Pola Serangan Cepat Virus Flu Singapura (HFMD) pada Balita: Dampak dan Pencegahan
INFOLABMED.COM - Jakarta – Pola serangan virus flu Singapura atau yang dikenal sebagai Hand Foot Mouth Disease (HFMD) pada anak-anak usia di bawah lima tahun (balita) menunjukkan karakteristik yang sangat cepat dan agresif.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Edi Hartoyo, menjelaskan dalam webinar pada Senin (28/10/2024) bahwa virus ini masuk melalui saluran pernapasan, kemudian menyebar ke usus dan bagian tubuh lain hanya dalam waktu 24 jam.
Edi menjelaskan bahwa HFMD menyebar dengan pola yang mirip dengan cacar air, yaitu cepat dan berpotensi menulari banyak anak dalam waktu singkat.
Baca juga : Pewarnaan Gram: Teknik Esensial dalam Identifikasi Bakteri
“Virus masuk lewat pernapasan, kemudian bergerak ke usus dan menyebar dalam waktu 24 jam seperti cacar air,” katanya.
Gejala dan Bahaya Infeksi HFMD
Virus HFMD, yang disebabkan oleh enterovirus, kerap menyerang anak-anak karena sistem imun mereka yang masih dalam tahap perkembangan.
Gejala awal biasanya muncul dalam bentuk demam tinggi hingga 39 derajat Celsius, diikuti dengan munculnya lepuhan di area tangan, kaki, dan mulut. Namun, gejala bisa berkembang menjadi lebih serius.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Edi Hartoyo, memperingatkan bahwa virus ini mampu menginfeksi susunan saraf pusat, jantung, dan kulit.
Baca juga : Sel Leukosit: Fungsi, Jenis, dan Peranannya dalam Kekebalan Tubuh
“Virus bisa infeksi susunan saraf pusat, jantung, dan kulit,” ujarnya, mengingatkan para orang tua agar lebih waspada terhadap gejala yang muncul pada anak-anak.
Risiko Meningitis dan Komplikasi Serius Lainnya
Salah satu bahaya utama dari virus HFMD adalah potensinya untuk menyerang otak, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis.
Balita yang terinfeksi sering mengalami nyeri hebat, bahkan gangguan kesadaran jika infeksi mencapai tingkat parah. Pada kasus berat, virus dapat menyebabkan anak menjadi apatis atau bahkan lumpuh sementara.
Edi Hartoyo menegaskan bahwa beberapa gejala HFMD yang perlu diwaspadai orang tua antara lain adalah demam tinggi, nyeri tubuh, sesak napas, hingga dada berdebar-debar.
Baca juga : Mengenal Penyakit Monkeypox (Cacar Monyet) dan Cara Pemeriksaannya
"Yang paling sering bisa demam, suhu bisa sampai 39 derajat Celsius. Dada bisa berdebar-debar, sesak, dan pada kasus serius dapat menyerang otak dan menyebabkan meningitis," jelasnya.
Tingkat Penularan yang Tinggi dan Pencegahan HFMD
Penyebaran HFMD tergolong sangat mudah terutama di lingkungan yang padat dan kurang sanitasi.
Anak-anak dapat tertular dengan mudah melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, melalui air liur, lendir hidung, dan cairan dari lepuhan yang muncul pada penderita.
Selain itu, HFMD juga dapat menyebar melalui permukaan benda-benda yang terkontaminasi virus.
Para ahli menyarankan beberapa langkah pencegahan bagi orang tua untuk mengurangi risiko penularan HFMD pada anak-anak mereka, di antaranya:
- Mengajarkan Kebersihan Tangan: Anak-anak sebaiknya diajarkan untuk mencuci tangan dengan sabun secara teratur, terutama setelah bermain di luar atau menggunakan toilet.
- Hindari Kontak dengan Penderita: Anak yang sedang sakit sebaiknya tidak dibawa ke tempat umum atau tempat penitipan anak untuk menghindari penularan kepada anak-anak lain.
- Mencuci Mainan dan Benda-Benda Pribadi: Bersihkan secara teratur mainan dan barang-barang yang sering disentuh oleh anak-anak untuk meminimalkan kemungkinan paparan virus.
- Perhatikan Kebersihan Udara di Rumah: Ventilasi yang baik dapat membantu mengurangi konsentrasi virus di udara.
Penanganan dan Perawatan Anak Terpapar HFMD
Meskipun saat ini belum ada obat spesifik untuk HFMD, penanganan dapat dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul pada anak.
Jika anak mengalami demam tinggi, pemberian obat penurun demam yang aman untuk balita dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
Selain itu, perbanyak istirahat dan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi pada anak yang terinfeksi.
Jika anak menunjukkan gejala komplikasi serius, seperti perubahan perilaku, nyeri hebat, atau gangguan pernapasan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Penanganan medis lanjutan sangat penting terutama jika terdapat indikasi bahwa virus telah menyerang sistem saraf pusat atau organ vital lainnya.
Pandemi dan Peningkatan Kasus HFMD di Indonesia
Virus HFMD mengalami peningkatan kasus yang signifikan di beberapa wilayah Indonesia selama beberapa tahun terakhir, terutama pada musim hujan.
Kebersihan lingkungan dan kondisi imun masyarakat yang menurun dinilai menjadi faktor pendukung penyebaran virus ini.
Menurut Edi, perhatian lebih perlu diberikan terhadap kelompok usia balita karena mereka sangat rentan terhadap virus ini.
Pemerintah diharapkan juga dapat melakukan edukasi yang lebih masif dan rutin tentang bahaya HFMD serta langkah-langkah pencegahan yang efektif, khususnya di lingkungan pendidikan usia dini.
Peran Orang Tua dalam Melindungi Anak dari HFMD
Selain menjaga kebersihan lingkungan rumah, orang tua juga perlu memberikan pemahaman dasar kepada anak tentang pentingnya kebersihan, terutama kebersihan tangan.
Menjaga pola makan sehat dan seimbang juga membantu meningkatkan kekebalan tubuh anak, sehingga tubuh lebih mampu melawan berbagai infeksi virus.
Edi Hartoyo menyarankan agar orang tua lebih memperhatikan kesehatan anak-anaknya, terutama jika menunjukkan gejala awal yang mencurigakan.
“Orang tua harus segera berkonsultasi dengan dokter jika anak menunjukkan gejala seperti demam tinggi dan bintik merah di tangan atau kaki,” tambahnya.
Sebagai orang tua, memantau setiap perubahan yang terjadi pada tubuh anak, mulai dari demam hingga gejala lainnya yang berhubungan dengan HFMD, merupakan langkah penting untuk memastikan penanganan lebih dini.
Flu Singapura atau HFMD menjadi ancaman nyata bagi kesehatan balita di Indonesia.
Penyebarannya yang cepat melalui pernapasan dan kemampuan untuk menyerang organ vital seperti saraf pusat, jantung, dan kulit menjadikan virus ini perlu diwaspadai, terutama bagi orang tua yang memiliki anak di bawah usia lima tahun.
Melalui edukasi yang tepat, perhatian terhadap kebersihan, dan langkah pencegahan yang konsisten, diharapkan angka infeksi HFMD dapat ditekan.***
Post a Comment