gejala seperti mata dan mulut kering yang persisten, konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional kesehatan.***
Post a Comment