Mengenal Anti-Smooth Muscle Antibody Test (ASMA): Uji Diagnostik untuk Penyakit Hati
INFOLABMED.COM - Anti-Smooth Muscle Antibody Test (ASMA) merupakan pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi autoimun terhadap otot polos.
Anti-Smooth Muscle Antibody Test (ASMA) sering muncul pada hepatitis aktif kronis dan penyakit lain yang menyebabkan kerusakan hati.
Baca juga ; Aterosklerosis Penyebab Terjadinya Penyakit Jantung Koroner
Pemeriksaan Anti-Smooth Muscle Antibody Test (ASMA) berperan penting dalam diagnosis penyakit hati seperti sirosis bilier primer dan hepatitis aktif kronis.
Nilai Normal dan Interpretasi Hasil Abnormal
Nilai Normal:
- Negatif pada pengenceran 1:20
Kemungkinan Makna dari Nilai Abnormal: Jika kadar ASMA meningkat, kondisi berikut dapat dicurigai:
- Hepatitis virus akut
- Hepatitis aktif kronis
- Mononukleosis infeksius
- Asma intrinsik
- Keganasan
- Sirosis bilier primer
- Infeksi virus
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan
Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil Anti-Smooth Muscle Antibody Test (ASMA), antara lain:
- Hemolisis sampel darah
- Kehadiran antibodi antinuklear (ANA)
Prosedur Pemeriksaan ASMA
Sebelum Tes:
- Pasien tidak perlu berpuasa sebelum pemeriksaan.
- Petugas medis akan menjelaskan tujuan pemeriksaan dan kebutuhan pengambilan sampel darah.
Selama Prosedur:
- Sampel darah sebanyak 7 mL diambil menggunakan tabung koleksi dengan tutup merah.
- Petugas medis wajib menggunakan sarung tangan selama prosedur.
Setelah Tes:
- Tekanan diberikan pada area venipunktur untuk mencegah perdarahan.
- Sampel darah diberi label dan dikirim ke laboratorium.
- Hasil abnormal akan dilaporkan kepada penyedia layanan kesehatan utama.
Peringatan Klinis
- Pasien dengan defisiensi vitamin K akibat disfungsi hati dapat mengalami perdarahan berkepanjangan setelah venipunktur.
Baca juga : Struktur Pembuluh Darah
- Tes Anti-Smooth Muscle Antibody Test (ASMA) umumnya dilakukan bersamaan dengan tes Antimitochondrial Antibody (AMA) untuk menegakkan diagnosis penyakit hati autoimun.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk nasihat atau diagnosis medis, konsultasikan dengan profesional.***
Post a Comment