Pentingnya Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada Bayi Baru Lahir

Table of Contents

 

INFOLABMED.COM - Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah prosedur penting yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk mendeteksi adanya gangguan hormon tiroid sejak dini. 

Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid bayi tidak menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup, yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan permanen jika tidak segera ditangani.

Baca juga : Skrining Bayi Baru Lahir : Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)

Prosedur SHK dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tumit bayi pada usia 48 hingga 72 jam setelah kelahiran. 

Sampel ini kemudian diuji untuk mengetahui kadar hormon tiroid. 

Jika terdeteksi adanya kelainan, penanganan dini dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif pada tumbuh kembang bayi. (ayosehat.kemkes.go.id)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menggalakkan program SHK di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. 

Hingga akhir tahun 2023, sebanyak 1,2 juta bayi baru lahir telah menjalani skrining ini. 

Menteri Kesehatan mendorong agar jumlah tersebut terus meningkat demi memastikan kesehatan optimal bagi generasi mendatang. (kemkes.go.id)

Baca juga : Manfaat dan Proses Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Praktis untuk Peserta JKN

Orang tua disarankan untuk memastikan bayi mereka menjalani SHK sesuai jadwal yang ditetapkan. 

Deteksi dini melalui skrining ini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan memastikan bayi tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Dengan kesadaran dan partisipasi aktif dari orang tua serta dukungan dari tenaga kesehatan, diharapkan angka kejadian Hipotiroid Kongenital dapat diminimalkan, sehingga anak-anak Indonesia dapat memiliki masa depan yang lebih cerah dan sehat.***