Pembiakan Virus Pada Hewan Percobaan
Table of Contents
Pembiakan Virus Pada Hewan Percobaan. Pada tahun-tahun awal penelian terhadap virus, penggunaan binatang/hewan percibaan harus dilakukan untuk dapat mengenali virus dan hasil-hasil kuantitatif serta pemeriksaan cepat, seringkali sulit dilakukan dalam identifiaksi virus. Misalnya, pada penelitian poliomyelitis terbatas hanya dilakukan melalui inokulasi monyet/kera. Berbeda dengan saat ini, banyak virus telah dapat dibiakkan dalam biakan jaringan atau dalam telur berembrio dengan keadaan lingkungan yang dapat dikendalikan secara ketat. Walaupun demikian pertumbuhan virus pada hewan percobaan masih tetap digunakan untuk isolasi primer virus tertentu dan untuk penelitian patogenesis virus dan onkogenesis virus.
Pembiakan Virus Pada Hewan Percobaan |
Pembiakan Virus Pada Hewan Percobaan
Ada beberapa yang harus diperhatikan pada proses pembiakan virus pada hewan percobaan, diantaranya yaitu jenis hewan percobaan, umur, jenis kelamin serta cara penyintikannya akan berbeda-beda tergantung dari jenis virus yang akan di biakkan. Sebagai contoh dapat di lihat dibawah ini ;
Virus Polio
Pada virus polio hewan yang digunakan adalah Kera. Untuk cara penyintikan virus polio pada kera adalah sebagai berikut :
- Secara intra cerebral (kedalam otak)
- Secara intra spinal (ke dalam sumsum tulang belakang)
- Secara intra nasal (diteteskan ke dalam hidung)
- Secara intra muscular (disuntikan kedalam otot paha)
Dalam waktu dua minggu setelah penyuntikan, maka kera akan mengalami kelumpuhan. Ini membuktikan bahwa tinja penderita mengandung virus polio.
Virus Rabies
Pada virus rabies dapat digunakan pada hewan percobaan yaitu tikus putih dewasa. Tikus dewasa disuntik secara intra cerebral. Pada waktu 1 sampai 2 minggu, tikus putih tersebut akan sakit, bulunya mengalami kerontokan dan kemudian tikus tersebut akan mati.
Virus Dengue (Penyebab Demam Berdarah)
Pada virus dengue, dapat digunakan pada hewan percobaan yaitu bayi tikus putih yang berumur 1-3 hari. Bayi tikus putih tersebut disuntik secara intra cerebral dan subcutan darah yang akan diperiksa. Setelah 7-10 hari tikus akan mengalami kejang-kejang atau lemas dan kemudian mati, maka darah tadi mengandung virus dengue.
Virus Q Fever
Pada virus Q Fever, dapat digunakan pada hewan percobaan yaitu marmot jantan. Marmot jantan ini akan disuntik secara intra peritoneal, dengan sputum, darah atau urine. Setelah 1-2 munggu, periksa scrotumnya (kantung kelamin). Bila bahan pemeriksaan tersebut mengandung virus Q Fever, maka scrotum marmot akan membengkak dan merah, serta di dalamnya akan penuh cairan yang mengandung virus penyebab Q fever tersebut.
Sumber : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1989. Virologi Umum ; Buku Pegangan Untuk Sekolah Menengah Analis Kesehatan. Depkes RI : Jakarta.
Dapatkan buku "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Ahli Teknologi Laboratorium Medik". Disusun oleh Gilang Nugraha, S.Si., M.Si, dkk. Pembelian Buku / Order via WA https://wa.me/6285862486502. Info selengkapnya tentang buku bisa dilihat disini : JUAL BUKU "Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik Untuk Mahasiswa Ahli Teknologi Laboratorium Medik" torium Medik"
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website infolabmed.com. Jika Anda mengutip dan atau mengambil keseluruhan artikel dalam websit ini, mohon untuk selalu mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang telah Anda buat. Kerjasama/media partner : laboratorium.medik@gmail.com.
Baca juga :
- Uji Kelompok Enterovirus (Serum) - Seri Pemeriksaan Laboratorium Klinik
- Composite Bacterial Infection Index - Seri Edukasi Teknologi Laboratorium Medik