Uji Absorpsi antibodi treponema fluoresen (Fluorecent treponemal antibody absorption, FTA-ABS) (Serum)


Uji absorpsi antibodi treponema fluoresen (FTA-ABS) menggunakan organisme treponema untuk memproduksi dan mendeteksi antibodi ini. Uji ini sangat sensitif, spesifik dan andal untuk mendiagnosis semua tahapan penyakit sifilis. Pengujian ini lebih sensitif dibandingkan uji VDRL dan rapid plasma reagin (RPR).


Uji FTA-ABS ini digunakan untuk memastikan atau menyingkirkan uji serologi positif keliru terhadap penyakit sifilis. Kelemahan uji ini adalah tahapan dan aktivitas penyakit tidak dapat di identifikasi, keefektifan terapi tidak dapat diukur, dan uji untuk sifilis tetap menunjukkan temuan yang positif, walaupun sudah dilangsungkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama, bahkan tetap ditemukan hasil yang positif. 

Tujuan
  • Untuk membantu mendiagnosis sifilis.

Nilai Rujukkan
DEWASA : Tidak reaktif (negatif)
ANAK: Tidak reaktif (negatif)

Prosedur 
  • Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Cegah terjadinya hemolisis.
  • Tidak ada pembatasan asupan makanan ataupun minuman.
  • Uji untuk batas tepi nilai FTA-ABS harus diulang.
Masalah klinis
REAKTIF: Sifilis primer dan sekunder. Temuan Positif Palsu (Jarang): Lupus eritrmatosus, kehamilan, dan herpes genital.

Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium
Pengobatan medis tidak dapat menyingkirkan antibodi treponema. Temuan uji ini mungkin akan tetap positif setelah pengobatan diberikan.

IMPLIKASI KEPERAWATAN DAN RASIONAL
  • Tunjukkan sikap mendukung pada klien dan keluarganya. Jaga kerahasiaan percakapan dan informasi yang didapat, kecuali untuk keperluan hukum.
  • Anjurkan klien mengajak pasangan hidupnya meminta bantuan medis bila temuan uji positif.
  • Periksa temuan uji serologi yang lain untuk sifilis. Temuan VDRL yang positif mungkin saja positif keliru akibat penyakit akut atau kronis yang diderita klien. Uji FTA-ABS memang andal untuk menentukan sifilis karena memberikan temuan yang akurat; namun, banyak laboratorium yang harus mengirim sampel darahnya ke laboratorium luar untuk uji ini. Tanyakan klien apakah ia pernah menerima pengobatan sifilis (penisilin, eritromisin) selama berbulan - bulan atau beberapa tahun, atau bahkan selama hidup klien.
  • Kaji klien untuk menemukan tanda gejala sifilis. Tahapan primernya dimulai dengan kemunculan papula kecil yang berisi cairan, yang kemudian pecah, membesar dan menjadi ulkus yang tidak nyeri. Pada sifilis sekunder, ruam yang merata (makular dan papular) akan muncul dan ditemukan terutama di tangan, telapak tangan, telapak kaki dan wajah.
Baca juga :

PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.

Sumber : 
  1. LeFever Ke, J. (2002). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik ; Edisi 6. Hal : 199 -  200. Cetakan 2017. EGC ; Jakarta

DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments