Helicobacter pylori IgG: Deteksi Dini Infeksi Bakteri Penyebab Penyakit Lambung
INFOLABMED.COM - Helicobacter pylori adalah bakteri yang menjadi penyebab utama berbagai penyakit gastrointestinal seperti tukak lambung, gastritis kronis, dan duodenitis.
Salah satu metode paling efektif untuk mendeteksi infeksi ini pada individu berusia di bawah 55 tahun adalah melalui tes serologi Helicobacter pylori IgG.
Tes ini merupakan alat skrining primer untuk mendiagnosis infeksi H. pylori yang belum diobati.
Baca juga : Pemeriksaan Mikroskopis Tinja
Menurut informasi dari laboratorium medis terpercaya, tes ini menggunakan metode enzyme immunoassay (ELISA) untuk mengidentifikasi keberadaan antibodi IgG spesifik terhadap bakteri tersebut.
Mengapa Tes Helicobacter pylori IgG Penting?
Infeksi H. pylori mempengaruhi sekitar 50% populasi dunia. Meskipun tidak semua individu menunjukkan gejala, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kanker lambung jika tidak ditangani dengan tepat.
Gejala awal infeksi meliputi nyeri perut, mual, dan muntah, yang biasanya muncul dalam dua minggu setelah infeksi.
Pada banyak kasus, infeksi ini bersifat kronis dan menyebabkan peradangan lambung yang berlangsung lama.
Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Metode Pengujian dan Spesimen yang Dibutuhkan
Untuk melakukan tes Helicobacter pylori IgG, spesimen serum atau plasma adalah yang paling sesuai.
Spesimen harus dikumpulkan menggunakan teknik laboratorium standar dan disimpan pada suhu tertentu untuk menjaga integritas sampel.
- Suhu Transportasi: Tidak boleh disimpan pada suhu ruangan; direkomendasikan disimpan di lemari pendingin (2-8°C) hingga 14 hari atau dibekukan pada -70°C untuk jangka waktu lebih lama.
- Spesimen yang Ditolak: Spesimen selain serum atau plasma tidak dapat digunakan.
Interpretasi Hasil Tes
Hasil tes Helicobacter pylori IgG dapat berupa "REACTIVE" atau "NONREACTIVE."
- REACTIVE: Menunjukkan adanya antibodi IgG spesifik terhadap H. pylori, tetapi tidak dapat membedakan antara infeksi aktif dan kolonisasi asimptomatik.
- NONREACTIVE: Tidak menjamin seseorang bebas dari infeksi, karena 2-7% pasien mungkin tidak memiliki antibodi IgG meskipun infeksi jelas ada.
Implikasi Klinis
Meskipun tes serologi IgG berguna untuk diagnosis awal, metode ini tidak direkomendasikan untuk pemantauan pasca-perawatan.
Untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan atau mendeteksi infeksi ulang, tes napas urea atau deteksi antigen dalam tinja lebih disarankan.
Prevalensi Global dan Faktor Risiko
Di negara maju, prevalensi infeksi H. pylori meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, ini bukan karena akuisisi progresif, melainkan efek kohort.
Sebagian besar individu terinfeksi saat masih anak-anak, dan infeksi tersebut cenderung bertahan seumur hidup.
Langkah Pencegahan dan Penanganan
Pengobatan infeksi H. pylori biasanya melibatkan kombinasi antibiotik dan obat penghambat asam lambung.
Baca juga : Gastritis: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Jika Anda mengalami gejala gastrointestinal yang persisten, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang Helicobacter pylori IgG dan peran tes serologi dalam diagnosis, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi kesehatan sistem pencernaan kita.***
Post a Comment