Quality Control | Apa itu Quality Control?


Quality control adalah prosedur manajerial untuk menyesuaikan  tahapan-tahapan dari proses pemerikaaan laboratorium (analitik) untuk memenuhi standar/spesifikasi tertentu yaitu akurasi dan presisi. Data hasil pemeriksaan bahan kontrol dianalisis secara statistik dan dipantau untuk menilai keandalan pemeriksaan. Setiap test yg dikerjakan di laboratorium harus melakukan pengerjaan bahan kontrol sehingga akurasi dan presisi setiap test dapat dipantau dan dijamin validasinya. 



Laboratorium dapat menentukan jumlah, jenis, dan frekuensi dalam pengerjaan kontrol. Jika kontrol tidak ada, laboratorium harus mempunyai mekanisme alternatif untuk deteksi cepat kesalahan proses analisis. Memantau proses pemeriksaan menggunakan teknik statistik (statistical quality control) untuk mendeteksi, meminimalisasi, mencegah, memperbaiki penyimpangan yang terjadi selama proses analisis berlangsung. Statistical quality contol (SQC) berguna untuk memantau perubahan yang terjadi pada alat, reagen, kalibrator, dan prosedur kerja.


Quality control meliputi :
1. QC reagen : verifikasi reagen
2. QC instrumen : pengecekan fungsi instrumen, prosedur pemeliharaan instrumen

Proses quality control :
1. QC harian :         QC Internal
                                         |
 Sampel pasien.  --  Analisis.    --   Hasil pasien
                                         |                         |
                            QC Eksternal.    Diagnosa/treatment
2. QC periodik : Harus lebih diperhatikan (3bl, 6bl, dst)

Program quality control yang baik
  1. Memantau kinerja pemeriksaan (metode, reagen, instrumen, alat lab, SDM) tolok ukur = akurasi dan presisi.
  2. Mengidentifikasi masalah pemeriksaan
  3. Menilai keandalan hasil pemeriksaan

Tujuan merencanakan prosedur QC :
  1. Dapat menjamin mutu pemeriksaan dengan biaya minimal
  2. Prosedur QC dirancang atas dasar mutu yang diinginkan dari setiap metode pemeriksaan
  3. Menggunakan program QC validator dapat direncanakan 'control rules', jumlah pengukuran bahan kontrol (N), kemampuan mendeteksi kesalahan dan derajat penolakan palsu suatu metode pemeriksaan

Prosedur QC yang tepat dan penerapan yang benar sangat dibutuhkan untuk :
  1. Memaksimalkan kualitas
  2. Memudahkan interpretasi hasil kontrol
  3. Mempercepat pengerjaan sampel pasien dengan proses analisa yang lebih efisien

Prosedur QC yang tepat dan penerapannya yang benar meliputi :
  1. Perhitungan yang tepat untuk mendapatkan nilai x (mean) dan standar deviasi (SD)
  2. Membuat batas kontrol yang tepat
  3. Menggunakan aturan kontrol yang tepat sehingga dapat mendeteksi setiap sinyal-sinyal "out of control" yang mewakili masalah yang sesungguhnya
  4. Kebutuhan terhadap frekuensi pengukuran bahan kontrol dengan hasil yang tepat


Jenis QC di laboratorium
  1. Control limit : digunakan untuk menilai suatu prosedur pemeriksaan in control atau out control. Batasan kontrol dihitung dari nilai rata-rata dan standar deviasi dari hasil pengukuran kontrol. Perhatikan data sebelumnya untuk mengetahui akurasi
  2. Control chart : metode grafik untuk menampilkan hasl kontrol dan mengevaluasi apakah suatu prosedur pemeriksaan in control atau out control
  3. Control rule : suatu ukuran/standar untuk memberikan keputusan terhadap perjalanan suatu pemeriksaan apakah in control atau out control

Tipe kesalahan yang ditemukan selama proses pemeriksaan :
1. Kesalahan acak/random eror
    Penyebab : a. Penanganan reagen, kalibrator, dan control tidak konsisten
                       b. Fluktuasi dalam temperatur
                       c. Fluktuasi dalam volume
                       d. Fluktuasi listrik
                       e. Perawatan instrumen tidak konsisten
                       f. Kondisi lingkungan kerja tidak konsisten
                       g. Penyimpanan yang tidak tepat dari reagen dan kalibrator
  Penyelesaian : bahan kontrol dikerjakan ulang menggunakan reagen yang sama
2. Kesalahan sistemik/systematic eror
     Penyebab : a. Perubahan no.lot reagen, no.lot kalibrator
                         b. Perubahan kalibrasi
                         c. Perubahan terhadap instrumen
  Penyelesaian : diidentifikasi penyebabnya diperbaiki sesuai penyebab yang ditemukan

Penyimpangan QC harian umumnya terjadi pada keadaan sbb :
1. Perubahan no.lot/batch reagen dan kalibrator/standar
2. Setelah melakukan perawatan besar pada alat

Kesimpulan :
  1. Tetapkan sasaran mutu/nilai target QC
  2. Pilih bahan kontrol yang benar
  3. Tetapkan level kontrol yang akan dikerjakan
  4. Tetapkan frekuensi kerja kontrol
  5. Tetapkan rules QC yang digunakan
  6. Analisa dan kenali kesalahan QC yang dapat terjadi
  7. Kendalikan hal-hal yang mempengaruhi QC (mutu reagen, mutu alat, kualitas SDM, prosedur dan kesinambungan supply)      
Note :
  • Akurasi (ketepatan) -> menyatakan kesesuaian hasil pemeriksaan dengan nilai benar (actual value). Secara kuantitatif disebut inakurasi yang dihitung sebagai perbedaan nilai rata-rata pemeriksaan replikat (berulang-ulang) dengan nilai benar.
  • Presisi (ketelitian) -> kesesuaian antara hasil-hasil pada pemeriksaan berulang. Secara kuantitatif disebut impresisi yaitu penyimpangan dari hasil pemeriksaan terhadap nilai rata-rata
  • QC di ibaratkan seperti "alarm asap" yang mendeteksi secara cepat adanya asap sebelum kebakaran menjadi lebih besar.
Baca juga : 
PENTING : Terimakasih sudah berkunjung ke website Kami. Untuk yang mengambil artikel dari website Kami, dimohon untuk mencantumkan sumber pada tulisan / artikel yang Anda muat. Terimakasih atas kunjungannya.
  
Sumber :
  1. Resmiaty, T. (2016). Cara Sederhana Mengenali & Mengaplikasikan Sistem QC. Jakarta : Seminar Ilmiah Berkesinambungan DPC JAKTIM
"Kontributor Artikel Oleh Putri Anggarawati"


DONASI VIA DANA ke 085862486502 Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda ini akan digunakan untuk memperpanjang domain www.infolabmed.com. Donasi klik Love atau dapat secara langsung via Dana melalui : 085862486502. Terima kasih.

Post a Comment

0 Comments