Inovasi Terbaru dalam Diagnosis Infeksi Gastrointestinal: Gastrointestinal Multiplex Real-time PCR Panel
INFOLABMED.COM - Dalam dunia medis modern, diagnosis cepat dan akurat terhadap penyakit infeksi gastrointestinal menjadi kunci penting dalam penanganan pasien.
Salah satu inovasi terbaru yang sedang mendapatkan perhatian adalah Gastrointestinal Multiplex Real-time PCR Panel, sebuah tes molekuler berbasis teknologi polymerase chain reaction (PCR) yang mampu mendeteksi 19 jenis patogen bakteri, virus, dan parasit secara simultan.
Tes ini dikembangkan oleh Public Health Microbiology Laboratory (PHML) dan telah diverifikasi sesuai dengan standar akreditasi internasional.
Baca juga ; Pemeriskaan Darah Samar (Occult Blood)
Tes ini dirancang untuk mendeteksi patogen seperti Salmonella species, Shigella/Enteroinvasive Escherichia coli, Shiga-toxin producing E. coli (STEC), hingga virus seperti Rotavirus dan Norovirus.
Dengan kemampuan deteksi yang luas, panel ini menjadi alat yang sangat berguna bagi tenaga medis untuk menangani kasus diare infeksius di lingkungan rawat inap maupun rawat jalan.
Apa Itu Gastrointestinal Multiplex Real-time PCR Panel?
Gastrointestinal Multiplex Real-time PCR Panel adalah tes molekuler yang memanfaatkan teknik amplifikasi asam nukleat untuk mendeteksi DNA atau RNA dari patogen gastrointestinal.
Metode ini menggunakan probe Taqman untuk mengidentifikasi keberadaan patogen dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Panel ini tidak hanya mendeteksi bakteri, tetapi juga virus dan parasit yang sering menjadi penyebab utama diare infeksius.
Menurut data validasi laboratorium, sensitivitas dan spesifisitas panel ini mencapai lebih dari 95% untuk banyak patogen, termasuk Clostridioides difficile toksigenik, Giardia lamblia, dan Cryptosporidium species. Ini membuatnya menjadi salah satu alat diagnostik paling andal saat ini.
Indikasi Penggunaan
Panel ini direkomendasikan untuk pasien dengan riwayat diare non-bentuk yang diduga disebabkan oleh agen bakteri, virus, atau parasit. Beberapa indikasi utama meliputi:
- Diare yang berlangsung lebih dari 7 hari.
- Gejala seperti demam, diare berdarah, disentri, nyeri perut parah, dehidrasi, atau kondisi imunokompromais.
- Pasien yang baru saja bepergian ke daerah endemik.
Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil negatif tidak sepenuhnya menyingkirkan kemungkinan infeksi pada pasien dengan probabilitas prates tinggi.
Oleh karena itu, interpretasi hasil harus selalu dilakukan dalam konteks klinis.
Batasan Pengujian
Meskipun memiliki banyak keunggulan, Gastrointestinal Multiplex Real-time PCR Panel memiliki beberapa batasan.
Pertama, tes ini hanya mendeteksi keberadaan DNA/RNA patogen, bukan viabilitasnya. Artinya, tes ini tidak dapat digunakan sebagai tes penyembuhan (test of cure).
Selain itu, panel ini hanya mencakup patogen yang terdaftar dalam daftarnya dan tidak mencakup semua agen infeksi potensial penyebab diare.
Spesimen yang Dibutuhkan
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, spesimen yang diperlukan adalah tinja non-bentuk yang dikumpulkan dalam media transportasi seperti Cary Blair atau Enteric Transport Media.
Spesimen harus disimpan dalam suhu dingin jika akan dikirim ke laboratorium dalam waktu 72 jam, atau dibekukan jika pengiriman memakan waktu lebih lama.
Manfaat Utama
- Kecepatan dan Akurasi: Hasil dapat diperoleh dalam waktu singkat, memungkinkan penanganan medis yang lebih cepat.
- Deteksi Multi-Patogen: Kemampuan mendeteksi berbagai jenis patogen dalam satu tes menghemat waktu dan biaya.
- Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Informasi yang diberikan membantu dokter dalam merencanakan pengobatan yang tepat, termasuk penggunaan antibiotik.
Gastrointestinal Multiplex Real-time PCR Panel adalah terobosan penting dalam diagnosis infeksi gastrointestinal.
Baca juga : Apa yang Dapat Tinja Anda Katakan tentang Kesehatan Anda? Analisis Makroskopis Tinja
Dengan kemampuan mendeteksi berbagai patogen secara cepat dan akurat, tes ini memberikan nilai tambah signifikan dalam pengelolaan pasien dengan gejala diare infeksius.
Namun, penting untuk selalu mempertimbangkan konteks klinis dan memahami batasan tes ini dalam praktik medis.***
Post a Comment