Cairan Serebrospinal Mungkin Dapat Mengidentifikasi Tumor Otak Agresif pada Anak

Cairan Serebrospinal Mungkin Dapat Mengidentifikasi Tumor Otak Agresif pada Anak. Dimungkinkan untuk mengidentifikasi keberadaan tumor otak agresif pada anak-anak dengan mempelajari cairan serebrospinal mereka, menurut penelitian baru yang dipimpin oleh para peneliti di Johns Hopkins Kimmel Cancer Center dan dijelaskan dalam berita yang telah dirilis.


	Ilustrasi tumor otak(SHUTTERSTOCK/SFAM_PHOTO)

Membandingkan sampel cairan serebrospinal dari 40 pasien dengan medulloblastoma - tumor otak ganas paling umum pada anak-anak, terhitung 10% sampai 15% dari tumor sistem saraf pusat pediatrik - dan dari 11 anak sehat tanpa penyakit, peneliti mengidentifikasi 110 gen, 10 jenis RNA - mesin yang menerjemahkan protein - disebut RNA melingkar, 14 lipid dan beberapa metabolit yang diekspresikan secara berbeda antara kedua kelompok. Sementara rincian ini tidak cukup spesifik untuk membedakan antara empat subtipe medulloblastoma, mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan kanker versus cairan normal.

Deskripsi penelitian itu diterbitkan dalam sebuah jurnal yaitu Acta Neuropathologica Communications.

“Kami percaya ini adalah analisis molekuler terintegrasi pertama yang komprehensif dari cairan serebrospinal pada pasien medulloblastoma,” menurut peneliti studi senior Ranjan Perera, PhD, Direktur Pusat Biologi RNA di Rumah Sakit Semua Anak Johns Hopkins (JHACH) di St. Petersburg , Florida. Perera juga seorang ilmuwan senior di JHACH Cancer & Blood Disorders Institute dan profesor onkologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins. Dia memiliki afiliasi sekunder dengan JHACH Institute for Fundamental Biomedical Research.

“Penelitian kami memberikan bukti prinsip bahwa ketiga pendekatan molekuler – mempelajari RNA, lipid, dan metabolit – dapat berhasil diterapkan pada sampel cairan serebrospinal, tidak hanya untuk membedakan pasien medulloblastoma dari mereka yang tidak memiliki penyakit, tetapi juga untuk memberikan wawasan baru tentang patobiologi. penyakit ini, ”tambah Perera.

Diagnosis saat ini didasarkan pada penilaian klinis, pencitraan, dan biopsi dari jaringan tumor. Ada kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk tes diagnostik untuk mendeteksi penyakit secara sensitif selama presentasi awal dan terutama selama kekambuhan karena kekambuhan tidak selalu terlihat pada pencitraan resonansi magnetik (MRI), kata Perera.

Biopsi cair — analisis molekuler biofluida — adalah metode invasif minimal yang menjanjikan deteksi dan pemantauan penyakit dengan mengukur sel tumor yang bersirkulasi, DNA, RNA atau zat lain dalam urin, cairan serebrospinal, dan sampel darah. Karena cairan serebrospinal membasahi otak dan sumsum tulang belakang, itu dianggap sebagai cara untuk menyediakan jendela bagi tumor yang muncul di sistem saraf pusat dan menyebar dalam cairan, kata Perera.

Selama penelitian, Perera dan rekannya menggunakan teknik laboratorium pengurutan gen, metabolisme dan profil lipid untuk mengetahui perbedaan RNA, metabolit, dan lipid dalam sampel cairan serebrospinal dari pasien dengan medulloblastoma dan kontrol yang sehat. Pasien dengan medulloblastoma ditemukan memiliki metabolisme RNA unik dan lanskap lipid dalam cairan mereka yang mungkin membantu untuk diagnosis dan pemantauan, dan yang mencerminkan perubahan biologis yang konsisten dengan adanya medulloblastoma di sistem saraf pusat, kata Perera. Profil metabolit dan lipid keduanya mengandung indikator hipoksia tumor - suatu kondisi di mana sel-sel tumor kekurangan oksigen.

Lebih banyak penelitian pada populasi pasien yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan, kata Perera. Analisis tersebut memberikan beberapa biomarker yang dapat dipelajari lebih lanjut. (Sumber : MLO Online)

KLIK

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.